22 💑 Menjelaskan

236 24 1
                                    

Setelah kejadian tidak mengenakkan yang dialami oleh Ryana, ia meminta para sahabatnya untuk mengantarkannya pulang ke kediaman kedua orangtuanya.

Kediaman keluarga Pramudya cukup ramai karena Januar beserta keluarga kecilnya sedang berkunjung ke rumah tersebut.

"Bunda..." Panggil Ryana dengan lirih.

Bunda terkejut mendapati kehadiran anak bungsunya tersebut, "Adek kok enggak ngabarin kalau mau ke sini?"

Ryana langsung memeluk sang Bunda dengan erat.

"Ini Rya kenapa?" Tanya Bunda yang kebingungan dengan sikap Ryana.

"Itu Rya-" Perkataan Yoga terhenti saat melihat Januar dan Yudha yang akan keluar rumah sambil membawa alat pancing.

Yudha sedikit terkejut melihat kehadiran para sahabat adiknya tersebut, "Kok gue berasa deja vu ya ngelihat momen ini."

"Widih udah lama gue enggak ngelihat kalian main ramean ke rumah ini." Celetuk Januar.

"Sebenernya kita ke sini buat nganterin Ryana Bang." Balas Haris.

Januar dan Yudha pun baru menyadari keberadaan Ryana yang sedang membelakangi mereka memeluk Bunda.

"Lo kenapa cuy kok harus dianterin?" Tanya Januar sambil menyenggol lengan Ryana.

Detik berikutnya Ryana menangis kembali, mengeluarkan air mata yang sejak tadi berusaha ia tahan saat baru melangkahkan kaki di rumah.

Yudha mendorong tubuh Januar, "Bang lo apain jadi nangis gitu?!"

"Eh lo kok nangis sih." Januar panik.

Bunda menepuk-nepuk punggung Ryana agar putrinya tersebut lebih tenang.

Egista yang sejak tadi sibuk memasak di dapur mendekat karena mendengar suara yang cukup gaduh.

"Apaan sih." Kesal Ryana saat Januar menoel-noel pipinya.

"Sayang udah jangan digangguin kalau Ryana belum mau cerita." Cegah Egista sambil menahan lengan sang suami.

Bunda mengisyaratkan Ryana untuk duduk dan meminta Egista untuk mengambilkan air minum untuk Ryana.

"Eh adik gue kenapa?" Tanya Januar yang membuat kelima pemuda dihadapannya tersebut hanya saling melempar tatapan satu sama lain.

"Ditanya itu dijawab bukan malah pada lihat-lihatan." Tegur Yudha.

Jevon memberanikan diri untuk menjelaskan kejadian tadi, "Itu tadi Ryana ngelihat suaminya berduaan sama mantan pacar suaminya."

"Hah?! Sasha maksud lo?!" Pekik Januar dengan nada tinggi.

"Kita enggak tahu namanya Bang." Balas Farel.

"Sagara anjing!" Umpat Januar sambil mengepalkan tangannya.

Untung saja si kembar saat ini sedang bersama kakek mereka di kebun belakang yang ditanami oleh Ayah dan Bunda dengan berbagai sayur-sayuran dan buah-buahan. Kalau sampai mendengar Januar berkata kasar sudah dipastikan jika Egista akan mengusir sang suami dari rumah.

"Yang tenang jangan kebawa emosi." Tegur Egista.

"Ya maaf yang habisnya aku kesel."

"Bang langsung aja ayo." Ajak Yudha sambil menarik lengan Januar.

"Eh kalian mau kemana?" Cegah Bunda.

"Mau kasih perhitungan sama Bang Sagara Bun, enak aja adik kita disakitin." Balas Yudha dengan penuh amarah.

"Kalian jangan gegabah gitu."

"Sagara itu harus ditonjok biar sadar Bun." Timpal Januar yang membuat Egista memijat pelipisnya.

GARARYA II Suga Ryujin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang