Di tempat parkir, Karina memberhentikan mobilnya. Menatap Winter yang juga sudah melepas seat beltnya.
"Sudah?"
"Eum"
"Baiklah. Ayo turun" Ajak Karina yang sudah mau membuka pintu mobil. Namun suara Winter membuat niatnya tadi diurungkan.
"Karina-ssi, apa kau tidak punya kerjaan sekarang? Maksudku, kau ini seorang CEO besar. Pasti pekerjaannya banyak"
"Hm...kalau boleh jujur, pekerjaanku banyak sekali sih. Tapi aku tak masalah selama ada Giselle yang bisa mengurusnya"
"Kan? Sudahlah, Karina-ssi. Kau tidak perlu repot repot merangkap seperti manager saya. Kau itu seorang CEO, ingat? Jadi sudah sepantasnya kau tidak melakukan segala sesuatu yang memang bukan tugasmu"
"Winter..." Meraih tangan Winter dengan kedua tangan, tatapan tulus Karina berikan ke sang Bottom.
"Menjaga kamu dan menemani kamu kemanapun sudah menjadi tugas penting untukku. Jadi, kumohon jangan halang aku untuk melakukan ini. Kan aku sudah bilang padamu sebelumnya. Kalau aku melakukan ini semua karna memang aku mau. Aku mau berusaha menjadi yang terbaik untukmu agar aku bisa menebus semua kesalahan kesalahan yang aku perbuat padamu di masa SMA kita dulu"
"Iya aku tau itu, Karina-ssi. Tapi kau tidak boleh menyampingkan urusan pekerjaanmu dikantor. Kau tidak boleh merepotkan dan mengandalkan Giselle terus. Karna biar bagaimanapun dia itu hanyalah manusia biasa. Bukannya robot yang bisa kau perintah seenaknya saja. Dia bisa lelah. Bahkan, ponsel saja bisa kehabisan baterainya jika kau memakainya terlalu lama tanpa mengecasnya. Aku hanya tidak mau membebanimu saja. Hanya itu"
Karina diam. Benar apa yang dikatakan Winter. Dia tidak boleh selalu mengandalkan Giselle untuk melakukan semua pekerjaannya dikantor. Setidaknya sebagai CEO yang baik, dia harus melakukan tugas tugasnya sendiri. Dan inilah alasan kenapa dia semakin mencintai Winter. Winter itu merupakan tipe bottom yang tidak merepotkan. Tidak seperti kebanyakkan bottom yang dia temui biasanya. Contohnya, Lia. Dia sangat merepotkan bagi Karina.
Selama mereka pacaran ketika SMA, Lia selalu menuntut waktu untuknya dan sering sekali merengek meminta memanjakannya dengan barang barang yang dia suka.
Dan Karina sama sekali tak suka itu. Bahkan setelah semua apa yang Lia mau Karina berikan, pada akhirnya Lia malah mengkhianatinya dengan berselingkuh bahkan sampai mengandung anak dari orang lain. Hal tersebutlah yang memicu Karina untuk berpikir dengan membandingkan Winter dan Lia saat itu.
Jika dipikir pikir serta diingat ingat lagi, saat itu Winter sangat tulus mencintainya dan selalu tidak pernah menganggu tugas tugas pribadinya. Dia akan selalu mendekati Karina disaat Karina sedang berada di waktu kosongnya saja. Kemudian jangan lupakan juga jika Winter itu selalu tak pernah menyerah mendekatinya ketika SMA walau dirinya sudah sering ditolak mentah mentah bahkan dicaci maki oleh Karina sendiri.
Disitulah Karina perlahan mulai menyesali atas semua yang dia lakukan pada Winter dan bersumpah akan mencari keberadaan gadis autis itu untuk menebus semua kesalahannya.
Tapi sayang beribu sayang...disaat dia yang sedang berusaha mencari Winter, Winter sendiri malahan pergi semakin jauh darinya.
Yups! Tepat hari pertama dimana Karina mulai mencari keberadaan Winter, Winter ternyata sudah lebih dulu terbang ke negara Cina untuk menempuh karirnya dengan menjadi seorang super model.
"Baiklah kalau begitu. Tapi kalau ada apa apa, telfon aku. Arraseo?"
"Karina-ssi~" Rengek Winter.
"Jangan membantah. Kau itu priroritasku sekarang" Karina turun dan membukakan pintu mobil untuk Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine!
Fanfiction"Yak! Gadis autis itu milikku! Cuma milikku! Catat itu baik baik!" -Karina Yoo. -Kak Yooji, lihat! Winter abis gambar muka Winter sama kak Yooji di buku tulisnya kakak! -Winter Kim. Menceritakan tentang kisah Winter. Seorang gadis special dan istime...