Setelah insiden kecil yang terjadi di toilet perusahaan BlackBell tadi, kini Winter telah bersama Karina di dalam mobil.
Terlihat bahwa jika Winter masih saja ketakutan dikarnakan kejadian tadi. Namun semua itu berhasil ditutupnya dengan raut muka dinginnya.
Sadar akan hal tersebut, Karina langsung meraih sebotol air minum yang berada di laci pintu mobil. Diberikannya botol air minum yang masih tersegel itu ke Winter.
"Masih takut?"
Menerima botol yang diberikan Karina, Winter menjawab pertanyaan sang CEO.
"Lumayan. Tapi untunglah tadi kau cepat datang. Terima kasih"
"Tak usah terima kasih. Memang sudah sepantasnya aku kesana. Dan lagi, aku dengar jika dia itu teman kampusmu. Apa benar?"
"Iya. Saat hari pertama saya berkuliah, dia selalu saja mencari kesempatan untuk mendekati saya"
"Tak apa apa. Aku yakin kau bisa menghindarinya. Tapi jika tidak, silahkan hubungi aku. Aku akan selalu ada untukmu kapanpun"
Mendengar ucapan sang CEO, membuat muka Winter mendadak blushing. Karina yang dulu sangatlah berbeda dengan yang sekarang. Gadis dingin yang dulunya selalu menjauhinya serta mencacinya sekarang telah menjadi gadis dingin yang selalu berkata dan bersikap manis padanya.
"Oh, ya. Setelah ini, apa kau mau langsung ke kampus? Aku tau kalau kau harus kesana siang ini"
"Tidak usah. Appa saya sudah mengatur jadwal cuti kuliah saya sampai beberapa minggu ke depan. Jadinya, saya diberikan waktu untuk mengurusi pekerjaan saya"
"Baiklah. Apa kau mau makan siang?"
"Boleh. Dimana?"
"Bagaimana kalau di restoran ramen yang baru saja dibuka belum lama ini?"
"Baiklah"
Tersenyum, Karina mengusap lembut pucuk kepala Winter sebelum akhirnya menancap gas mobilnya menuju restoran ramen itu.
****
Setibanya mereka disana, seisi restoran telah ramai pengunjung. WinRina duduk di salah satu kursi kosong VIP yang telah dipesankan Karina sebelumnya.
Tak berselang lama, salah satu pelayan disana datang dengan membawa buku menu mereka. Menghampiri meja WinRina, pelayan tersebut seketika dibuat kaget begitu mendapati Winter yang menjadi pelanggan VIP mereka.
"Kim Ddongdong-ssi?!"
"Ne? Apa saya mengenalmu?"
"Ah, maaf. Saya adalah fangirl setiamu. Eum...berhubung sedang disini, apa bisa jika aku meminta untuk berfoto bersama?"
Tersenyum mendengar itu, Winter memperbolehkan permintaannya. Sang pelayan tadi mulai memberikan ponselnya pada Karina dengan ragu yang dimana hal tersebut justru membuat Karina tertawa kecil kemudian menerima ponsel si pelayan.
Mengarahkan kamera ponsel si pelayan, Karina meminta dua orang didepannya itu untuk bergaya santai.
"Oke. Ayo pasang gaya yang imut"
"Karina-ssi, saya bukan gadis remaja lagi"
"Ayolah. Ini demi fans beratmu, Winter"
Winter memutar bola matanya malas mendengar alasan Karina. Dan pada akhirnya mau tak mau dia memasang gaya yang imut sesuai apa yang diminta Karina tadi.
Ckrek!
Karina seketika dibuat terdiam oleh hasil jepretannya sendiri. Mukanya mendadak blushing begitu melihat Winter yang dia potret telah berpose imut di ponsel itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine!
Fanfiction"Yak! Gadis autis itu milikku! Cuma milikku! Catat itu baik baik!" -Karina Yoo. -Kak Yooji, lihat! Winter abis gambar muka Winter sama kak Yooji di buku tulisnya kakak! -Winter Kim. Menceritakan tentang kisah Winter. Seorang gadis special dan istime...