Chapter 34

2.5K 173 12
                                    

"Baby, kamu kenapa lari-lari?" tanya Bagas saat melihat istrinya pulang sambil berlari.

"Aku takut, tadi goreng ikan meledak," jawab Ziva yang masih ngos-ngosan.

"Maaf ya, gegara aku sibuk, kamu sudah makan?" tanya Bagas dan Ziva menggeleng.

"Makan dari mananya, orang mau goreng ikan ga jadi," jawab Ziva dan Bagas tersenyum.

"Kalau begitu kamu mau keluar? Mumpung ini masih pagi," kata Bagas dan Ziva kembali cemberut.

"Sudah gak mengurusi mahanyebelinnya lagi? Huh!" balas Ziva langsung melenggang pergi membuat Bagas terkejut.

"Baby, maaf, tadi memang kejar deadline," kata Bagas kemudian mengikuti sang istri.

"Baby, maaf..."

"Apa sih Mas Om, sana urus mahanyebelinnya!" Ziva mendorong Bagas membuat semuanya itu terkejut namun kembali mengekorinya.

"Iya-iya maaf, seharian ini aku akan menuruti apa kata kamu... maafkan ya Darling?" kata Bagas sampai menyatukan kedua tangannya sambil mengekori Ziva dengan memelas.

'Urgh! Gimana mau marah lihat wajah kek begitu!' batin Ziva ingin meledak saat ini juga, Mas Omnya terlalu ganteng.

"Baby..."

"Darling..."

"Sweety..."

"STOP!" bentak Ziva karena ia benar-benar risih.

Biasanya mereka juga ngambekan seperti ini, namun hari ini Bagas lebih manja. Apa ini yang dibilang Marsha, suami kalau sudah dapat apa yang ia inginkan akan menjadi diri sendiri. Tapi masa sifat asli Bagas kekanakan begini? Kalau ia wajar, tapi Bagas?

"Aku minta maaf," kata Bagas dengan nada lebih rendah.

'Aku akan gila!' batin Ziva karena suara Mas Omnya terdengar sangat sexy. Ternyata menjadi istri Bagas sangat menguji keimanannya.

"Iya-iya aku maafin. Tapi dengan satu syarat," kata Ziva membuat Bagas mengangkat kepalanya.

"Ayo keluar!" Ziva kemudian menuju lemari untuk mengambilkan suaminya baju.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Baby... kamu yakin mau di sini?" tanya Bagas sambil menatap apa yang ada di hadapannya. Dari sekian banyak tempat, kenapa Ziva mengajaknya ke sini?

"Ayolah Mas Om, dulu aku gak ikut hangout sama anak-anak di sini. Aku juga ingin nyoba," balas Ziva kemudian menarik tangan Bagas namun pria itu tampak enggan, terbukti dari beratnya tarikan ini.

"Aku tunggu di luar saja ya Baby," kata Bagas dan Ziva melepaskan tangannya.

"Tadi, kan aku maunya kita kembali lagi pacaran. Masa sudah tampil ganteng gitu Mas Om tetap di sini, mau jadi inceran cewek-cewek?" tanya Ziva dengan kesal.

"Bukan begitu, tapi..." balas Bagas melihat bangunan di depannya seketika merinding, apalagi mendengar suara teriakan para pengunjung. Jika ia masih berada diusia 20 tahunan mungkin ia tidak keberatan, namun saat ini ia sudah berkepala tiga, ini tidak akan baik untuk kesehatannya.

"Ya udah, ayo pulang. Aku dah gak mood," kata Ziva dengan cemberut kemudian berjalan menjauhi Bagas.

"Iya, iya, ayo naik itu. Tapi jangan ngambek lagi ya," kata Bagas segera menarik tangan Ziva mencegah istrinya agar tidak pergi dan masalah rumah tangga mereka akan semakin runyam nanti.

Masya Allah & AstaghfirullahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang