20. sad boy

4.5K 388 31
                                    

1 Minggu kemudian. Tidak ada masalah yang berarti di dalam lingkup keluarga Jung. Mereka hidup tanpa gangguan sedikit pun. Saat ini Renjun tengah menyiapkan bekal untuk Jaehyun. Pria itu bilang tidak mau makan jika bukan makanan yang Renjun masak. Padahal dulu Jaehyun suka melewatkan sarapannya dan mengabaikan Renjun yang sudah memasak.

"GOOD MORNING MOMMY" Mark berlari menghampiri Renjun. Mencium pipi sang mommy lalu beranjak duduk.

"Good morning Mark, Yeonjun mana?"

"AKU DISINI MOM" jawab Yeonjun yang tengah menuruni tangga. Rupanya pemuda itu berjalan sembari memakai sepatunya. Sedikit kesusahan dan sepertinya terlihat lebih kecil dari ukuran kaki Yeonjun.

"Kamu yakin pake sepatu itu?" tanya Renjun ragu. Yeonjun juga menatap ragu sepatu yang ia gunakan.

"Ya gimana mom, yang kemaren basah karena kehujanan"

"Pake punya daddy aja tuh" sahut Jaehyun yang baru muncul dari belakang Yeonjun.

"Ihh nggak mau pake pantofel nanti kaki Yeonjun lecet, mending nanti beli aja dad"

"Ya udah silahkan, asal berguna daddy nggak marah" balas Jaehyun. Ia berjalan melewati Yeonjun dan sedikit memberikan kecupan di pipi Renjun.

"Sayang tolong pakaikan dasi" pinta Jaehyun manja. Ia memberikan dasi yang belum terpasang itu ke Renjun. Dengan telaten Renjun memasangkan dasi itu.

"Ekhemmm masih ada manusia lho" tegur Mark. Daddynya ini benar-benar tidak tau tempat dan situasi. Main seenaknya saja bermesraan. Dia sebagai single pun merasa iri hati tapi ia tidak dengki.

"Ribut amat sih" ketus Jaehyun. Memang salah jika ia minta diperhatikan oleh Renjun? Renjun istrinya jadi tidak ada yang salah kan? Kecuali jika ia minta perhatian dengan orang lain itu baru salah.

"Udah-udah ributnya, ayo kita sarapan aja" mereka pun duduk di tempat mereka masing-masing.

"Emm dad, maafin papa ya" ucap Yeonjun. Beberapa hari lalu Lucas datang dan mengungkapkan bahwa papanya adalah dalang dari peneror keluarga Jung. Ia dan Jaehyun juga sudah sempat menghadiri sidang Taehyung. Yeonjun sebagai saksi turut mengungkap sebab kematian bundanya 10 tahun lalu.

"Kamu nggak tau apa-apa njun, dan disini yang salah papa kamu" ucap Jaehyun. Ia maklum, Yeonjun pasti ada rasa bersalah karena papanya terungkap sebagai tersangka. Tapi disini yang salah Taehyung bukan Yeonjun. Tapi sejak kemarin Yeonjun terus meminta maaf ke Jaehyun.

"Jangan pernah salahin diri kamu sendiri njun" imbuh Renjun. Yeonjun hanya menganggukkan kepalanya.

"Kalo lu nggak disini juga, papa lu pasti masih tetep neror keluarga kita, dia kayak gini karena dendam dia ke daddy bukan karena lu yang lebih milih di sini, jadi nggak usah ngerasa bersalah" ucap Mark. Yeonjun berfikir, benar juga. Tanpa kehadirannya di sini pun sang papa pasti sudah berniat buruk. Benar-benar ia malu memiliki papa seperti itu.

"Udahan ahh mikirnya, nggak cocok, berangkat aja kuy dah mau telat nih gue" ajak Mark. Ia mulai berdiri lalu pamit ke Renjun dan Jaehyun. Yeonjun hanya bisa mengikuti Mark dengan malas. Ingin rasanya ia bolos hari ini karena sepatunya kekecilan dan itu sangat menyiksa kakinya.

"Yeonjun pamit mom dad" pamit Yeonjun lalu pergi menyusul Mark.

"Emm hyung"

"Ya kenapa?" tanya Jaehyun. Ia masih ingin santai. Akhir-akhir ini ia sering berangkat pukul 8 karena ia malas bermacet-macetan di jalan. Padahal sih dia hanya ingin dekat dengan Renjun.

"Kemarin Haechan bilang makasih ke aku, emang aku ngasih apa ya? Atau hyung kasih sesuatu atas namaku?" tanya Renjun. Jaehyun menggeleng. Jangankan memberikan sesuatu ke Haechan. Ia saja masuk ke rumah Johnny selama ini bisa dihitung jari.

"Nggak mungkinlah sayang, Mark kali kasih apa gitu pake nama kamu"

"Tapi kalo Mark, kenapa dia nggak bilang kalo itu dari dia?" tanya Renjun. Benar juga. Mana mungkin Mark berbohong soal begituan. Ia kan selalu cari muka di depan Haechan. Apakah anaknya itu benar-benar menyerah? Semudah itukah?

"Nggak mungkin banget itu Mark, dia kan suka cari muka, palingan juga Yeonjun" Renjun kembali berfikir. Jikapun itu Yeonjun, atas tujuan apa dia memberikan hadiah ke Haechan?

"Tumben Yeonjun begitu"

"Mungkin ucapan makasih, kan karena Haechan nilai Yeonjun jadi B+ kemaren" balas Jaehyun. Ahhh benar juga. Kenapa Renjun tidak berfikiran sampai sana? Dia terlalu berburuk sangka ternyata.

•••••

"MELKK!!" Haechan berlari menghampiri Mark yang jalan terlebih dahulu.

"Kenapa chan?" tanya Mark. Sedikit dingin, ia masih galau guys. Tolong bilang ke anak bapak Johnny itu untuk peka sedikit saja.

"Bilangin makasih ya buat Yeonjun, bilang juga ke dia kalo kasih sesuatu jangan pake nama Renjun aku jadi malu sendiri sama calon mertua" balas Haechan. Tanpa sadar Mark tersenyum. Apakah Haechan menyukainya juga hingga menganggap Renjun calon mertuanya? Ini pasti boneka beruang kemarin. Memang tidak sia-sia ia menyuruh Yeonjun dan menyogok pemuda itu dengan es krim choco mint.

"Gue disini ye mbul, ghibahin elit dikit kek" tegur Yeonjun. Haechan dan Mark menengok ke arah Yeonjun. Sebenarnya pemuda itu mengganti sepatunya. Diam-diam saja ya guys dia itu sudah membeli sepatu kemarin jadi ia sengaja menaruh sepatunya diluar agar kehujanan jadi ia ada alasan untuk membeli sepatu baru.

"Ehhh lu njun, makasih ya kemaren bonekanya bagus banget, btw kalo emang ngasih sesuatu tuh bilang aja jangan pake nama Renjun, kan jadi malu sama calon mertua" wajah Haechan sedikit bersemu merah. Begitupun dengan Mark yang senyum-senyum sendiri. Sepertinya Yeonjun harus membeli tiket ke Venus. Tidak di rumah, tidak di kampus dia hanya dianggap nyamuk. Menyebalkan sekali bukan?!

"Gue mau ngontrak di Venus aelah" Yeonjun berlalu meninggalkan mereka berdua. Haechan sedikit merengut. Ia pun langsung menyusul Yeonjun yang sudah berlalu ke kelasnya.

"Chan, kenapa ninggalin Melk sih?" tanya Mark. Haechan langsung berhenti.

"Nih ya Echan kasih tau, Echan itu mau memastikan hati Echan buat siapa" balas Haechan lalu berjalan lagi. Mark pun mensejajarkan langkahnya dengan Haechan.

"Maksudnya?"

"Ya Echan harus yakin Echan kan suka ama Yeonjun ama pak Taeyong, tapi Echan nggak tau Echan itu cintanya sama siapa" jawab Haechan lalu berlalu meninggalkan Mark yang terpaku. Pemuda itu berbalik menuju taman. Beginikah rasanya patah hati? Apa Haechan tidak mengingat janji mereka waktu kecil? Dan Yeonjun...kenapa pemuda itu tega sekali kepada Mark? Bukankah ia bilang akan membantu Mark? Tapi apa?! Ternyata Yeonjun justru orang yang disukai oleh Haechan.

"YEONJUN SIALAN! GUE KIRA LU ITU DUKUNG GUE TAPI APA?! LU NUSUK GUE DARI BELAKANG ANJING!!" Mark mengacak-acak rambutnya. Ia benar-benar kecewa dengan Yeonjun. Apakah kebaikannya selama ini dibalas dengan begini? Sungguh sangat-sangat jahat bukan? Benar ternyata, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitupun Yeonjun, papanya penjahat anak itu juga penjahat.

••••••

Hayoloh ternyata Haechan salah paham. Kasihan banget Mark jadi sadboy huhuhuhu.

Ada yang mau konflik lagi nggak?? Kemaren itu konfliknya cuman kecil aelah, nanti buat satu konflik yang boom gitu seru kali ygy....

Btw sorry kalo ada typo ya, apalagi sampe typo nama kayak kemaren. Sorry banget karena komen kalian aku jadi tau kalo itu typo jauh banget sampe ngerubah maksud 🙏🙏

Jangan lupa votement guys 🤗

My Angel [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang