Chapter 24

2.8K 270 34
                                    

"Bos, ngapain lo panggil kita semua kesini?" Tanya beberapa anak setelah melepas helmnya.

"Kita mau menuhi taruhan sama Ziva kemarin," kata Zedkiel yang sudah turun dari motor.

"Hah? Bukannya cuma lo doang yang taruhan ya?" Tanya Damian bingung, mereka kok dibawa-bawa.

"Setia kawan lah, itung-itung juga terima kasih kalian semua kemarin ditraktir pacarnya Ziva," kata Zedkiel dan mereka mengangguk-angguk. Akhirnya semua anak-anak Asgard pun turun dari motor.

"Terus taruhannya ngapain kita disuruh ke sini?" Tanya Damian bingung.

"Yah, itu juga gue gak tahu. Katanya kita disuruh ikut pengajian begitu," juga Zedkiel juga bingung.

Baru lepas sepatu mereka dikejutkan dengan suara menggelegar.

"Akhernya kalian datang juga hohoho!" Kata Ziva yang membuat mereka kaget sampai merinding.

"Eh, Queen. Ngapain lo suruh kita kesini?" Tanya Damian yang memang anaknya sksd.

"Adadeh, pokoknya kalian gak boleh lari. Dah sana wudhu dulu. Masuk masjid itu harus suci!" Kata Ziva kemudian langsung masuk.

"Itu kenapa dah?" Tanya Damian bingung.

"Dah, turuti saja! Kita juga kalah kemarin," kata Zedkiel kemudian segera berdiri dan mereka menuju tempat wudhu pria.

Setelah selesai wudhu mereka masuk, namun mata semua anak Asgard langsung terbelalak. Bagaimana tidak, mereka melihat banyak orang kesurupan di sini. Juga banyak ustadz.

"Akhirnya kalian datang! Kak, temennya datang tuh yang katanya mau ruqyah!" Kata Ziva dengan keras sampai membuat semua orang menatapnya.

"Apa—tunggu ruqyah?" Tanya Zedkiel bingung dan agak panik, setannya kan banyak.

"Perasaan gue gak punya temen modelan kek gitu deh?" Tanya Revaz bingung.

"Gue juga sama," balas Brian juga bingung.

"Oh, kalian sudah datang, yang katanya mau ikut ruqyah?" Kata Bagas sambil tersenyum kecil.

"Eh, yang dipanggil kak itu dek ipar?" Kaget Revaz agak tidak percaya.

"Ini jebakan batman!" Kata Damian ngeri.

"Ba–bang, gue gak tau kalau ada ruqyah disini. Tadi Ziva minta buat menuhi tantangannya," kata Zedkiel mulai panik.

"Yah itu taruhannya, ruqyah kalian. Biar setan-setan kotornya lepas semua. Kak Bagas itu ustadz juga loh," kata Ziva pelan kemudian ketawa-ketawa.

"Kalian sudah disini masa mau kabur? Banyak yang lihat," kata Bagas dan akhirnya mereka mengalah, benar namanya juga taruhan.

"Bos lo sesatin kita," kata Damian kesal.

"Eh, ini jalan kebaikan. Wah berarti kalian setan?" Kata Ziva dan mereka juga bingung.

"Kalau begitu ayo," kata Bagas kemudian pergi.

"Hohoho, semangat!" Kata Ziva dengan tawa setannya.

Untung saja anak-anak itu sedang memakai pakaian sopan walau hanya sekedar jeans, kemeja, atau kaos.

"Ini bener temenmu dek ipar?" Tanta Revaz bingung.

'Dek ipar?' Kaget para anak Asgard tidak percaya. Apa itu kakak Ziva? Memang agak mirip juga sih.

"Teman mahasiswa saya," jawab Bagas sambil tersenyum kecil.

"Oh... yah dosen yang baik kan juga harus bangun pertemanan dengan mahasiswa. Bagus itu, Abi kira itu temennya Ziva," kata Jason sambil menatap anak-anak itu. Yah, lumayan baik lah dari sikap.

Masya Allah & AstaghfirullahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang