TBG 26

379 52 2
                                    

Saat di perempatan lampu lalu lintas berwarna hijau, Hema terus melajukan motornya dengan menambah sedikit kecepatannya. Tiba-tiba motor dari belakang menyelip dan belok kiri, Hema yang berada di kiri motor tersebut kaget dan langsung banting setir ke kiri.

BRAKKK...!!!
CTAARRR....!!!
TIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNNNNNNN...!!!

---

Suara derap langkah cepat memenuhi koridor rumah sakit. Brankar di dorong cepat oleh para perawat menuju ruang operasi darurat.

Para lelaki menenangkan dua perempuan yang tidak mampu menahan tangisnya.

"It's okay, Bun. Hema kuat. Hema pasti bisa ngelewatin ini." Ucap Jean sambil meluk Bunda.

"Hema gak mungkin ninggalin Bunda sama Bocil. Beneran, Bun. Percayain sama Hema." Lanjut Jenar, dia bertumpu di lututnya di depan Bunda yang lagi duduk di kursi tunggu depan ruang operasi.

"Hey, udah udah. Abang lo gak mungkin ninggalin kita semudah itu." Randra nenangin Kayla, juga meluk Kayla yang lagi sesenggukan.

30 menit berlalu, Randra minta gantian sama Jean. Randra mau ngomong sesuatu sama Bunda.

"Bun.. maafin Randra, Bun. Gara-gara Randra, Hema jadi buru-buru dan..." ucap Randra dengan nada bener-bener nyesel.

"Gak, Bang. Bukan salah kamu. Emang takdirnya udah begini. Bukan salah siapa-siapa. Semoga Bang Hema kuat." Jawab Bunda.

Setelah tiba di rumah sakit tadi, dokter jaga UGD segera mengecek kondisi Hema. Ada beberapa luka di tangan dan kaki akibat gesekan dengan aspal. Tapi setelah di cek lebih jauh, tekanan darah Hema turun, ternyata dada Hema terbentur setir sangat keras dan mengakibatkan pendarahan di dalam tubuh Hema. Maka dari itu perlu operasi darurat untuk mengatasi pendarahan tersebut.

1 jam berlalu dan operasi masih belum selesai. Semuanya terus berdoa untuk keselamatan Hema.

Tepat 1 jam 30 menit, dokter yang mengoperasi akhirnya keluar dari ruang operasi.

"Keluarga Tuan Hema?" Tanya Dokter.

"Iya, Dok." Jawab Bunda. Semuanya ikut berdiri.

"Operasi sudah selesai. Tuan Hema sangat kehilangan banyak darah, tapi beruntungnya stock darah untuk Tuan Hema cukup. Tekanan darahnya juga sempat turun, tapi Alhamdulillah bisa segera diatasi. Untuk sementara, Tuan Hema akan dirawat di ruang intensif dahulu agar bisa dipantau oleh perawat. Sekiranya Tuan Hema sudah sadar dan kondisi sudah stabil, bisa dipindahkan ke ruang rawat inap biasa." Jelas Dokter tersebut.

"Terimakasih, Dok. Terimakasih." Ucap Bunda sambil menyeka air matanya.

"Karena masih di ruang intensif, keluarga belum bisa menjenguk. Hanya bisa menunggu diluar. Jika Tuan Hema membutuhkan sesuatu, bisa di infokan lewat perawatnya." Lanjut Dokter.

"Baik, Dok." Jawab Jean yang berada di samping Bunda. Tangannya merangkul pundak Bunda agar tetap kuat berdiri.

"Baik, silahkan lakukan registrasi di depan ruang intensif yang ada di lantai tiga gedung IGD. Saya permisi dulu." Pamit Dokter.

"Iya, Dok. Terimakasih. Terimakasih banyak." Jawab Bunda.

---

The Black Galaxy [ NCT DREAM 00LINE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang