"Liam itu suka sama lo, bego!" ujar Verika, beberapa hari kemudian saat pulang kuliah dan mampir ke kamar rumah Haru.
Haruka memicingkan matanya. Ia tidak percaya dengan apa yang Verika ucapkan saat ini. "Nggak, dia cuma...."
"Please Haruka, percaya deh. Sebenarnya Beno larang gue buat ngasih tau ini, tapi tau sendiri lah ya mulut gue nggak bisa nyimpan rahasia. Liam itu suka elo!" Verika bercerita dengan berapi-api. Ia begitu bersemangat.
Haru hanya tercengang ke arah Verika yang kini duduk di lantai kamarnya, berhadapan dengannya.
"Glenn, Glenn juga suka sama elo! Tapi Glenn itu jauhin lo karena Liam juga suka elo. Glenn nggak mau persahabatan kalian berantakan."
Sejak kejadian malam itu, mereka berempat memang tidak pernah berkumpul bersama, padahal paling tidak dahulu dalam sehari minimal mereka berkumpul sekali walau hanya sekedar nongkrong pinggir jalan rumah.
Sejak saat itu juga, Glenn dan Haruka tidak berinteraksi sama sekali. Glenn diam, begitu juga dengan Haru. Tak hanya Glenn dan Haru yang saling diam, namun Glenn dan Liam juga. Sedangkan Liam dan Haru masih baik-baik saja, tetapi Liam tidak seperti biasanya bagi Haruka, dia sedikit canggung. Hanya Beno yang menjadi penengah di antara semuanya.
"Makanya bebeb gue lagi pusing berat ngurus kalian!" omel Verika. "Kasian bebeb Beno, dia semalaman telpon gue. Katanya kangen sama kalian yang dulu."
Haru terdiam. Kini perasaannya campur aduk.
"Gue nggak menyalahkan lo, Haru karena pasti rasanya jadi lo juga berat banget. Nggak bisa egois, karena bisa menyakiti yang lain."
"Terus gue harus gimana? Gue bingung."
Verika mendekatkan dirinya ke arah Haru, ia menepuk-nepuk pundak Haru. "Kayaknya untuk saat ini, lo harus memasang wajah palsu."
"...."
"Liam sama Glenn sama-sama suka lo. Kalau lo pacarana sama Glenn, kasihan Liam. Tapi kalau lo jauhin sebentar aja perasaan lo, lambat laun pasti di antara mereka ada yang mengalah."
"Verika gue bingung."
"I know Eleanor. But it's the best choice, I think."
"Lo yang harus membawa kedamaian lagi dalam grup persahabatan lo. Coba bersikap biasa aja, seakan nggak ada apa-apa. Bisa?"
Haru menggelengkan kepalanya.
"Lo pasti bisa. Percaya sama gue."
Baru kali ini Verika melihat wajah sahabatnya itu sebingung saat ini. Yang Verika bisa lakukan hanyalah memberikan nasehat seperlunya, tanpa melakukan yang lain.
***
Yang dikatakan Verika sepenuhnya benar menurut Haru. Dia tidak bisa egois dengan perasaannya untuk berbahagia bersama Glenn walau ia tahu ternyata Glenn juga menyukainya menurut Verika dan Beno.
Andai waktu bisa diputar, Haru memilih untuk memutar kembali malam ia menunjukkan emosi dan perasaannya pada Glenn. Malam di mana Liam menghiburnya sampai lebih dari pukul dua belas dini hari.
Bukan kecanggungan seperti ini yang Haruka inginkan. Jika disuruh memilih, Haru lebih memilih memendam perasaannya agar tidak ada kecanggungan dan tidak ada yang tersakiti.
"Gue kangen kita ngumpul," ucap Beno di malam Sabtu. Hanya ada dia dan Haru di rumah Haru, sambil makan masakan Bunda.
"Emang Liam sama Glenn ke mana? Kok jarang nongol?" tanya Bunda.
"Sibuk Bunda, Liam sibuk latihan setiap hari. Dia mau ada lomba di Korea," jawab Beno. "Kalau Glenn ya biasa, namanya anak kedokteran tugasnya macam-macam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel My Rhythm
RomanceLebih dari sekedar sahabat, Haruka Eleanor merasa ke tiga sahabatanya yang bernama Glenn, Liam, dan Beno malah seperti pengawal pribadinya. Tiga laki-laki itu over protektif padanya sampai-sampai saat pertama kali Haruka berkencan dengan gebetan, m...