Ryana berjalan mondar-mandir di ruang tamu sambil sesekali melirik jam tangannya.
Senyum Ryana mengembang saat mendengar suara mobil Sagara memasuki teras.
Sagara yang baru saja masuk ke dalam rumah dikejutkan dengan sambutan Ryana yang langsung mengambil tas dan jas dari tangannya.
Bahkan saking terkejutnya Sagara sampai baru sadar dengan outfit yang dikenakan oleh Ryana seperti akan pergi ke luar saat dirinya didudukkan di kursi ruang keluarga oleh istrinya tersebut.
"Kak tandatangan." Kata Ryana sambil menyerahkan surat dan bolpoin pada Sagara.
"Buat apa?"
"Kak Gara ngasih aku tiga jam lalu masak lupa."
"Aku enggak ngerasa ngasih kamu surat."
Ryana menghembuskan napas dalam, "Oke fine. Tadi dosen aku ngasih ini soalnya aku ngelanggar peraturan kelasnya beliau jadi aku disuruh minta tandatangan wali." Jelasnya sambil menampilkan senyum terpaksa.
"Kalau aku tandatangan emangnya bakal ngejamin kamu enggak akan telat lagi?"
"Kak ayo dong tandatangan aja." Bujuk Ryana sambil menggoyangkan-goyangkan lengan Sagara.
Sagara meletakkan bolpoinnya kembali, "Kalau kamu enggak ngasih jaminan aku enggak mau tandatangan." Tolaknya.
"Kak ya ampun aku tadi telat karena motor Yastin mogok dan Kak Gara juga tahu hal itu."
"Telat ya tetap telat." Tegas Sagara.
"Baru juga telat sekali."
Sagara mengangkat satu alisnya, "Oh ya? Padahal kata Johan kamu banyak telatnya."
Mata Ryana membulat, "Heh mana boleh dosen ngegosipin mahasiswanya." Protesnya.
"Siapa yang ngegosip itu kan fakta." Koreksi Sagara yang membuat Ryana mengerucutkan bibirnya.
"Kak ayo dong tandatangan." Bujuk Ryana lagi.
"Jaminannya?"
"Kalau aku telat lagi aku bakal sukarela dikasih tugas."
"Oke." Sagara akhirnya menandatangani surat tersebut dan Ryana pun merasa sedikit lega.
Tiba-tiba bel rumah berbunyi dengan sangat brutal yang membuat Ryana kesal.
"Siapa sih enggak santai banget mencet belnya!" Dumel Ryana sambil berjalan menuju pintu.
Ryana sudah bersiap akan marah saat membuka pintu, tapi ia justru terkejut saat melihat sang pembuat kegaduhan.
"Lah? Ngapain kok pada ke sini?" Tanya Ryana pada empat laki-laki yang sangat dikenalnya.
"Mau pesta penyambutan dong." Balas Januar sambil memperlihatkan satu kantong plastik besar berisi makanan dan minuman.
"Gaya bener."
"Ini enggak disuruh masuk?" Ryana langsung mempersilahkan masuk setelah pertanyaan Julian barusan.
"Kak Gara dicariin babu-babunya...!" Panggil Ryana dengan berteriak.
"Si Ryana mulutnya ya." Tegur Sakti.
Ryana tersenyum lebar, "Kan bener hehehe..."
Sagara terkejut saat melihat kedatangan para sahabatnya, "Kalian ngapain ke sini?"
"Ya mau pesta menyambut kepulangan sohib lama, mumpung ini malam minggu." Jelas Januar dengan antusias.
"Gaya bener orang tua." Celetuk Ryana yang langsung dihadiahi jitakan dari sang kakak.
Hiren menggeleng-gelengkan kepalanya, "Mau Ryana tapi heran."
"Kebalik hahaha..."
"Kak Sakti receh banget sih."
"Biarin dong."
"Eh lo mau kemana?" Tanya Januar saat menyadari outfit yang dipakai adiknya.
"Ya mau malam mingguan kan anak muda." Jawab Ryana yang membuat Januar menatapnya malas.
"Sama siapa Ry?" Tanya Julian.
"Bareng Jevon sama Yesica Bang."
"Demen amat lu jadi obat nyamuk." Timpal Hiren.
"Enggak papa yang penting dapet tebengan gratis."
"Pergi dulu ya semua..." Pamit Ryana saat mendapat pesan dari Yesica jika ia sudah sampai di depan rumah.
Ryana berlalu pergi dan Sagara mempersilahkan sahabat-sahabatnya untuk duduk.
"Enggak papa Gar?" Tanya Julian dengan tiba-tiba.
Sagara mengernyitkan dahinya, "Apanya?"
"Ryana sering main sama sahabat-sahabatnya." Jelas Julian.
"Ya kenapa emangnya?"
"Kan udah jadi bini lo dodol." Celetuk Hiren.
"Ya udah terserah dia." Balas Sagara dengan santai yang membuat ketiga sahabatnya terkejut.
"Jangan heran lo pada sama Gara orang adik gue aja kalau pergi ke kampus masih diantar jemput sama sahabat-sahabatnya." Jelas Januar.
"Buset Gar lo nikah beneran apa kagak?" Celetuk Sakti.
"Iya bisa-bisanya malah kayak kakak adik tiri." Timpal Hiren yang tak habis pikir dengan sahabatnya tersebut.
Sagara menghembuskan napas dalam seolah akan bercerita banyak dengan para sahabatnya, "Habisnya gue bingung mau mulai darimana."
"Gimana maksud lo?" Tanya Julian memastikan.
"Bingung mau mulai kehidupan rumah tangga gue sama Ryana darimana." Jelasnya sambil menundukkan kepalanya.
"Jangan bilang kalau lo belum pernah tidur seranjang sama adik gue?!" Pekik Januar dengan heboh.
"Jangan kan tidur seranjang, gue sama dia enggak sengaja ada di kamar bareng aja pasti salah satunya langsung pergi." Keempat sahabat Sagara langsung menganga sangking terkejutnya mereka mendengar fakta tersebut.
Bersambung...
Sagara's bestfriends
Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan komen supaya aku rajin update 💞
KAMU SEDANG MEMBACA
GARARYA II Suga Ryujin ✅
Novela JuvenilRyana Pramudya hanya bisa pasrah menerima takdirnya yang harus menikah saat dirinya baru merasakan duduk dibangku perkuliahan selama 3 bulan. Bahkan setelah acara pernikahan pun Ryana Pramudya harus berpisah jarak dengan sang suami, Sagara Admajaya...