Calisha 17: Liburan 2

907 28 0
                                    

Selamat membaca~

Lo terlalu mudah buat dikalahkan

"Kak Calisha!!"

Calisha menoleh ke arah pintu, disana sudah terdapat tiga orang yaitu Cassia, Ethan dan Chandra.

"Kak Calisha kok nggak kabarin kalo balik ke villa? Kalo gitu Cassi temenin." Ucapnya lalu duduk di samping Calisha sambil tersenyum.

"Kamu kok nggak bilang kalo mau balik ke villa? Aku khawatir sama kamu." Calisha tersenyum menanggapinya, lalu ia memegang tangan Ethan yang tadinya ia gunakan untuk mengelus pipi Calisha.

"Aku tadi kebelet, jadi nggak sempet deh. Maaf kalau buat kamu khawatir sama yang lain juga." Bohong Calisha, jelas-jelas Calisha pergi karena disana ia tidak dianggap.

Alfana yang melihat itu pun kesal sendiri, ia tau Calisha berbohong. Calisha setelah sampai di villa ia langsung ngobrol dengannya, dari mana kebelet?

"Bo-" Calisha menyuruh Alfana untuk diam.

"Kalian bersih-bersih dulu, aku sama Alfana mau siap-siap buat makan siang." Ethan dan yang lain berlalu, hanya tersisa Alfana dan Calisha. Alfana mendelik ke arah Calisha, kenapa Calisha itu sungguh menyebalkan?

Calisha menarik Alfana untuk ikut dengannya, seperti yang dikatakan tadi mereka akan menyiapkan makan siang. Calisha sangat jago dalam urusan memasak makanan, bukan hanya dalam hal bela diri.

"Lo kok nggak ikut Flo sama yang lain?" Alfana terdiam, sebenarnya ia sedang badmood.

"Nggak mood aja." Calisha tidak mudah dibohongi, ia tau Alfana sedang berbohong terlihat dari matanya yang menyorotkan kesedihan.

"Al, lo tau kan gue gimana?" Alfana menatap Calisha dan setelahnya gadis itu menangis memeluk Calisha. Calisha mengelus kepala Alfana dengan tulus, meskipun ia sekarang tidak tau apa penyebab gadis itu sedih tapi Alfana pasti akan menceritakannya.

"Sstt... kapanpun lo mau cerita, gue selalu ada." Alfana mengangguk dan menghapus air matanya lalu tersenyum.

"Ayo masak aja!" Calisha terkekeh kecil melihatnya. Setelah itu mereka berdua memasak untuk makan siang.

"Yuhuu!! Nazla anaknya bapak Arsen Kyah Rasendriya yang terhormat telah hadir!! Wahh harum banget nih villa, udah kayak restoran aja." Nazla mengendus-endus seperti anjing yang sedang mencari makanan.

Plak

Nara menampar lengan Nazla agar gadis itu sadar dengan kelakuannya. Sedangkan Flora, Baron dan Janu sudah nyelonong masuk untuk membersihkan diri. Namun Nazla malah mengendus-endus setiap sudut ruangan mencari sumber bau harum itu.

"Eh goblok, lo kalo mau makan tuh cari makanannya ke dapur bukan di toilet." Nara menarik tangan Nazla saat gadis itu ingin masuk ke toilet yang dekat dengan ruang tamu.

"Lo mah ganggu aja."

"Lo-" Ucapan Nara terpotong saat Flora datang sambil menenteng laptop di tangannya.

"Kalian kenapa sih?"

"Nggak tau tuh, Nara ganggu aja." Nara melotot mendengarnya, gue?

"Anj!!" Umpat Nara dengan kesal.

"Mendingan kalian bersih-bersih dulu, daripada ribut." Lalu Nazla dan Nara pergi untuk membersihkan diri meskipun keduanya saling menatap tajam.

🌹🌹

Dibawah rembulan malam yang bersinar, terdapat dua sejoli yang sedang bercengkrama bersama. Mereka adalah Calisha dan Ethan. Keduanya saling menyampaikan perasaan satu sama lain melalui keheningan malam. Pelukan hangat menyambut mereka berdua, tidak ada seorang pun yang bisa mengganggunya.

"Liat deh, cantik banget kan bulannya?" Ethan mengangguk, keduanya saling menatap bulan di langit malam yang cerah.

"Bulan purnama itu hadirnya setiap bulan tapi kalo Calisha Rayana Danendra akan hadir dalam kehidupan Ethan untuk selamanya."

Calisha menatap Ethan menelisik, "Kenapa?"

"Kamu jadi aneh banget."

"Sama seperti dengan bintang, dia akan bersinar pada waktu yang tepat yaitu malam dan segalanya yang tepat buat aku adalah kamu." Calisha tersenyum manis menatap Ethan, lelaki itu telah berhasil membuatnya kalah pada perasaannya sendiri.

Gue kalah

Calisha beralih menatap langit malam yang dipenuhi dengan gemerlap bintang. Ia tiba-tiba teringat dengan sosok yang paling berarti baginya.

Air matanya menetes perlahan. Ethan yang melihatnya heran.

"Kenapa hm?"

"Bintang ini yang menjadi saksi atas segalanya di muka bumi ini termasuk kenanganku bersama papa. Papa dulu suka banget ajak aku keliling taman malam-malam buat liat bintang. Dulu aku suka banget sama bintang, semenjak papa nggak ada semuanya berubah." Calisha menghapus air matanya.

Calisha meluapkan segala emosinya disini bersama dengan Ethan. Ia menuangkan segala pikiran dan perasaan hatinya di Ethan. Bahkan tanpa sadar dia memberitahu satu rahasia yang harus ia jaga selama ini.

Calisha berlari meninggalkan Ethan yang termenung di tempat.

Pewaris takhta?

"Pesan apa yang disampaikan om Aarav?"

"Aku harus menjadi pewaris takhta dari apa yang dimiliki oleh ma-" Calisha tersadar akan ucapannya, ia langsung berlari ke dalam villa.

"Satu informasi gue dapat."

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

Calisha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang