Chapter 06

5.1K 411 239
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya, Diandra Ziva Athala Candra binti Reinaldo Jason Candra, dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai."

"SAH!"

Semuanya bersyukur akhirnya pernikahan telah terlaksana. Kemudian acara dilanjut dengan doa oleh penghulu.

"Ziva! Ziva!" Seru suara dari luar membuat para wanita di kamar Ziva segera menoleh.

"Ana, ada apa?" Tanya Keyla melihat putrinya yang terburu-buru itu.

"Ziva kamu sudah sah!!!" Jerit Anastasya senang kemudian memeluk sepupunya.

"Apa? Aku sah?" Tanya Ziva lemas dalam pelukan Anastasya.

"Iya! Selamat!"

"Hua!!!!" Jerit Ziva langsung jatuh berlutut tidak terima dengan apa yang terjadi.

"Ziva, astaghfirullah!"

"Ziva jangan nangis nanti make upnya luntur!"

"Ziva ayo bangun nak, astaghfirullah!"

Setelah adegan dramatis tersebut, kini Ziva sudah dibawa Umi dan Neneknya menuju masjid tempat di mana prosesi ijab kabul dilaksanakan.

Ziva masih sedih dan menunduk saat dibawa oleh Umi dan Neneknya. Masa mudanya yang indah akan hancur dan berganti mengurusi anak-anak duda yang telah resmi menjadi suaminya.

"Ziva, ayo jangan seperti itu. Kita sudah sampai dimasjid," bisik Neneknya membuat Ziva semakin cemberut.

"Coba lihat suamimu dulu, kita sudah sampai," kata Uminya dengan senyuman kecil.

Ziva masih cemberut, dengan perlahan ia mengangkat kepalanya dan sedikit menggerutu.

"Lihat suaminya! Lihat suaminya! Apa istimewanya duda atau perjaka...."

Ucapan Ziva terhenti saat ia melihat sosok pria yang mengenakan kemeja putih dan jas dihadapan Abinya. Kopyah hitam menambah kesan sempurna. Wajahnya yang lembut tersenyum kecil walau tidak menghadap kearahnya.

"Muda..." lanjut Ziva tanpa sadar.

"Ayo duduk di sana," kata Nadia menggandeng putrinya lalu membantunya duduk disamping pria itu yang telah sah menjadi suaminya.

Ziva masih mematung menatapnya, tidak lama pria itu juga menatapnya dengan wajah dan senyuman lembut.

'Masya Allah, aku mau meleleh. Kok ganteng?' Batin Ziva yang pandangannya tidak lepas dari laki-laki tersebut.

"Assalamualaikum ya Zawjatii," salamnya membuat Ziva benar-benar ingin meleleh mendengar suara merdu orang yang telah sah menjadi suaminya ini.

"Wa...alaikumus...salam..." balas Ziva yang masih terkejut.

'Masya Allah, cantiknya istriku,' batinnya kagum melihat kecantikan dan wajah polos Ziva saat menjawab salamnya.

'Hadeh, pandangannya biasa saja kali. Kemaren nangis-nangis,' batin Jason ingin muntah melihat ekspresi putrinya.

"Ekhem!" Dehem Jason membuat Ziva tersadar.

"Maaf," kata Jason kemudian mengambil air di sampingnya.

'Bibi ganggu momen,' batin Ziva dalam hati. 'Eh, tunggu dia suamiku? Kok gak kelihatan tua? Teman Abi katanya? Lah kok masih kayak seumuran bang Evaz? Loh! Ini gimana sih?!'

Kebingungan Ziva masih bertahan hingga prosesi pertukaran cincin hingga doa setelah ia salim pada suaminya.

"Bi!" Jerit Ziva setelah acara selesai.

"Astaghfirullah Ziva!" Kaget Jason saat putrinya sudah disampingnya.

"Mana suami kamu?" Tanya Jason tidak melihat menantunya.

Masya Allah & AstaghfirullahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang