31 - Happiness

78 10 2
                                    

Haruka duduk termenung sambil menatap nasinya yang ada di atas meja. Wajahnya cemburut akhir-akhir ini sejak kejadian putus dengan Glenn.

Hampir tiga hari berlalu Glenn dan dirinya tak juga menemukan titik terang tentang hubungan mereka, yang ada mereka sama-sama menahan gengsi untuk meminta maaf. Selain itu, mereka tak pernah bertemu sama sekali karena Glenn tak menampakkan diri, Glenn lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit daripada di rumah.

Maka dari itu beberapa hari ini Haruka Eleanor sangat tertekan lahir dan batin, selain sibuk mencari kerja, ia juga merasa kesepian.

Yang Haruka butuhkan adalah teman, namun ia tak mempunyai teman sama sekali saat ini. Beno masih di Jogja bersama Verika, sedangkan Liam ada di luar negri. Liam juga semakin sibuk, katanya sibuk berlatih. Sedangkan Glenn? Tidak usah di tanya, tadi sudah dijelaskan di awal.

"Sayang kok nggak di makan?" tanya Mami, piring Mami dan Oma sudah bersih.

"Kenapa? Ada masalah apa, Haru?" tanya Oma.

Haru menundukkan kepalanya. "Semakin tua, semakin susah main sama anak-anak."

Oma tersenyum mendengar curhatan gadis muda itu.

"Padahal dulu waktu kecil tiap hari main, nginep tidur bareng, sekarang mau ketemu aja susah. Kalau semakin tua emang semakin gitu ya, Mam, Oma?"

Mami mengangguk. "Itulah hidup, semakin dewasa semakin sedikit teman. Apalagi missal kalian udah berkeluarga dan beda kota, pasti semakin susah ketemu."

"Hufth."

"Yaudah di makan nasinya, habis ini juga Glenn pulang. Dia libur hari ini, kamu bisa main sama dia nanti sore," ujar Mami.

Mendengar kata 'Glenn' membuat Haruka cepat-cepat menyantap sarapan paginya. Ia rindu Glenn, tapi tidak mau bertemu Glenn karena rasanya pasti masih canggung. Entah sampai kapan rasa canggung itu menghilang.

"Eh panjang umur, ayo sini sarapan. Oma buat sayur lodeh," ujar Oma melihat kedatangan Glenn.

Haruka terdiam. Bahkan ia tak bisa menolehkan kepalanya ke arah Glenn di hari Rabu ini.

"Haru, nanti kalau udah selesai nggak usah di cuci ya. Taruh aja di cucian, Mami mau antar Oma ke Apotek bentar. Oke?"

Mami dan Oma bangkit dari tempat duduknya.

"Mami ninggalin Haru sendiri di sini?" tanya Haru dengan nada suara kecil agar Glenn yang ada di kamar tak mendengar suaranya.

"Iya kenapa? Ada Glenn kan?"

Haru meringis. "Iya Mami, hati-hati."

Mami dan Oma keluar dari rumah.

Haruka sesegera mungkin melahap makanannya. Ia ingin cepat-cepat pergi meninggalkan rumah Glenn, hawa tidak nyaman mulai menyelimuti dirinya.

Saat ia beranjak hendak meletakkan piring ke cucian, Glenn tampak membuka pintu kamar. Lelaki yang hendak mandi itu bertatapan mata dengannya, namun mereka seperti tidak mengenal satu sama lain.

Glenn melangkah menuju kamar mandi, sedangkan Haruka berjalan cepat ke dapur hingga secara tak sengaja kakinya tersandung lantai yang lebih tinggi.

Pyar.

Gedebuk.

Piring di tangannya pecah jatuh ke lantai, tubuhnya terjungkal.

Sakit? Iya. Malu? Sangat.

Melihat Haruka yang sedang terjatuh spontan membuat arah tujuan Glenn berubah. Ia membantu gadis yang kini terisak malu itu untuk berdiri agar tak mengenai pecahan kaca.

Feel My Rhythm Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang