20 - Sebuah Pengakuan

59 9 2
                                    

Sesampainya kembali di rumah, Glenn langsung merebahkan tubuhnya di tempat seadanya. Rasanya begitu lelah. Saat pagi usai membereskan tenda dan bersiap pulang, Haruka dan Verika merengek untuk pergi ke kota wisata Batu. Alhasil Glenn yang kebagian jatah mennyetir membawa gerombolannya dari Malang Selatan ke kota Batu.

Di sana mereka mampir ke wisata Jatim Park 2, sebuah wisata yang bisa dibilang adalah kebun binatang modern. Usai memutari luasnya Jatim Park 2, para gadis itu kembali merengek agar mampir dulu di Alun-Alun kota Batu untuk menaiki Bianglala. Tentu saja Beno naik berpasangan dengan Verika, sedangkan Glenn lagi-lagi menemani Haruka. Liam hanya menunggu di area Alun-alun karena dia takut dengan ketinggian.

Sialnya saat hendak pulang ke Malang, Beno beralasan sedang sakit sendi dan Liam beralasan besok harus latihan. Alhasil Glenn lagi yang menjadi sopir.

Namun semua rasa lelahnya terasa menyenangkan untuknya. Sambil memejamkan mata dan merebahkan badan di sofa ruang tamu saat ini, sosok yang terus berputar di sekeliling otak Glenn adalah Haruka. Wajah Haruka yang kini bisa tersenyum kembali seperti dulu. Lamunanya membawanya ya hingga tertidur lelap malam itu.

 Lamunanya membawanya ya hingga tertidur lelap malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak usah ikutan kaya gitu."

Tiga lelaki itu serempak menentang.

Bola mata Haru menyipit, alisnya naik sedikit, wajahnya tampak kesal sambil memandangi tiga lelaki yang kini numpang makan siang di rumahnya karena Bunda sedang memasak Ayam Penyet Sambal Hijau. Liam tidak suka pedas, jadi Liam hanya memakan Ayam menggunakan kecap.

"Apa sih rame banget?" tanya Bunda yang mendengar suara-suara itu.

"Haruka nih Bun, masa mau ikut jadi member FBI48," jelas Beno sambil sedikit menyemburkan nasi.

"Apa itu?" tanya Bunda lagi masih menggoreng ayam-ayam yang lain.

"Itulo bunda, Bunda tau JKT48 kan? Nah fakultas Haru mau buat sejenis itu buat seneng-senengan aja," jelas Haru. "Nggak papa kan, Bunda?"

"Jangan Bunda, nanti Haru pakai rok pendek-pendek," sahut Liam.

Penjelasan Bunda diangguki oleh Beno. Glenn tak ikut bicara, ia hanya melahap lezatnya Ayam masakan Bunda. Sedangkan Bunda hanya tertawa kecil melihat perlakuan tiga lelaki itu kepada putrinya.

"Glenn, menurut lo gimana?" tanya Haru dengan perasaannya yang kian lama kian tumbuh kepada sahabatnya yang bernama Glenn Hazel.

Glenn meletakkan sendoknya, ia menatap gadis yang duduk tepat disebrangnya. "Udah umur berapa lo makan masih belepotan," ujar Glenn sambil menyeka beberapa nasi yang menempel di dekat bibir Haru.

Haru terdiam, jantungnya berdetak kencang.

Liam meneguk air liurnya, rasa cemburu tiba-tiba menghampiri hatinya.

"Nggak usah ikut gituan," jawab Glenn usai menyeka. "Mending di rumah temenin Bunda."

Mendengar jawaban Glenn, Haru sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Wajah Haru memerah, bibirnya tersenyum tipis. Beno menyadari hal itu, hal yang terjadi antara Haru, Glenn, dan Liam.

Feel My Rhythm Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang