Sagara baru pulang ke rumah sekitar pukul 3 dini hari tadi. Bahkan boleh dibilang Sagara pulang hanya untuk mandi dan istirahat sebentar, karena tepat pukul 5 pagi Sagara bersiap untuk pergi lagi.
Ryana tidak tega jika harus membahas persoalan yang mungkin akan memicu pertengkaran antara keduanya, ia tidak tega karena wajah suaminya sangat terlihat kelelahan.
"Kak Gara harus banget pergi pagi-pagi?" Tanya Ryana sambil membantu Sagara merapikan dasi.
"Iya soalnya aku ada janji penting sama Tevin." Jelas Sagara.
"Tapi Kak Gara kelihatan capek banget." Timpal Ryana sambil mengusap wajah suaminya tersebut.
Sagara memegang kedua pundak istrinya, "Aku enggak papa kok, enggak usah khawatir ya." Ryana mengangguk perlahan.
Ryana mengantarkan Sagara sampai sang suami masuk ke dalam mobil.
"Maaf ya kamu jadi harus berangkat bareng sahabat kamu." Kata Sagara setelah memasang sabuk pengaman.
"Iya enggak papa."
"Hati-hati ya nanti berangkatnya."
"Iya Kak Gara juga hati-hati."
Ryana melambaikan tangan sampai mobil Sagara hilang dari pandangannya.
Sejenak Ryana mencoba membuang jauh-jauh rasa curiganya pada suaminya tersebut.
Ryana pikir dengan fokus dengan perkuliahan ia akan lupa tentang kebohongan Sagara, tapi nyatanya perasaan itu kembali lagi saat mengetahui jika Sagara tidak masuk mengajar di kelas lain.
"Lo kenapa dari tadi ngelamun mulu?" Tegur Haris sambil menyenggol lengan Ryana.
Ryana tersadar dari lamunannya, "Hah? Enggak papa kok."
"Dih udah kayak cewek beneran aja lo."
"Kampret ya lo." Kesal Ryana sambil mendorong tubuh Haris dengan kencang.
Haris tersenyum lebar, "Nah ini baru Ryana yang gue kenal." Ryana hanya menatap Haris dengan malas.
"Oy...!!" Teriak Satya sambil berlari mendekati Haris dan Ryana yang sudah berada di parkiran.
"Mau jengukin Omanya Yoga ya? Ikut dong."
Ryana mengerutkan dahinya, "Kita boti gitu?"
"Gila lo bisa rusak citra yang selama ini gue bangun!" Pekik Satya.
"Dih kayak bagus aja citra lo." Balas Haris yang bersiap naik motornya.
Satya segera menahan lengan Haris, "Ayolah bareng ya nanti gue kasih coklat dari Inggris."
"Paling coklat 500 perak."
"Seriusan gue punya coklat dari Inggris soalnya kemarin baru dapet oleh-oleh dari Bang Tevin." Jelas Satya yang memang sudah dianggap adik sendiri oleh tetangganya tersebut.
Ryana mengernyitkan dahinya, "Oleh-oleh dari Kak Tevin? "
"Iya soalnya dari satu minggu lalu Bang Tevin ngurus kerjaan di Inggris terus baru balik tadi pagi." Jelas Satya yang membuat Ryana terkejut.
Haris menyadari perubahan ekspresi wajah sahabatnya tersebut, "Kenapa Ry?"
"Buruan berangkat ke rumah sakit aja yuk." Ajak Ryana yang langsung duduk membonceng di motor Haris.
"Terus gue gimana?"
"Lo nebeng sama Farel aja." Balas Haris sebelum melajukan sepeda motornya.
"Anaknya dimana woy..?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARARYA II Suga Ryujin ✅
Ficção AdolescenteRyana Pramudya hanya bisa pasrah menerima takdirnya yang harus menikah saat dirinya baru merasakan duduk dibangku perkuliahan selama 3 bulan. Bahkan setelah acara pernikahan pun Ryana Pramudya harus berpisah jarak dengan sang suami, Sagara Admajaya...