Ryana bangun pagi untuk menata makanan yang sudah dikirimkan oleh sang Bunda di meja makan.
"Kak sarapan." Tegur Ryana saat melihat Sagara yang sudah rapi.
Sagara mendekat lalu bergabung duduk dengan Ryana, "Tumben udah bangun."
"Aku emang selalu bangun pagi ya." Koreksi Ryana.
"Oh pantesan telat."
"Ungkit aja terus." Kesal Ryana.
Sepasang suami istri tersebut menikmati sarapan mereka dengan keadaan hening.
Saat akan selesai makan Ryana menerima panggilan dari Yastin.
"Gimana Tin? Lo bisa kan?"
'Sorry Ry gue enggak bisa soalnya ini gue udah sampai kampus.'
"Oh ya udah makasih ya Tin."
'Sorry banget ya Ry.'
"Santai Tin ya ampun."
'Eh udah ya ini dosennya udah masuk.'
"Oke Tin semangat." Kata Ryana sebelum dirinya memutus sambungan panggilan dengan Yastin.
Ryana memejamkan matanya sambil menghembuskan napasnya karena para sahabatnya tidak ada yang bisa ia mintai tumpangan hari ini.
Sagara mengernyitkan dahinya, "Kenapa?"
"Enggak papa." Jawab Ryana.
"Hari ini berangkat bareng aja." Kata Sagara dengan pelan.
Ryana mengangkat salah satu alisnya, "Gimana Kak?"
"Ehemm.. Hari ini kita berangkat bareng aja."
Ryana yang sedang menghabiskan minumnya pun sampai tersedak setelah mendengar perkataan Sagara.
Sagara reflek menepuk-nepuk punggung Ryana, "Pelan-pelan Ry."
Perlakuan Sagara yang berubah 180° membuat Ryana terkejut.
Perjalanan menuju kampus diliputi keheningan karena Sagara dan Ryana terjebak dipikiran masing-masing. Sagara yang berusaha mencari cara untuk membangun hubungan dengan sang istri dan Ryana yang masih terpikir sikap Sagara yang mulai menghangat walaupun wajahnya masih datar.
"Nih." Kata Sagara sambil menyodorkan kantong plastik berisi susu kotak.
Ryana mengernyitkan dahinya, "Buat apa?"
"Ya buat kamu minum." Ryana dengan ragu menerima kantong plastik tersebut, "Makasih ya Kak."
Ryana segera berjalan menjauh dari Sagara.
"Ry..." Panggil Sagara sambil sedikit berlari menghampiri Ryana.
"Kenapa Kak?"
"Semangat ya kuliahnya." Kata Sagara sambil mengacak rambut Ryana dengan pelan dan memperlihatkan senyum yang belum pernah dilihat Ryana sebelumnya.
Sagara segera berlalu pergi karena ia jadi salah tingkah dengan perbuatannya sendiri. Sementara itu, Ryana masih mematung dan ia merasa jika jantungnya berdebar kencang.
"Kok gue baper sih." Gumamnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengusir bayangan wajah Sagara saat tersenyum tadi.
Sagara tidak tahu jika efek mengacak rambut Ryana membuatnya hampir tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Sungguh efeknya diluar kendali Sagara.
Sebelum masuk ke ruangan Sagara berusaha mengontrol ekspresinya agar tidak menjadi bahan ledekan Johan.
"Rom tebak deh gue tadi habis dari kantin lihat adegan apa?" Pertanyaan tiba-tiba dari Johan pada Romi saat Sagara masuk ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARARYA II Suga Ryujin ✅
Ficção AdolescenteRyana Pramudya hanya bisa pasrah menerima takdirnya yang harus menikah saat dirinya baru merasakan duduk dibangku perkuliahan selama 3 bulan. Bahkan setelah acara pernikahan pun Ryana Pramudya harus berpisah jarak dengan sang suami, Sagara Admajaya...