21 - Sama-sama Suka

60 9 2
                                    

Rania menghampiri Liam yang kini begitu tampan, seperti biasa Liam menggunakan setelan jas beberapa menit sebelum mereka melakukan konser di ibu Kota.

Gadis yang saat ini begitu anggun menggunakan dress berwarna putih itu kembali menyodorkan sebuah air mineral. "Minum dulu nih."

"Thanks."

Melihat wajah Liam murung tak bersemangat membuatnya penasaran hingga ia menanyai Liam apa yang sedang terjadi. "Kenapa? Ada masalah?"

Liam hanya diam.

Walau Liam tidak menjawab pertanyaan Rania, Rania bisa menebak dari raut wajah Liam. Rania yakin, Liam sedang memikirkan Haruka. Seorang gadis berwajah jutek tetapi mempunyai sikap yang ramah.

"Yuk, naik," ajak Rania, menepuk punggung Liam.

Liam meneguk beberapa teguk air mineral, kemudian ia mengikuti langkah pemusik yang lain. Melakukan konser di Ibu Kota memang berbeda dari kota-kota yang lain, peminatnya lebih banyak sehingga kursi-kursi terisi penuh.

Meski perasaannya sedang gundah gulana karena masalah persahabatan yang mungkin akan terganggu karena masalah percintaan, Liam tetap tampil maksimal. Bahkan kali ini ia bermain piano mengiringi para pemusik lain dengan emosi yang sesungguhnya ia rasakan.

Kali ini grup mereka membawakan melodi utama yang berjudul Nocturne in C Sharp Minor. Jari-jari ajaib tangan Liam dari awal hingga akhir acara membuat para penonton terhipnotis, bahkan ada dari mereka yang menangis karena terbawa suasana yang Liam dan team ciptakan.

Tepuk tangan meriah dari para penonton menggema di gedung megah itu. Para pemusik membungkukkan badan, memberikan tanda terima kasih pada akhir acara.

Haruka duduk di kursi area fakultas Kedokteran seorang diri di sela-sela waktunya menunggu jadwal perkuliahan yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haruka duduk di kursi area fakultas Kedokteran seorang diri di sela-sela waktunya menunggu jadwal perkuliahan yang lain. Ia sabar menunggu meski sebenarnya sedang kesal pada Glenn Hazel yang sudah beberapa hari menghindarinya.

Dia tidak tau apa kesalahannya, walau beberapa kali Glenn berkata tidak ada masalah apa-apa dan berkata dia tidak menghindari Haru, insting seorang perempuan tidak pernah salah. Pasti ada sesuatu hingga Glenn berubah seperti itu.

Matanya sibuk menatap pintu utama gedung perkuliahan fakultas Glenn, ia yakin ini waktunya Glenn keluar dari gedung perkuliahannya. Tetapi lelaki itu tak juga muncul di hadapannya, yang muncul malah beberapa lelaki lain dan duduk di meja sebelah. Tiga lelaki itu langsung menyalakan rokok sambil bersenda gurau.

Haru mengambil ponselnya, ia mengirim pesan yang tak tersampaikan di ponsel milik Glenn. Entah mungkin ponsel Glenn mati atau sedang kehabisan kuota. Saat Haru melakukan panggilan, tak ada jawaban dari lelaki itu.

Feel My Rhythm Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang