Masalah Baru

25 15 0
                                    

Pagi ini, rasanya aku ingin cepat-cepat sampai di kampus. Entah kenapa aku ingin sekali bertemu Kak Arsa.

Sejak kejadian hari itu, pikiranku selalu saja tentang Kak Arsa. Dia benar-benar telah mencairkan hatiku yang sedingin es. 

"Ibu gue pernah bilang, kalau pagi-pagi udah melamun itu bisa kesambet loh." Sindir Amel.

Dia tiba-tiba saja muncul dan berada di sampingku. Udah kaya jelangkung aja nih anak, batinku.

"Apa, sih? Syirik aja Neng." Ucapku terkekeh.

"Dari pada lo, pagi-pagi udah ngelamun. Entar kesambet baru tau rasa."

"Siapa juga yang ngelamun? Nggak usah sok tau!"

"Ya udah deh, terserah lo aja." Ucapnya pasrah.

"Tapi, bentar deh. Lo tumben banget sih pagi-pagi udah siap. Semangat amat kayanya." Tandas Amel.

"Iya dong. Kan mau ketemu Kak Arsa." Ucapku keceplosan.

Aku langsung menutup mulutku dengan kedua tangan. Aduh! Gawat nih. Kenapa bisa keceplosan?

"Hah? Gue nggak salah denger kan?  Tadi lo bilang apa? mau ketemu Kak Arsa? Lo ngga lagi sakit,Nay?"  Tanya Amel.

Dia menempelkan punggung tangannya ke dahi ku.

"Dih, Apaan sih! Orang aku nggak kenapa-kenapa." Ucapku melepaskan tangannya dari dahiku.

"Jangan bohong! Seorang Naya yang gue kenal itu nggak kaya gini. Dia orangnya paling anti deket-deket sama cowok duluan, apalagi pacaran. Lo lagi kesambet, ya? Atau ada sesuatu yang lo sembunyikan dari gue."

"Apa? Nggak ada yang di sembunyikan, kok. Udah deh, mendingan sekarang kamu siap-siap buat berangkat ke kampus. Kalau lama aku tinggal nih!" Ucapku mengalihkan perhatian.

"Santai dong! Jangan buru-buru kaya gitu, napa? Kak Arsa nggak gak bakal hilang tuh dia. Takut banget ya, Kak Arsa di rebut sama cewek lain?" Tanyanya santai.

"Dih, emang aku cewek apaan?" Ucapku kesal.

"Ya udah tungguin 5 menit. Guee siap-siap dulu." Ucapnya sambil berlalu.

"Awas, ya. Jangan lebih dari 5 menit!  Kalau lebih dari 5 menit, siap-siap aja berangkat sendiri." Ancamku.

"Iya, bawel!" Teriaknya.

***
Sesampainya di Kampus, aku langsung mencari keberadaan Kak Arsa di kelasnya. saat ini, keadaan kampus masih sepi. Karena memang ini masih sangat pagi.

"Tuh, kan! Apa gue bilang. Ini tuh masih pagi. kampus juga masih sepi. Nyesel gue berangkat pagi-pagi." Keluh Amel.

"Nggak papa dong. Itu tandanya kita mahasiswi yang rajin." Balasku.

"Rajin sih, rajin. Tapi nggak kepagian kaya gini juga kali. Kelas pagi juga mulainya masih satu jam lagi."

"Bawel banget, sih. Ya udah sana pulang aja. Aku mau nyari Kak Arsa dulu." Ucapku sambil berlari.

"Ini tuh masih pagi, Kak Arsa juga pasti belum datang. Nggak usah lari-lari kaya gitu. Nggak bakal ada yang berani rebut dia dari lo." Teriaknya.

Aku sama sekali tak memperdulikan teriakan Amel dan terus berlari ke sana ke mari untuk mencari keberadaan Kak Arsa.

Kak Arsa kemana, sih? Biasanya dia ada di mana-mana. Kenapa sekarang malah nggak ada. Apa dia  belum datang, ya? Ucapku celingukan.

"Naya!" Panggil seseorang dari arah belakang.

Aku pun lantas menoleh ke belakang dan mendapati Bang Eza yang sedang berjalan menuju ke arahku.

"Bang Eza! Ngapain, sih, dia ke sini?" Ucapku kesal.

Diary Naya (TAMAT)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang