17. a long night

5.3K 418 34
                                    

Saat ini Renjun sedang bingung. Isi paper bag yang dibawa Jaehyun sangatlah tidak manusiawi. Itu baju tapi tidak seperti baju.

"Apa kau tidak kedinginan?" tanya Jaehyun yang melihat Renjun mondar-mandir dengan bathrobe nya.

"Jika hyung tau kelakuan Mark, hyung pasti juga akan bingung" balas Renjun. Jaehyun pun mengambil paper bag itu dan melihat baju yang di dalamnya.

"Sudah tau kan? Aku harus bagaimana hyung, lebih baik aku tidak memakai baju daripada menggunakan baju itu" ucap Renjun kesal. Bagaimana bisa Mark justru membawakannya baju semacam itu.

"Jika kau mau tidak masalah" ingin rasanya Renjun melempar Jaehyun ke halaman mansion. Ia kesal dengan jawaban tidak bermutu dari Jaehyun.

"Baiklah maafkan hyung, kau bisa mengambil kemeja punya hyung atau kaos" ucap Jaehyun. Renjun menurut. Bukankah itu lebih baik daripada harus menggunakan baju kekurangan bahan itu? Kini Renjun sudah memakai sebuah kemeja berwarna navy. Ia sengaja menggunakan warna gelap karena takut hal yang kemarin terjadi lagi.

"Hyung tidak ingin menggunakan pakaian?" tanya Renjun penasaran. Jaehyun sudah mandi terlebih dahulu tapi pria itu tidak segera menggunakan pakaian.

"Kamu suka kan?" Jaehyun menaikkan turunkan alisnya. Renjun sedikit bergidik lalu beralih ke walk in closet. Ia pun kembali dengan membawa setelan piyama dan memberikannya ke Jaehyun.

"Kenapa? Kamu nggak suka liat perut hyung?" tanya Jaehyun. Sebenarnya ia sengaja ingin menggoda Renjun.

"Apaan sih, nih buruan pake, nanti masuk angin" Renjun tetap kekeuh memberikan piyama itu. Tapi Jaehyun tidak kehabisan akal. Ia mengambil piyama itu dari Renjun membuat pemuda itu tersenyum penuh kemenangan. Tapi tanpa diduga ia melepas handuknya di depan Renjun. Sontak pemuda itu langsung membalikkan tubuhnya.

'sial sial sial' umpat Renjun dalam hati.

"Kenapa? Bukankah kita sudah sah, dan kau bisa melihat seluruh tubuh hyung?" Jaehyun memeluk Renjun dari belakang. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri. Ia masih belum memakai piyama yang diberikan Renjun tadi.

"Jangan kira dengan kejadian tadi hyung akan marah, hyung tau bagaimana perasaan mu, maafkan hyung yang sempat menghina mu" ucap Jaehyun. Renjun memejamkan matanya. Merasakan setiap hembusan nafas Jaehyun yang menerpa lehernya.

"Maafkan hyung" Jaehyun mencium leher Renjun. Sedikit memberikan tanda di leher putih itu.

"Hyung, jangan seperti ini" tolak Renjun. Jaehyun sadar. Ia melepaskan pelukannya dan segera menggunakan piyamanya.

"Maafkan hyung, hyung kelepasan" ucap Jaehyun sebelum pergi ke kamar mandi. Renjun paham apa yang dilakukan Jaehyun. Ia sedikit merasa bersalah kepada pria itu.

"Hyung? Kau bisa mendengarkan ku?"

"Emhhh yaa?"

"Maafkan aku hyung" ucap Renjun lirih. Sejahat itukah dirinya membuat Jaehyun harus bermain solo? Istri macam apa dirinya?

"Shhhh untuk apa kau meminta maaf, hyung yang salah" balas Jaehyun dari dalam.

"Aku istri yang jahat hyung"

Ceklekk

Kepala Jaehyun menyembul dari balik pintu.

"Kau tidak salah, hyung yang seharusnya meminta maaf karena tidak bisa menahan diri"

"Tidak hyung, aku yang meminta maaf, seharusnya aku tidak menghentikan mu, kau pantas mendapatkan hak mu sebagai suamiku" Jaehyun menarik Renjun ke pelukannya. Ia mengecup kepala Renjun berkali-kali.

My Angel [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang