CHAPTER 02

3.4K 380 5
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

Pete mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum matanya terbuka sepenuhnya, ku pandangi beberapa kali ruangan tempatnya menginjakkan kaki. Sebelum mengumpulkan semua ingatannya, Pete melihat badannya yang masih memakai baju toga dan di depannya ada sertifikat dan penghargaan sebagai penamatan mahasiswa terbaik.

Ia mengingat jika dirinya masuk ke perpustakaan sesudah dirinya menggelar S1 jurusan Fisika Murni, Pete kaget saat mendapati dirinya berada di Perpustakaan besar itu.

Pete dengan terburu-buru memasukkan barang-barangnya kedalam paper bag miliknya, setelah itu pergi dari perpustakaan. Pete menatap langit diatasnya yang sudah mulai malam, Pete benar-benar tak habis pikir dengan dirinya yang selalu kecanduan dengan buku hingga dia selalu jatuh tertidur didalam perpustakaan besar itu.

Pete melangkahkan kakinya berjalan seraya berlari kecil di koridor fakultasnya yang saat ini sepi dan cukup gelap. Bahkan dirinya tak melihat satu pun orang kecuali dirinya sendiri.

Namun tidak tahu kenapa tiba-tiba perasannya mulai aneh, Pete merasakan jika ada seseorang yang mengawasinya. Ia merasakan jika ada seseorang yang mengikutinya dari belakang, Pete refleks menoleh kebelakang dan tidak ada siapa-siapa.

𝘒𝘰𝘴𝘰𝘯𝘨...

Tak berselang lama Pete mendengar suara langkah kaki seseorang yang mengarah padanya, membuat tubuh Pete gemetar ingin lari sekarang juga.

Tanpa membuang waktu ia langsung berlari menghindari sosok aura itu, sosok aura gelap yang hendak mengikutinya.

Langkah kaki Pete terhenti saat berada di depan kelas musik, Pete langsung masuk dan menutupnya lalu bersandar di belakangnya. Nafasnya memburu ketakutan.

𝗧𝗼𝗸...!

𝗧𝗼𝗸...!

𝗧𝗼𝗸...!

Dengan memberanikan diri untuk membuka pintu itu, bagaimana pun dirinya adalah seorang pria.

CEKLEK...

𝘒𝘰𝘴𝘰𝘯𝘨...

Tidak ada seorang pun yang didepan pintu itu, namun....

"Hmmmppppp...." Seseorang telah membekap mulutnya dan menyeretnya entah kenapa, Pete diberikan obat bius hingga dirinya jatuh lunglai dan di seret pergi dari area kampusnya.

.

.

.

Ternyata malam ini bukanlah malam yang baik...

BRAKKK...!!!

"Kurang ajar kau Pete...!!!"

BUGHH...!!

"Akkhhh..!!!"

Pete ditarik dan dipukul bringas oleh ibu tirinya, tubuhnya yang kecil dan ringkih tidak mampu membalas perbuatan itu karna dirinya sangat lemah. Perutnya sakit bahkan mulutnya mengeluarkan darah.

Bahkan dirinya masih belum membuka baju toganya sendiri.

BUGGHH..!!!!

SREKKK...!!!

CTTASSSS...!!!

Wanita paruh baya itu terus saja memukuli Pete dengan begitu kuat, sayatan demi sayatan ia berikan pada Pete dengan kejam tanpa memandang status. Ia benar-benar membenci anak itu.

Love In SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang