;delapanbelas

2.3K 447 54
                                    

Sudah hampir 1 minggu Kaluna dan Kenzie sama sama menjaga jarak. Entah siapa yang memulai, tapi Kaluna sadar bahwa Kenzie benar benar menjauhi dirinya. Kaluna bahkan bisa merasakan bahwa Kenzie sedang membangun tembok besar di antara mereka. Setiap Kaluna bertemu dengan Kenzie di kantor, bayangan tentang Kenzie kecil selalu terlintas di otaknya. Dia baru mengingatnya. Kenzie benar benar teman masa kecilnya dulu. Wajahnya hampir tidak berubah, tapi bagaimana bisa dirinya tidak mengingat Kenzie? Matanya masih sama, senyumnya, semua masih sama. Hanya badan Kenzie yang menjadi lebih besar. 

Kaluna terus merutuki dirinya sendiri jika mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Apa dia sudah keterlaluan selama ini? Apa iya Kenzie menyukai dirinya? Tapi Kenzie tidak pernah mengatakan secara gamblang bahwa dirinya menyukai Kaluna. 

"Ibu Kaluna?" Ucap sekretarisnya yang menyadarkan Kaluna dari lamunannya sendiri. Saat ini Kaluna sedang berada di ruang rapat dan secara tiba-tiba Kaluna kehilangan fokus saat Kenzie memasuki ruang rapat. 

"Ibu Kaluna sakit?" Bisik sekretarisnya tadi. 

Kaluna menggeleng lemah sambil sedikit tersenyum lalu memejamkan matanya sedikit lama untuk mengembalikan fokusnya. Ini bukan saatnya dirinya memikirkan Kenzie. Hal yang dilakukan Kaluna tersebut juga tak luput dari pandangan Kenzie. 

***

Mungkin ini hanya perasaan Kaluna saja, tapi hari ini terasa begitu lama. Kepalanya berat, badannya terasa remuk, dan lagi dia juga belum makan siang. Badanya semakin lemas saat berdiri dan mengingat bahwa dia harus berjalan hingga lobby untuk menemui supirnya. 

Hari ini sepertinya tidak berpihak pada wanita berusia 27 tahun itu, saat dirinya sedang menyandarkan punggungnya di dalam lift, pintu terbuka di lantai 17. Lantai dimana ruangan Kenzie berada. Dan di sana lah Kenzie sedang terdiam saat tau bahwa Kaluna sedang berada di dalam lift itu. Bukannya segera masuk, Kenzie malah membiarkan pintu lift itu tertutup kembali. Kenzie lebih memilih untuk naik lift lain daripada harus berada di lift yang sama dengan Kaluna. Bukan karena apa, dia hanya tidak ingin terlibat terlalu jauh lagi dengan wanita itu. 

Kejadian tadi semakin membuat Kaluna yakin bahwa Kenzie sedang menjauhi dirinya. 

Kaki Kaluna berjalan sedikiti gontai saat berada di lobby, mukanya sudah sangat pucat dan itu mengundang beberapa atensi dari karyawan yang masih berada di lobby hotel. Karena kakinya yang sejak tadi terasa sakit dan badannya yang terasa lemas, tiba tiba saja terjatuh hingga semua mata kini tertuju padanya. Banyak karyawan yang berusaha untuk membantu Kaluna termasuk sopirnya yang sudah berdiri menanti kedatangan Kaluna. 

"Nyonya gak papa?" Tanyanya berusaha membantu Kaluna untuk berdiri. Dapat dipastikan kaki Kaluna terkilir sekarang, karena dilihat dari posisi kakinya sekarang sudah sangat buruk. 

Kaluna terus merintih kesakitan saat dirinya mencoba untuk berdiri. Ini benar benar buruk, bahkan untuk berdiri dengan satu kaki pun Kaluna sudah tidak sanggup. Terlebih lagi, saat melihat Kenzie yang hanya melewati dirinya begitu saja. Bahkan dia tidak menoleh sedikitpun. Kaluna yang terkenal dengan kesan dingin dan tangguh itu sekarang sedang menahan tangisnya, karena badan dan hatinya terasa hancur disaat yang bersamaan. 

Oh gini, rasanya gak dipeduliin? Batin Kaluna dengan air mata yang sudah mulai naik ke atas permukaan matanya. 

Gak. Kaluna tidak mau diperlakukan seperti ini oleh Kenzie. Dia tidak ingin ditinggal Kenzie. Dia butuh Kenzie di hidupnya. Banyak hal yang Kaluna sukai semenjak Kenzie hadir di hidupnya. 

"Kenzie!" Teriak Kaluna di tengah lobby hotel yang suasananya cukup ramai. 

Laki laki dengan kemeja berwarna biru laut itu menghentikan langkahnya. Mencoba menimang, apakah dia harus berbalik atau tidak. Dia sangat tau suara yang memanggilnya itu. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Kenzie berbalik badan, mencoba melihat Kaluna yang sekarang sedang terduduk di lantai sambil melihat ke arahnya dengan mata yang berkaca kaca. 

Tak menunggu kalimat selanjutnya, karena Kenzie tau kenapa Kaluna memanggil namanya dengan begitu kencang di depan banyak orang seperti ini, akhirnya laki laki itu berjalan mendekati Kaluna. 

"Jahat banget cuma lewat doang." Ucap Kaluna saat Kenzie sudah ada di hadapannya. 

Kenzie langsung berinisiatif untuk menggendong Kaluna saat dilihatnya kaki Kaluna seperti terkilir. Tak memperdulikan setiap pandangan orang di sana, dan tanpa meminta persetujuan Kaluna. Dia hanya ingin segera menyelesaikan ini semua. 

Saat masuk ke dalam mobil Kenzie, Kaluna sadar tentang satu hal. Wangi parfum Gwen ada di dalam monsky. Apa mungkin mereka berangkat bersama tadi? Memang kantor Gwen tidak jauh dari Hotel Diomara. Dan setau Kaluna arah kosan Kenzie dan apartemen Gwen juga searah. 

Dengan gerakan cepat, Kaluna mengambil parfumnya di dalam tas dan menyemprotkan menyeluruh ke dalam mobil Kenzie. Pemilik monsky pun tak banyak berkomentar dia hanya diam dan malas berbicara dengan Kaluna. 

Selama perjalan ke rumah Kaluna pun mereka berdua hanya diam. Kaluna ingin memulainya kembali, tapi dia sangat takut jika Kenzie sudah dalam mode seperti ini. 

Bahkan saat Kenzie masuk ke dalam rumahnya dan menggunakan sepatunya saja, Kaluna diam tidak mengomel. Padahal dia sangat benci bukan, jika ada orang yang masuk ke dalam rumahnya secara sembarangan tanpa membersihkan badan. 

Badan Kaluna di rebahkan secara perlahan di atas kasur empuknya, dan Kenzie hendak meninggalkan rumah itu segera. Tapi bukan Kaluna jika dia membiarkan Kenzie pergi begitu saja. 

"Kalo gak ikhlas tuh ngomong." Ucap Kaluna dengan ketus. 

Kaluna's type. 

"Minimal kamu bilang makasih sama saya." Ucap Kenzie tak kalah ketus. 

Kaluna diam. Kenzie sangat menakutkan jika saat mode dominan seperti sekarang. 

"Saya minta maaf." Ucap Kaluna lirih sambil menundukkan kepalanya saat Kenzie hendak keluar dari kamarnya. 

Kenzie jelas menghentikan gerakannya, membiarkan Kaluna melanjutkan kalimatnya.

"Saya emang keterlaluan." 

"Kamu minta maaf untuk yang mana?" Jawab Kenzie dingin lalu menyilangkan kedua lengannya di depan dada. "Minta maaf karena gak pernah mengenal saya, seenaknya ngatur ngatur hidup saya atau udah maki-maki saya tempo hari?" 

Dada Kaluna terasa sesak ternyata dia meninggalkan bekas itu di hati Kenzie. Ucapannya tempo hari ternyata begitu menyakiti laki-laki di depannya ini. Dengan sekuat tenaga, Kaluna mencoba berdiri dari ranjangnya, mencoba mendekati Kenzie yang sudah hampir berada di tengah pintu kamarnya. 

"Semua." Jawab Kaluna dengan tertatih. 

Tangannya lalu merogoh saku blazer yang sedang ia gunakan, mengeluarkan satu benda yang sangat familiar bagi keduanya. Karena Kaluna masih lemah jika harus berdiri dengan menggunakan satu kaki sebagai tumpuan, Kaluna menggantungkan tangannya di atas pundak tegap Kenzie. Selanjutnya tangannya yang lain menempelkan plester bergambar dinosaurus yang selalu dia miliki ke dada Kenzie. Matanya lalu menatap laki laki di hadapannya ini. 

"Saya gak yakin ini bisa ngobatin kamu atau enggak. Tapi saya berharap ini masih berlaku." Ucap Kaluna menatap dalam ke mata Kenzie. 

***

Mohon maap pemirsah ini dikit banget hehe tapi diusahain buat update cepet. Jangan lupa feedbacknya beb :*

Pemeran Utama | Jeno Lee x Karina YooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang