CHAPTER 16

2.5K 213 10
                                    

Happy Reading

.

.

.

.

"Dimana Pete?" Tanya Vegas parau. Badannya benar-benar sakit dan nyeri, tubuhnya sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Setelah kejadian di gudang tua itu Macau membawa Vegas langsung ke rumah sakit, meskipun Ny.Janyakorn selalu mengumpati mereka dengan makian yang tiada henti.

"Kalian sudah bercerai, istrimu sudah dibawa lari sama si pecundang itu." Ucap asal Ny.Janyakorn, "Kenapa juga harus aku yang menjagamu disini?!  Menyusahkan saja..." Ny.Janyakorn mengomel padahal sejak tadi dia duduk disamping tempat tidur Vegas tanpa bergerak sedikitpun untuk memastikan keadaan keponakan brengseknya baik-baik saja.

"Anakku..." Gumam Vegas lagi.

"Sudah diadopsi jadi anak oleh Kinn, kau kalah dalam pengadilan karna sudah gagal jadi ayah. Dihh ayah macam apa kau?! Anakmu yang belum lahir saja kau hampir membuatnya mati, bagaimana kalau sudah lahir?!" Omel Ny.Janyakorn lagi

"Yak! Sialan!, aku tahu otak di kepalamu hanya hiasan. Tapi apa memang instingmu tidak bisa bekerja? Pergi sendiri menyelamatkan 3 nyawa sekaligus, Pete, Anakmu, dan juga Venice. Kau kira kau keren?! Tidak! Kau malah terlihat lebih sinting dari yang kukira selama ini." Omel Ny.Janyakorn tanpa henti.

"Kau berisik bibi..." Balas Vegas dan menutup kembali matanya.

"Besok kau harus sudah bisa lari marathon dan keluar dari rumah sakit ini, aku tidak mau tahu." Ny.Janyakorn berjalan menuju sofa dan mendudukkan dirinya disana.

"Phi..." Cicit Pete yang sedang didepan pintu ruangan Vegas lengkap dengan baju rawat rumah sakit khasnya.

"Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua pasti belum makan." Ny.Janyakorn menutup pintu rawat inap Vegas.

Mendengar suara Pete, Vegas kembali membuka matanya. Ia tersenyum pada istrinya yang sudah terlihat baik-baik saja. "Hikss... Phi~~~"

Pete terisak lalu berjalan kearah Vegas yang masih terbaring di ranjang, dadanya sakit melihat suaminya dalam keadaan yang lebih buruk darinya. Ia juga merindukan Vegas.

Pete mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang Vegas, menatap sendu pada wajah Vegas yang penuh lebam dan luka itu. Pete memegang tangan kekar suaminya yang tidak diinfus lalu menjatuhkan keningnya tepat di punggung tangan itu.

"Hiksss... Hikssss... Hiksss... Hikkss... Maaf phi... Aku bersalah... Aku minta maaf..." Vegas yang melihat itu langsung tersenyum.

"Kemarilah sayang, tidurlah disampingku..." Vegas menarik mengusap pipi chubby istrinya dengan lembut dan berupaya menuntun Pete agar berbaring di sampingnya, ranjang milik Vegas bisa dikatakan lumayan besar jika hanya diisi seorang diri.

Pete perlahan berbaring disamping Vegas, sedangkan Vegas menjadikan lengannya sebagai bantalan untuk istrinya agar bisa masuk kedalam dekapan hangatnya. Pete tersenyum lalu menduselkan wajah cantiknya di bahu suaminya.

"Pasti sakit..." Pete mendongak dan menatap suaminya dengan khawatir, ia memeluk Vegas dengan pelan dan hati-hati.

"Aku senang kau baik-baik saja, sayang. Kau tidak tahu seberapa takutnya aku kehilanganmu." Tangan Vegas terangkat untuk mengelus rambut Pete dengan sayang.

"Maafkan aku phi..." Isak Pete pelan, tangannya mengalus rahang keras suaminya lalu mengecupnya rahang itu dengan lembut.

"Salahku sayang, aku yang harus memperketat penjagaan dirumah. Maafkan aku karna sempat membuat kalian berdua celaka." Tangan yang diinfus milik Vegas turun dan mengelus perut Pete yang sedikit membuncit, ia juga sesekali mengusap bokong istrinya agar membuat istrinya ini tetap nyaman.

Love In SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang