*3

1.7K 220 2
                                    

"Maafkan saya karna sudah kecoplosan mengatakan kalau kau adalah anak saya. Semua itu saya lakukan dikarnakan agar kau bisa berhenti dibully mereka. Gwenchana? Apa mereka menyakitimu begitu keras?"

Winter sekarang telah berada di dalam mobil Taeyeon. Yups! Perempuan berambut hitam pendek yang dibully dan dikatai anak autis tadi adalah Winter.

Winter yang memang sudah mengenal siapa orang yang tadi menyelamatkannya, tidak jadi waspada.

"Tak apa, tuan pemilik sekolah. Dan sekali lagi, makasih karna sudah menyelamatkan Winter tadi. Winter merasa tertolong"

"Sama sama. Jadi kau ini putrinya Choi Sooyoung, ya?"

"Iya. Beberapa hari yang lalu, appa Soo mengadopsi Winter dari eomma. Tapi eomma tidak mau Winter tinggal dengan appa Soo. Akhirnya, Winter masih tinggal di panti asuhan bersama eomma dan adik adik Winter yang lain"

"Oh, ya?"

"Ya. Di panti, Winter anak yang paling tua. Jadinya Winter harus membantu eomma menjaga adik adik Winter"

"Ah, kau kakak yang baik"

Taeyeon tersenyum di sela sela dia yang menyetir mobil. Entah kenapa dengan berada di dekat Winter seperti ini, Taeyeon sudah merasakan seakan ada getaran hati yang membuat dia nyaman? Seakan akan, rasa mengganjal yang menghampiri dirinya akhir akhir ini hilang bila bersama Winter seperti sekarang.

"Tak salah Sooyoung mengadopsimu sebagai anaknya. Kau anak yang baik. Dan aku dengar dari dia, kau adalah satu satunya murid SMA Soshi yang telah berhasil membawa nama baik sekolah dalam ajang cerdas cermat yang diadakan secara international tahun lalu. Apa itu benar?"

"Ya. Winter walau begini, Winter ini pintar tau. Winter juga jago nyanyi. Kata eomma, suara Winter hampir mirip dengan Taeyeon SNSD"

"Oh, ya? Itu hebat. Ah, sebagai bentuk apresiasi dari saya sekaligus sebagai bentuk permohonan maaf dari saya atas musibah yang selalu kau alami selama bersekolah di sekolah saya, bagaimana kalau kita jalan jalan? Kau mau kemana? Katakan saja pada saya. Jangan takut. Saya ini sahabat baik dari appa dan eommamu. Jadi nanti saya bisa mengabari mereka jika anak mereka yang lucu ini sedang bersama saya"

"Boleh?"

"Tentu saja. Sekarang cepat katakan. Kau mau pergi kemana?"

"Eum..."

Setelah sekian lama berpikir, akhirnya Winter telah membuat keputusan soal kemana tujuan dia akan pergi.

*****

Yups! Benar sekali. Tujuan yang ingin Winter singgahi adalah stadium arena permainan arcade. Sudah lama sekali Winter tidak kesini. Terakhir dia pergi adalah saat dimana dia masih berumur 5 tahun. Walaupun saat itu mendiang keluarganya cenderung lebih memperhatikan kakak kakakknya, Winter tetap merasakan kesenangan di dalam dirinya. Dan hal tersebut telah menjadi salah satu kenangan terindah yang pernah Winter punya.

Namun hal lain justru berbeda dengan Winter. Saat pertama dia menginjakkan kakinya di arena arcade ini, dia malah kembali teringat akan masa kelamnya yang telah berbuat jahat pada putri ketiganya.

Saat itu, putri ketiganya tidak dianggap sebagai anak olehnya. Melainkan, dianggap sebagai pembantu yang membawa barang belanjaan keluarganya.

"Yak, Winter! Bawakan cepat barang barang ini. Aku mau pergi menemani anakku bermain capit boneka"

"Wintel tidak bisa bawa. Balangnya belat"

"Ck! Dasar anak bodoh! Pikirkan sendiri caranya sana! Kau itu punya otak yang masih bisa dipakai!"

Mine!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang