16. suspect?

5K 420 15
                                    

Kini Jaehyun dan Renjun sudah berada di acara pesta anniversary Yuta dan Winwin. Sedari tadi Renjun hanya makan kue dan tidak berhenti mengunyah. Sedangkan Jaehyun yang memang pada dasarnya tidak suka acara seperti ini pun hanya memainkan ponselnya dan acuh dengan sekitar. Lebih baik memantau saham perusahaan daripada harus berbaur dan menyapa orang-orang itu.

"EHH RENJUNN!!" Renjun menengok ke arah suara. Terlihat Doyoung dan Ten yang berjalan cepat menghampiri dirinya.

"UUUUU GEMBUL NYA" Ten menguyel-uyel pipi berisi Renjun dengan gemas. Sedikit keras membuat Renjun meringis.

"Shhh"

"Tennie kau itu jangan terlalu keras, kasian Renjun" tegur Doyoung. Ten hanya terkekeh seperti tidak bersalah.

"Ngapain ke sini?" tanya Jaehyun datar. Doyoung langsung menatap Jaehyun dengan berkacak pinggang.

"Kenapa?! Nggak boleh?!"

"Lah kok lu marah ke gue?" balas Jaehyun. Tidak tau saja jika Doyoung sedang sensitif sekarang.

"Psstt, psstt" Jaehyun menengok ke arah Ten yang menggelengkan kepalanya dengan menunjuk ke arah Doyoung lalu menyilang tangannya. Jaehyun paham.

"Udah sana sama Taeil sana, nanti gaji suami lu gue naikin 2 kali lipat" ucap Jaehyun. Doyoung membuka matanya lebar. Terlihat wajahnya berbinar.

"Beneran?!" Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya. Toh memang sudah sepantasnya Taeil mendapat gaji lebih, karena tanggungjawabnya sebagai pemegang perusahaan cabang itu begitu berat. Lagipula Taeil selalu baik dan bisa dipercaya.

"Ya udah gue duluan ya, bye Tennie" Doyoung sedikit berlari menghampiri suaminya. Kini tinggal Ten yang tersisa.

"Ren, ikut ke rumah yuk, bosen liat Echan mulu, sesekali liat yang bening kayak kamu"

"Masih gue liatin" Jaehyun menatap Ten datar. Ten hanya tersenyum melihat tatapan Jaehyun. Sepertinya ia harus berhati-hati.

"Ehh Jae, nggak jadi kok emmm Ren aku tinggal dulu ya, nanti lanjut ngobrol lagi, byeee" Ten melipir pergi. Renjun sedikit sedih. Ia sudsh bosan memakan kue-kue itu. Dsn Jaehyun juga tidak berbicara dengannya sejak tadi.

"Ren"

"Ya hyung?"

"Hyung ingin bertanya" Jaehyun meletakkan handphonenya lalu menatap Renjun dalam. Tatapan yang membuat jantung Renjun selalu berdebar.

"Tanya apa hyung?"

"Waktu itu kau menelfon bunda, dan kau bilang jika.."

"Kau hamil anakku? Bukankah bunda tau kebenarannya?" tanya Jaehyun. Renjun tercekat. Bagaimana bisa pria itu mendengarnya? Apakah ini saatnya ia mengatakan semuanya? Tapi bagaimana jika Jaehyun tidak percaya?

"Maaf ini menyakiti hatimu, ini memang sedikit sensitif, tapi hyung hanya memastikan, orang yang 4 bulan lalu one night stand dengan ku saat mabuk itu dirimu atau bukan" ucap Jaehyun lagi. Sepertinya pria itu benar-benar ingin Renjun mengatakan yang sebenarnya.

"Hyung mohon jujurlah, jika memang itu adalah dirimu hyung bersyukur karena hyung tidak perlu memikirkan orang yang waktu itu"

"Hyung aku ingin cerita, tapi aku tidak memiliki bukti, lebih baik kau mencari bukti sendiri, nanti aku akan menjelaskannya" balas Renjun. Bukan tidak ingin Jaehyun mengetahui semuanya, tapi ia tidak ingin Jaehyun meragukannya. Ia tau betul sifat Jaehyun itu bagaimana. Ia hanya tidak ingin Jaehyun berprasangka buruk kepadanya.

"Hufftt baiklah, kau pasti tidak percaya jika hyung tidak akan meragukan mu" ucap Jaehyun pasrah. Pria itu pun bangkit meninggalkan Renjun. Ia perlu menenangkan diri, dan mengingat siapa orang yang saat itu berada di bawahnya. Ia butuh waktu sendiri saat ini.

Renjun hanya bisa menatap punggung tegap suaminya. Ingin rasanya ia bilang yang sejujurnya. Tapi ketakutan itu selalu menghantui pikirannya. Ja harus melakukan apa? Jujur dan menyelesaikan semua ini tanpa memikirkan bagaimana reaksi Jaehyun setelahnya? Ia tidak bisa. Ia hanya takut Jaehyun berubah karena hal itu. Ia tau, sifat lembut Jaehyun selama ini hanya untuk menebus rasa bersalahnya kepada Jeno.

"Maafkan aku hyung" gumamnya.

Pukkk...

Sebuah tangan mendarat tepat di punggung Renjun. Renjun sedikit mendongak. Terlihat wanita yang sempat bertemu dengan Jaehyun di supermarket.

"Siapa ya?" tanya Renjun penasaran.

"Kau tidak mengenal ku? Apakah Jaehyunie tidak mengenalkan ku padamu? Jahat sekali dia" ucap wanita itu. Renjun tidak ambil pusing. Orang itu hanya masa lalu Jaehyun, ingat hanya masa lalu Jaehyun. Dsn Jaehyun sudah melupakannya.

"Ahh maaf noona aku tidak tau" balas Renjun ramah. Terlihat wanita itu memutar bola matanya malas. Renjun tau sambutan hangatnya itu tidak diharapkan oleh wanita itu.

"Sudahlah, tapi bagaimana bisa kau percaya kepada pria sebrengsek Jaehyun?" tanya wanita itu. Renjun terkekeh. Seperti ada yang lucu dari ucapan wanita itu.

"Maaf noona tapi bukankah suami mu sendiri yang brengsek? Ia kemarin datang ke rumah kami dsn meminta Jaehyun berbagi istri lagi, kau sangat cocok dengan suami mu noona" ucap Renjun dengan tersenyum. Seperti yang ia katakan itu hanyalah ucapan biasa.

"Sudahlah kau memang keras kepala, aku hanya berdoa jika kau baik-baik saja dengan Jaehyun" wanita itu pergi meninggalkan Renjun sendiri.

"Tentu noona, kami akan baik-baik saja dan hidup bahagia dengan anak-anak kami" balas Renjun pelan. Tidak mungkin bukan jika ia berteriak. Bisa-bisa ia menjadi pusat perhatian di sana.

"Ren"

"Kenapa kau seperti akrab dengan wanita itu?" tanya Lay yang baru datang. Sedari tadi Lay mengamati Renjun karena mejanya hanya berjarak sekitar 2 meja dari meja Renjun dan Jaehyun.

"Ahh itu mom, dia bilang selamat atas pernikahan ku dan Jaehyun hyung, dia juga mengucapkan selamat atas kehamilan ku" jawab Renjun enteng. Ia sudah menyiapkan jawaban kalau-kalau ada yang menanyakan kedekatannya dengan mantan istri Jaehyun. Dan benar saja, Lay memperhatikan dirinya sejak tadi.

"A-ahh begitu, mommy lega karena kau tidak di apa-apakan wanita itu"

"Dimana Jaehyun pergi?" tanya Lay. Renjun menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin bukan jika ia jujur dengan keadaan yang sempat membuat Jaehyun dan dirinya terpisah? Bisa-bisa Lay akan curiga.

"Itu Jaehyun hyung mom" Renjun menunjuk ke arah kerumunan dan terlihat tubuh tegap Jaehyun yang sedang menyelip diantara manusia-manusia itu. Pria itu berjalan santai ke arah mejanya.

"Kamu itu kemana sih?! Kasian Renjun ditinggal sendirian" omel Lay. Jaehyun hanya terkekeh lalu mengangkat sebuah paper bag ditangannya.

"Tadi Jaehyun menyuruh Mark membawakan Renjun baju ganti" ucap Jaehyun santai. Lay hanya mengangguk paham lalu melirik jam tangannya.

"Sudah malam, sebaiknya kita pamit untuk pulang" usul Lay yang diangguki oleh Jaehyun dan Renjun.

"Ya sudah biar mommy yang pamit, kau jaga Renjun disini okay?" pesan Lay ke Jaehyun. Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. Lay pun menjauh dari mereka berdua dan menyisakan keheningan di sana.

"Jangan terlalu banyak pikiran, hyung tidak marah" Jaehyun menggenggam tangan mungil Renjun yang begitu pas di gandengannya. Ia seolah memberikan semangat untuk Renjun. Pemuda itu hanya tersenyum, Jaehyun yang sudah membuat hatinya dan pikirannya tidak tenang dan pria itu juga yang membuat hati dan pikirannya kembali tenang.

••••••

Sorry ya kalo makin ke sini makin nggak jelas alurnya🙏🙏 aku udah berusaha buat bikin sebaik mungkin. Sorry kalo nggak sesuai ekspektasi kalian. Sorry juga kalo semisal ada typo, maklumilah jari ku suka kepleset.

Jangan lupa votement guys

My Angel [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang