38. end?

4.4K 318 35
                                    

Bagi siapapun yang nemuin typo or salah kata langsung komen aja ya soalnya aku juga suka khilaf 🙏🏻

Happy reading guys ~

•••••

Jaehyun menumpukkan kepalanya di lipatan tangan. Siapapun yang melihatnya pasti merasa iba. Kantung mata yang menghitam, rambut hitam yang sudah acak-acakan, benar-benar seperti orang gila. Mungkin jika Jaehyun keluar saat ini pun tidak ada yang percaya bahwa ia orang kaya dan sehat tanpa gangguan jiwa.

"Hufftt ngantuk" guman Jaehyun. Pria itu melirik ke arah jam dinding. Pukul 1 malam. Ia tidak tidur 3 hari. Bagi dirinya Renjun adalah yang terpenting.

Jaehyun tertidur pulas. Dengkuran halus terdengar di kesunyian malam menandakan pria itu benar-benar lelah.

•••••

Jaehyun menatapi tempat di sekitarnya. Begitu asing. Dimana ia sekarang? Tempat ini indah, tapi kenapa begitu sepi? Tidak adakah orang yang mengunjungi tempat seindah ini?

"R-ren?" Jaehyun berjalan perlahan menghampiri bayangan seorang pemuda yang bersinar berbeda dengan dirinya. Pemuda itu tersenyum.

"Terimakasih hyung, terimakasih, jaga triplets baik-baik, aku mencintaimu" ucap Renjun. Jaehyun bingung. Kenapa Renjun seperti orang yang berpamitan?

"Kembalilah, kita jaga triplets sama-sama" pinta Jaehyun. Pria itu memegang tangan Renjun dan menatapnya dalam. Tersirat kesedihan dari tatapan itu.

"Aku tidak bisa janji hyung, jaga dirimu baik-baik" dengan perlahan Renjun menghilang dari pandangan Jaehyun. Membuat pria itu langsung panik.

"REN JANGAN TINGGALIN HYUNG" teriak Jaehyun. Pria itu jatuh terduduk di tanah. Kakinya terasa lemas seperti jelly sehingga tak mampu menahan beban tubuhnya.

"Maafin hyung ren, jangan pergi, hyung nggak bisa tanpa kamu" Jaehyun menunduk. Tangannya mengusap pipinya yang basah. Sudah berapa kali ia menangis karena Renjun? Sebegitu berharganya Renjun hingga bisa membuat Jaehyun yang tidak pernah menangis menjadi mudah sekali menangis.

"Hyung sayang kamu ren, jangan tinggalin hyung"

"Hyung janji nggak akan buat masalah lagi"

"H-hyung, hyung janji nggak, nggak akan cuekin kamu lagi" 

"Renhh" Jaehyun menangis kencang. Separuh jiwanya seperti diambil begitu saja. Sangat menyakitkan dan menusuk hati.

•••••

Jaehyun terbangun. Keringat membasahi wajahnya. Mimpi macam apa tadi? Tidak masuk akal sekali.

Titttttttttt

Jaehyun langsung menengok ke arah bedside monitor yang ada di samping brankar Renjun. Alat itu menunjukkan garis lurus yang tentu membuat Jaehyun panik. Ia langsung memanggil dokter melalui tombol yang ada di dekat bedside monitor. Tak lama kemudian dokter datang dan langsung memeriksa Renjun.

"Tuan silahkan tunggu di luar"

"Nggak dok, saya harus menemani istri saya" balas Jaehyun. Ia masih memaksa untuk berada di dalam. Ia tidak ingin meninggalkan Renjun. Ia takut jika Renjun meninggalkannya.

"Ini sudah prosedur rumah sakit ini tuan, jadi silahkan anda tunggu di luar" Jaehyun menyerah. Ia berjalan keluar dari ruangan dan duduk di kursi tunggu.

Perasaannya campur aduk, sedih, cemas, dan menyesal menjadi satu. Ia sedih melihat keadaannya Renjun saat ini. Ia cemas dengan keadaan Renjun saat ini. Dan ia menyesal karena mencueki Renjun waktu itu hingga membuat pemuda itu keracunan.

"Kok daddy diluar?" Jaehyun mendongakkan kepalanya menatap kedua pemuda yang berdiri dengan tatapan penuh. Jangan lupakan Mark yang membawa tas bayi berisi kebutuhan triplets. Dan Yeonjun yang masih memegang gagang stroller milik ketiga bayi itu.

Yeonjun melirik ke dalam. Dapat ia lihat dari celah bening di pintu kaca yang dominan buram itu. Wajah dokter dan beberapa perawat itu nampak tegang. Pasti ada yang tidak beres ini. Apakah kondisi Renjun baik-baik saja? Dia hanya bisa berdoa saja.

Yeonjun mengelus punggung Jaehyun agar pria itu sedikit tenang. Mark hanya bisa menatapi pintu yang tertutup itu. Ia pasrah kepada tuhan. Jika mommynya memang tidak bisa bertahan jangan buat mommynya kesulitan seperti ini. Ia percaya akan takdir dan jalan tuhan yang kita tidak bisa menebak bagaimana selanjutnya. Kita sebagai manusia hanya bisa mengikuti alur, alur kehidupan yang terkadang memang tidak masuk akal.

"Mom, kalo nggak kuat tinggalin kita nggak apa-apa kok, Mark janji bakal jaga triplets" lirih Mark. Ia tidak tega melihat Renjun di dalam. Harus dipasang banyak sekali alat yang pasti itu menyakitkan.

'sayang kamu pasti kuat kan? Kamu nggak akan ninggalin kita kan?' inner Jaehyun. Pria itu masih menatap kosong ke arah pintu ruangan Renjun.

Seolah paham, triplets yang semula tertidur pun menangis. Mungkin inilah yang dikatakan ikatan antara ibu dan anak. Yeonjun kelimpungan. Keadaan Jaehyun dan Mark kini masih terpuruk. Jadilah hanya dia yang menenangkan ketiga bayi itu sendirian.

Ceklekk

Dokter keluar dan melepaskan kacamatanya membuat Jaehyun langsung berfikiran negatif.

"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi maaf pasien sudah tidak bisa diselamatkan"

"DOKTER PASTI BOHONG KAN?!!"

"Maaf tuan, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tuhan memiliki rencana lain" ucap sang dokter.

"N-nggak, nggak mungkin"Jaehyun langsung menerobos masuk ke dalam ruangan. Dapat ia lihat wajah pucat istrinya yang sudah tak bernyawa itu.

"S-sayang" Tangan Jaehyun bergetar. Pria itu mengelus pipi Renjun dengan perlahan. Kenapa ini harus terjadi? Kenapa ia harus kehilangan orang yang ada dalam hidupnya lagi?

Mark menatap punggung Jaehyun yang bergetar. Pria itu menangis. Mark sangat bisa menebaknya. Hal itu menegaskan bahwa pria itu sangat mencintai Renjun. Seumur-umur Mark baru melihat Jaehyun menangis sebanyak 3 kali. Pertama ketika Jeno meninggal, kedua ketika triplets lahir, dan ini kali ketiga di depan jenazah Renjun.

Yeonjun hanya bisa menatap Jaehyun yang setia menangis dsn memeluk tubuh Renjun. Ingin menyangkal kenyataan ini tapi inilah nyatanya. Renjun sudah pergi meninggalkan semuanya. Tuhan lebih menyayanginya ternyata.

Yeonjun tersenyum getir menatap tiga buntalan yang masih gelisah. Saat ini hanya tinggal Jaehyun, Mark, dan dirinya yang menjaga triplets. Semoga mereka nanti hidup bahagia walaupun tanpa Renjun di samping mereka.

•••••

Menuju tamat guyss~

Ada yang mau protes sama alurnya?? Atau ada yang marah karena terancam sad end??

Jangan lupa vote and komen guys 🤗💚

Lope banyak buat kalian💚💚💚

My Angel [JAEREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang