Pesan Terakhir Arsa.

9 2 0
                                    

"Untuk Naya"

Aku sudah membaca suratmu waktu itu. Di dalamnya, sudah menjelaskan semua perasaan dan isi hatimu.

Jika nanti takdir tak mengizinkan kita untuk bersama, setidaknya ada masa di mana kita pernah mengukir cerita berdua.

Terimakasih, karena sudah hadir di hidupku. Walaupun hanya sebentar, tapi hadirmu akan selamanya dikenang.

Pertemuan kita begitu singkat. Tapi kenangan di dalamnya begitu melekat.

Seandainya dulu, aku tak meninggalkanmu sendiri di saat-saat terberat dalam hidupmu, mungkin aku masih punya sedikit harapan untuk memilikimu.

Kesalahan terbesarku, adalah tidak memperjuangkanmu dengan segenap jiwa dan raga.

Usahaku untuk mendapatkanmu masih kurang.
Perjuanganku untuk mempertahanmu masih kalah dengan orang yang saat ini bersamamu.

Walaupun aku tidak berada di sisimu, doaku selalu menyertaimu.

Tetaplah berbahagia.
Seperti bahagianya kamu saat masih bersamaku.

Tetaplah tersenyum.
Setulus senyummu yang selalu kau berikan untukku.

Dunia masih tetap berjalan.
Meski tanpaku, kau harus tetap melangkah.

Jangan pernah ragu, karena aku selalu ada di belakangmu.

Mendukungmu, dan mendoakanmu

Maaf, jika aku tak mampu
Untuk semudah itu melupakanmu
Bahkan menyebut namamu
Meluruhkan air mataku

Meski berat yang aku rasa
Untuk melepas semua asa
Aku yakin ada harapan
Meski bukan ini yang kuinginkan

Terkadang, tetesan demi tetesan kenanganmu masih melekat di dasar kalbu. Tempat di mana kau dulu berlabuh sebelum kau kembali berlayar dengan nakhoda baru.

Ah, sudahlah. Perlahan-lahan, semuanya akan baik-baik saja.
Hanya saja, cara daun kelapa berdansa sedikit berbeda, tiupan anginnya tak lagi sama dan gemuruh ombaknya tak seirama saat kau masih ada.

Aku kembali menangis ketika membaca surat Kak Arsa yang dititipkan pada Amel waktu itu.

Meskipun sudah 3 tahun berlalu, rasa sakit itu masih sama.

Aku tidak bisa menahan air mataku setiap kali membacanya.

Tidak ada yang berubah.
Meskipun tiga tahun telah berlalu.

Aku masih menangis jika merindukanmu.

Aku masih bisa mencium aroma parfum yang selalu kamu pakai saat bersamaku.

Bahkan, setelah tiga tahun ini, aku masih bisa merasakan getaran cinta itu.

Seperti katamu dulu, meskipun pertemuan kita sangat singkat, tapi kenangannya begitu melekat.

Terima kasih karena pernah hadir dalam hidupku.

Meskipun rasa yang kita punya, gagal menjadikan kita selamanya.

-Anaya Anantara Sabila

(Bandung, 27 Juni 2022)




Diary Naya (TAMAT)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang