Selesai kelas hari ini Ryana langsung menuju kantin bersama dengan Karin, Juna, dan Jian.
Suasana kantin sangat ramai karena mereka selesai kelas bertepatan dengan jam makan siang, tapi untung saja sahabat mereka yang lain sudah mencari meja jadi mereka tinggal bergabung saja.
"Siapa di sini yang mau pulang angkat tangan..." Kata Ryana dengan heboh saat baru saja tiba di depan para sahabatnya.
"Kenapa lo?" Tanya Hanan keheranan.
"Iya tumben banget enggak nongkrong dulu." Timpal Haidar.
"Mau beres-beres rumah dia." Balas Juna yang diangguki oleh Ryana.
"Ya nanti aja beres-beresnya habis nongkrong." Bujuk Bima sebelum meminum minumannya.
"Gue enggak bisa udah ditungguin Bunda sama Mama soalnya."
"Mau ada acara apaan Ry?" Tanya Jemian penasaran.
"Suami gue lusa mau pulang ke Indonesia." Jelas Ryana yang membuat para sahabatnya heboh kecuali Karin dan si kembar yang sudah mengetahuinya tadi.
"Hah?! Serius lo?!" Pekik Haidar yang paling heboh.
"Ya serius dong ngapain juga bohong."
"Masa kontrak kerjanya udah selesai?" Ryana mengangguk atas pertanyaan Julia.
"Lo kok sekarang udah terima keadaan gitu sih Ry." Celetuk Jevon asal.
"Ya mau gimana lagi kalau gue berontak nanti dapetnya malah pisah terus gue menjanda diumur 21 tahun gitu mau lo?" Balas Ryana sedikit kesal.
"Ry jangan ngomong gitu dong." Tegur Yesi.
"Laki lo duluan tuh yang mulai."
"Sorry Ry gue enggak maksud." Ryana hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai balasan.
Karin menepuk-nepuk pundak Ryana, "Pokoknya lo harus jalanin kehidupan rumah tangga lo dengan baik."
"Tapi nih ya-"
"Kan mulai kan." Potong Juna.
"Jangan dipotong dulu,"
"Gue tetep takut sama Kak Gara mana selama dua tahun ini kalian semua juga tahu kan gue komunikasi sama dia aja kalau disuruh Bunda dan respon Kak Gara singkat-singkat terus."
"Ry gue aja bisa bikin es batu mencair masak lo enggak sih." Kata Jian yang berusaha menyemangati.
"Heh gue bilangin Sella ya lo ngatain cewek lo sendiri es batu." Ancam Ryana yang membuat Jian sedikit panik.
"Cepu banget lo anjir!" Kesalnya
"Ry lo jadi pulang apa enggak sih?" Tegur Raihan yang sejak tadi hanya memperhatikan.
"Eh iya lo pada sih bikin gue terlena,"
"Ini beneran enggak ada yang mau pulang apa gimana?" Tanya Ryana lagi untuk memastikan.
"Ayo gue juga mau pulang nih." Kata Hanan sambil berdiri dari duduknya.
"Bye kaum-kaum belum halal gue pulang dulu mau siap-siap menyambut kedatangan suami." Mereka yang masih duduk langsung menatap Ryana dengan jengah.
"Sombong amat mentang-mentang udah nikah." Kesal Juna.
"Suka-suka gue dong wlee..." Balas Ryana sambil menjulurkan lidahnya.
"Semangat bikin ponakan buat kita ya...!!" Goda Bima sambil berteriak.
Ryana hanya bisa menahan malu dan membalas tanpa mengeluarkan suara, "Sinting lo."
"Lo mau mampir kemana gitu apa enggak?" Tanya Hanan saat mereka sudah sampai parkiran.
"Enggak deh gue mau langsung pulang aja."
"Oke."
Hanan mulai melajukan motornya menuju ke rumah Ryana yang sudah ditempati selama kurang lebih dua tahun.
"Udah lo sampein belum salam gue buat Chesil?" Tanya Hanan sambil memperlambat laju motornya.
"Udah tapi mending lo nyerah aja deh." Saran Ryana.
"Lo kok enggak ngedukung sahabat gitu sih." Protes Hanan.
"Bukannya enggak ngedukung lo tapi saingan lo itu Yang Mulia Cakra, berat Han." Perkataan Ryana membuat Hanan mengerem mendadak.
"Heh yang bener dong!" Protes Ryana sambil mendorong bahu Hanan.
"Sorry-sorry gue kaget Ry." Balas Hanan sambil kembali melajukan motornya.
"Hati-hati dong lo ini lagi boncengin istri orang."
"Iya iya yang udah nikah,"
"Tapi langsung LDRan dua tahun." Ejek Hanan sambil cekikikan.
"Aaaaaa Rya sakit...!!" Teriak Hanan saat Ryana mencubit pinggangnya tanpa ampun.
Bersambung...
Ryana's Bestfriends in collage
KAMU SEDANG MEMBACA
GARARYA II Suga Ryujin ✅
Teen FictionRyana Pramudya hanya bisa pasrah menerima takdirnya yang harus menikah saat dirinya baru merasakan duduk dibangku perkuliahan selama 3 bulan. Bahkan setelah acara pernikahan pun Ryana Pramudya harus berpisah jarak dengan sang suami, Sagara Admajaya...