Untuk pertama kalinya Sagara dan Ryana tidur satu ranjang. Rasa canggung saling menyelimuti keduanya, sehingga yang terjadi mereka hanya beristirahat tidur.
Ryana yang sudah terbangun bingung harus bagaimana, jujur saja ia masih malu jika teringat ia menyetujui untuk memulai kehidupan rumahtangga dari awal bersama Sagara.
Agar Sagara tidak terganggu tidurnya Ryana pun dengan hati-hati bangun dari tempat tidur.
Ryana membeku saat melihat Sagara mulai membuka matanya, "Eh maaf jadi kebangun ya."
"Enggak kok emang udah bangun." Balas Sagara dengan senyum tipis.
Padahal yang terjadi sebenernya tadi malam ia sama sekali tidak bisa tidur.
"Kamu kalau mau mandi duluan mandi di kamar mandi ini aja biar aku yang kamar mandi luar." Kata Sagara yang berusaha memecah keheningan pagi ini.
Ryana mengangguk, "Oke makasih Kak Gara."
Sagara mulai beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar.
Saat memastikan Sagara sudah benar-benar keluar Ryana pun melompat-lompat sambil mengepalkan kedua tangannya, "Ih kok gue bawaannya pengen senyum terus sih." Keluhnya.
Ceklek...
Pintu tiba-tiba kembali terbuka yang membuat Ryana terdiam dan merutuki tingkah lakunya. Sagara berusaha menahan senyumnya saat melihat tingkah laku Ryana tersebut. Gemas begitu pikirnya.
"Lupa belum ambil baju."
Ryana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Oh iya Kak."
Sagara segera keluar kamar lagi saat sudah membawa baju yang ia butuhkan.
"Duh malu banget gue," keluh Ryana.
"Pasti Kak Gara langsung mikir gue orang aneh." Sambungnya sambil memukul kepalanya.
Sagara dan Ryana sudah selesai bersiap-siap. Dengan keajaiban yang entah datang darimana Ryana selesai terlebih dahulu dan langsung menuju dapur.
"Kenapa?" Tanya Sagara saat melihat Ryana mondar-mandir kebingungan di dapur.
"Kak sarapan sama roti aja ya aku lupa belum belanja bulanan soalnya, maaf ya jangan marah." Jawab Ryana sambil menggigit bibir bawahnya karena khawatir Sagara akan marah.
Sagara terkekeh, "Iya enggak papa."
Ryana terpaku untuk kesekian kalinya saat melihat senyum terukir diwajah Sagara.
"Kamu kenapa?" Tanya Sagara sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Ryana.
Ryana mengerjapkan matanya, "Hah? Oh? Enggak papa kok."
"Ayo makan biar enggak kesiangan berangkatnya." Ryana mengangguk kemudian menikmati sarapannya.
Selesai sarapan Sagara dan Ryana seperti biasa berangkat bersama.
"Oh iya nanti aku pulangnya mau mampir ke tempat Bang Januar jadi mau bonceng sahabatku aja ya." Kata Ryana sambil melepas sabuk pengaman.
"Siapa?"
"Ya nanti dilihat dulu siapa yang kosong."
Sagara mengangguk, "Kalau udah tahu mau pulang bareng siapa kasih tahu aku ya."
"Oke,"
"Duluan ya Kak."
"Ry?" Panggil Sagara sambil menahan tangan Ryana.
Ryana menoleh dengan wajah kebingungan, "Ya kenapa?"
"Kamu enggak ngerasa ketinggalan sesuatu?"
"Hah? Enggak kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
GARARYA II Suga Ryujin ✅
Teen FictionRyana Pramudya hanya bisa pasrah menerima takdirnya yang harus menikah saat dirinya baru merasakan duduk dibangku perkuliahan selama 3 bulan. Bahkan setelah acara pernikahan pun Ryana Pramudya harus berpisah jarak dengan sang suami, Sagara Admajaya...