Setelah sarapan semuanya bersiap berangkat masing-masing. Bagas tadi juga langsung berangkat dengan cepat katanya ada bimbingan pagi ini.
Sedangkan Ziva masih membersihkan piring dengan agak melamun. Ia penasaran, seenak apa telur dadar buatannya sampai saat Revaz minta tidak dibolehkan dan ia juga tidak dicicipi oleh Bagas.
Saat masih mengambil piring Ziva melihat ada potongan kecil di piring telurnya tadi. Karena penasaran ia pun mengambil sisa itu dan memakannya, seenak apa sih?
"HUEK! ASINNN!!!"
Ziva menjerit langsung ke dapur dan mencuci mulutnya di wastafel. Tentu saja jeritan dan tindakannya membuat Bu Nyai dan Nadia kebingungan.
"Ada apa Ziv?" Tanya Nadia terkejut.
"Asin... telorku tadi kelewat asin..." kata Ziva langsung menangis membuat yang lain kebingungan.
"Hua, kenapa Mas Om habisin semua tadi? Itu asin banget gak layak dimakan huhuhu..."
Ziva menangis sampai tersendu-sendu membuat Nenek dan Uminya langsung mengajak duduk di kursi.
"Sudah jangan menangis lagi," kata Neneknya berusaha menenangkan Ziva.
"Tapi Nek, tadi gak layak makan. Kucing aja pasti gak mau. Kenapa Mas Om habisin semua tadi? Aku secuil saja mau muntah, tapi..."
Ziva terus menangis sampai sesegukan.
"Bagas itu tidak mau membuat kamu kecewa. Dia menjaga harga diri kamu di depan semua orang," kata Jason yang tiba-tiba muncul.
"A...abi tau?" Tanya Ziva yang masih mengusap air matanya.
"Taulah, Abi begitu-begitu peka ya. Saat tadi Evaz mau ambil gak dibolehin Abi langsung tahu. Dia menjaga perasaan kamu. Beruntung kamu punya suami seperti dia," kata Jason santai, tidak ada juga penekanan pada putrinya.
"Iya, yang dikata Abimu itu benar. Dia melindungi perasaanmu," kata Nadia pelan.
"Tapi..."
"Sudah tidak apa, itu sudah terjadi. Sekarang lebih baik Ziva belajar," kata neneknya dan Ziva juga sudah mulai tenang.
"Benar, lain kali juga kalau buat apa-apa diicip dulu sebelum diberikan pada orang lain," kata Nadia dengan tersenyum kecil.
"Yah jangan dipikirin. Baru pertama kali juga, dulu Abi juga begitu," kata Jason sambil mengingat masa remajanya dengan Nathan saat memasak untuk pertama kalinya dan itu sangat hancur.
"Semuanya juga melakukan kesalahan dan belajar agar tidak mengulanginya lagi," kata Nadia dan Ziva mengangguk-angguk.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sore ini seperti janjinya Ziva ke rumah Marsha. Karena Bagas masih sibuk bimbingan, jadi Ziva tadi bareng Revaz yang kebetulan balik kantor.
Sebenarnya ia ingin berangkat sendiri tapi yang lain masih khawatir akhirnya disuruh bareng Revaz. Tidak percaya banget sih sama Ziva yang polos ini.
Dan benar saat sampai ia langsung disambut tuan rumah, mereka bicara banyak hal dari ini sampai itu dan mau magrib Ziva pulang naik taksi online juga sekalian bawa jimat dari Marsha hohoho.
"Assalamualaikum!" Sapa Ziva pada semua orang, cuma ada Umi dan Neneknya saja sih.
"Loh, sudah pulang?" Tanya Nadia terkejut.
"Iya hehehe, aku ke kamar dulu ya. Sekalian sholat gak usah tunggu, mau sholat sendiri," kata Ziva kemudian langsung naik ke atas.
Setelah sholat magrib hari ini Ziva turun, karena ini hari rabu jadi mungkin tidak terlalu banyak kegiatan. Umi dan Neneknya juga pulang lebih awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masya Allah & Astaghfirullah
Fiksi RemajaDiandra Zivana Athalla Candra, gadis berusia 18 tahun yang tiba-tiba merasa tersambar petir. Kenapa? Itu karena sang Abi, Gus Jason tanpa meminta persetujuannya menjodohkan ia dengan seorang pria yang sudah dikenal sebelum kedua orang tuanya menikah...