Happy Reading
.
.
.
.
Big sedang membaca buku-buku kehamilan di kamarnya dengan begitu damai, sesekali ia tersenyum dan mengelus perutnya jika ada menurutnya sesuatu yang baik pada buku kehamilan itu.
BRAK...!!!!
Dobrakan pintu kamar yang keras membuat Big tersentak kaget dan langsung melihat kearah pintu, Macau dengan raut wajah datarnya menatap istrinya dengan penuh amarah yang luar biasa.
"Kenapa kau melakukannya?"
Jarak mereka memang jauh, tapi entah kenapa ini seperti sangat terasa dekat untuk Big.
Melihat istrinya hanya diam membuat Macau yang diambang pintu langsung masuk dan menutup pintu kamarnya, "Perlukah aku menegaskan mu untuk tidak ikut campur?"
"Aku hanya—"
"Hanya apa?" Potong Macau mendekat kearah istrinya yang menunduk, "Melakukan diluar izin suamimu dan bertindak seenaknya? Kau tahu apa yang aku fikirkan? Anak kita sayang, anak kita."
"Phi, aku hanya membela apa yang harus ku bela. Dan itu wajar phi, menunggu kalian semua bergerak dalam kasus ini akan memperpanjang." Meskipun berat mengucapkan tapi Big harus menjelaskan alasannya.
"Apakah kau masih menganggapku sebagai suamimu sayang?" Macau mendekat kearah istrinya dan menatapnya lekat.
"Jika terjadi sesuatu pada anak kita bagaimana? Bagaimana jika Derox punya suruhan yang jauh lebih besar daripada yang kita kira? Dia bisa menghalalkan segala cara demi menghancurkan aku." Ucap Macau dengan rahang yang sudah sangat mengeras.
Big melihat itu mengerutkan alisnya bingung, "Phi tidak usah memikirkan itu, aku bisa mengatasinya."
"Jadi menurutmu anak kita tidak panting begitu? Dia buah cinta sayang, bagaimana bisa kau bilang begitu?!" Macau mengerutkan alisnya tidak menyangka pada istrinya.
"Perlu ku terangkan lagi jika di perutku bukanlah anakmu, itu hanya karna kau terlalu mencintaiku hingga kau mampu menerima janin haram yang ada di perutku ini."
DEG!
"Janin haram kau bilang? Aku tidak menyangka istriku sendiri yang mengatakannya," Ujar Macau yang benar-benar sudah mau marah besar, dadanya sakit luar biasa saat Big berkata demikian.
"Jika menurutmu dia adalah janin haram maka aborsi sekarang juga, dan jika kau membunuhnya maka kabar kematianku akan terdengar langsung olehmu sayang." Dada Macau sangat sakit hingga tanpa sadar air matanya turun begitu saja, buah hatinya ingin dibunuh oleh ibunya sendiri.
Sesak rasanya saat dirinya mendengar kalimat menyakitkan yang dikeluarkan oleh istrinya sendiri, dan sungguh mendengar istrinya mengatakan jika janin itu bukanlah benihnya membuat ingin mati saja. Padahal itu adalah hasil percintaan mereka berdua di hotel milik Macau sendiri.
BRAK...!!!
Macau keluar dari kamar seraya menutupnya keras dan berhasil membuat Big tertelonjak kaget, "Hiksss... hikksss... Phi..."
Big terduduk di ranjang king size itu seraya mengelus lembut perut buncitnya, perutnya benar-benar berat dan ini rasanya tidak jika dielus sendirian. Dia ingin tangan besar Macau yang mengusap sayang perutnya agar membuatnya lebih nyaman.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silent
General Fiction"Anak? baiklah! akan kutunjuk dia sebagai ibu dari anakku" "Siapa dia? Aku bahkan tidak mengenal paras wajahnya." #Rank 1 Heartbeat (Selasa 26 july 2022) #Rank 22 Kejam (Kamis, 15 Agustus 2022)