"Mami, Glenn nggak mau temenin Haru. Mami bujuk Glenn dong," rayu Haru ketika malam menjelang, disaat keluarga Glenn hendak makan malam dan dia ikut nimbrung di antara kursi kosong.
"Glenn, temenin Haru lah. Kasian dia sendirian," bujuk Mami pada anak bungsunya yang dari tadi sebenarnya risih mendengar rengekan Haru.
Haru menghampiri Glenn yang duduk di sofa ruang tengah sambil menonton TV. Ia menggeliat manja pada sosok Glenn yang meski malam hari pun wajahnya tetap berkilau bagaikan cahaya di kegealapan.
"Please, please kali ini aja. Oke?"
Glenn tak merespon.
"Apaan sih ribut-ribut," sahut seorang wanita bertubuh tinggi dan langsing, matanya sedikit sipit dan wajahnya begitu judes. Tak kalah judes dari Haruka.
"Onnie, kapan pulang?" sapa Haru saat mendapati kakak satu-satunya Glenn yang wajahnya ala Seulgi Red Velvet. Haru menghampirinya.
"Baru tadi sore sampai," jawabnya dengan nada galak.
Namanya Juliet Hazel. Anak pertama dari keluarga Hazel. Rambutnya panjang blonde, kulitnya putih, pipinya agak chubby namun mempunyai aura yang memikat.
Juliet biasa dipanggil Onnie oleh Haruka, karena Haru rasa Juliet lebih cocok dipanggil begitu dibanding dengan sebutan mbak ataupun kakak. Sedangkan Liam dan Beno, mereka ikut-ikutan memanggil Juliet dengan sebutan Onnie karena pengaruh virus dari Haruka.
"Nih." Onnie memberikan sebatang coklat asal Jepang kepada Haru.
Berbeda dengan Glenn yang penurut pada orang tua, Onnie tipikal pemberontak. Saat Ayahnya menyuruh untuk masuk kuliah kedokteran, dia tidak mau. Dia malah mengambil jurusan Ilmu Komunikasi karena ia rasa cocok dengan bidangnya sehingga tak ada yang berani melarang.
Namun berkat keteguhan Onnie dalam meraih mimpi, kini Onnie sudah menjadi seorang Public Relation Manager sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang elektronik di Jakarta meski usianya belum mencapai kepala tiga. Dia memang pintar, Haru rasa semua keluarga Hazel berotak encer.
"Cuti berapa hari?" tanya Haru, mencomot coklatnya. Ia duduk lagi di tengah-tengah antara Juliet dan Glenn sambil menghadap ke arah tivi.
"Senin balik." Meski judes dan jutek, sebenarnya hatinya lembut.
"Yah, bentar dong."
Onnie hanya mengangkat bahu dan tersenyum tipis.
"Onnie, bilangin sama Glenn dong buat temenin Haru ke acara reuni sekolah. Haru nggak punya temen," rengek Haru.
Glenn menghembuskan kesal nafasnya. Gadis itu begitu gigih merayu seluruh keluarga Hazel.
Onnie langsung melirik tajam pada Glenn. Ia menimpuk kepala Glenn dengan bantal kursi.
"Temenin Haru, lo adik kandung gue apa adik pungut?" ujar Onnie setajam silet dengan tatapan mautnya. "Bertanggung jawab jadi cowok."
Haru tersenyum puas, ia yakin Glenn tidak akan berani melawan Juliet karena kegalakan Juliet yang patut mendapatkan pernghargaan sebagai gadis tergalak di kota Malang.
"Iya-iya," kata Glenn pasrah.
"Yippie, makasih onnie," katanya memeluk Onnie sebentar, lalu merangkul tangan Glenn. "Thank you mas bro," tambahnya pada Glenn.
Glenn hanya bisa meneguk air liurnya saat Haru bergeliat manja padanya.
Diam-diam Juliet melihat ekspresi canggung Glenn yang tersirat. Juliet tersenyum dibuatnya.
"Yuk makan, udah siap," potong Mami dari arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel My Rhythm
RomanceLebih dari sekedar sahabat, Haruka Eleanor merasa ke tiga sahabatanya yang bernama Glenn, Liam, dan Beno malah seperti pengawal pribadinya. Tiga laki-laki itu over protektif padanya sampai-sampai saat pertama kali Haruka berkencan dengan gebetan, m...