CHAPTER 04

3.4K 361 13
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

CEKLEK...

Macau masuk kedalam kamar Vegas dengan membawa nampan berisi bubur dengan toping buah dan segelas air, Macau yang melihat makanan itu sebenarnya sedikit meringis. Memakan bubur semacam ini sama dengan memakan nasi pakai buah, sungguh! Macau yang membayangkannya sudah ingin mau muntah rasanya.

Tapi sesuai dengan pesan kakaknya:

'Buahnya harus banyak, dan berdominan jeruk mandarin dan butter cair.'

"Phi Pete..." Panggil Macau seraya meletakkan nampan di meja nakas kakaknya.

Pete belum bangun dan masih saja tidur, tapi kakaknya berpesan jika Pete harus makan karna ini sudah masuk waktu makan malam. Macau menggerakkan lengan Pete berharap Pete akan bangun dan ia pun bisa bernafas lega.

"Phi Pete...!" Macau mengguncang tubuh Pete tapi tetap saja Pete tidak terbangun.

Ia melihat monitor yang berada di samping Pete menunjukkan jika detakan jantung Pete masih sangat normal.

Tunggu!

Ia pernah melihat satu kali bagaimana cara kakaknya membangunkan Pete, "Haruskah aku menciumnya dengan lembut dulu? Tapi kalau aku yang dihantam bagaimana?"

Ia pernah melihat kakaknya mengecup pelipis Pete dengan lembut lalu mencium pipi putih itu seraya mengusap surai halus milik Pete, dan Macau yakin jika ia melakukan semua itu pada Pete maka besoknya dirinya sudah menjadi mayat segar.

Namun tak dapat Macau pungkiri jika Pete itu sangat memang cantik jelita, mau dicium adalah bonus plus untuk Macau namun akibatnya akan membuatnya lenyap dari dunia ini.

"Ya tuhan... Cobaan apalagi ini..." Macau menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan sangat dilema.

Cium

Tidak

Cium

Tidak

Cium

Tidak

CEKLEK...

"Macau, kenapa lama sekali?" Venice membuka kamar Vegas dan masuk secara perlahan.

Macau langsung menatap Venice dengan raut wajah khawatir, "Belum, aku belum bisa membangunkannya." Jawaban Macau membuat
Venice mengernyit heran.

"Belum bisa? Berarti kau belum membangunkannya?"

"Sudah, tapi phi Pete belum bangun sedari tadi. Padahal aku sudah mengguncangnya, coba kalau phi yang bangunkan." Tawar Macau pada gadis cantik berpakaian sexy itu ketika didalam rumah.

Venice mengguncang tubuh Pete dan benar-benar seperti orang mati, "yak nong, dia tidak bangun. Bagaimana ini?!" Venice menatap Macau dengan khawatir.

"Aku tahu bagaimana membangunkannya."

"Bagaimana?"

"Sayang dia" Jawab dengan sedikit meringis.

"Sayang dia?" Beo Venice.

"Maksudku... Eee... Cium pipinya, kecup pelipisnya, dan elus rambutnya lalu gesekkan hidungmu padanya." Jawab Macau dengan mata tertutup.

PLAKK...!

"Yak! Kau gila?! Kau ingin aku mati muda?!" Kesal Venice menatap Macau dengan tatapan horror.

"Ya makanya itu! Itu sebabnya aku daritadi hanya diam disini..." Kesal Macau.

Love In SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang