Selamat membaca~
Semuanya berjalan sesuai rencana
Calisha kini sedang menatap dirinya sendiri di cermin. Senyuman manis terbit dari bibirnya. Calisha memegang pipinya yang masih saja memerah akibat perlakuan dari Ethan.
"Bodoh."
Calisha sudah menebak ini semua pasti akan terjadi padanya. Tidak mudah untuk mencintai seorang Ethan dan tidak mudah juga melupakannya. Calisha menginginkannya tapi hati kecilnya tidak.
Hubungannya bersama Ethan belum saja satu minggu, tapi berbagai rintangan sudah masuk. Calisha menghela napasnya kasar. Sebenarnya ia sangat tidak suka jika masuk ke dalam lingkaran percintaan tapi bagaimana lagi? Perasaan yang membawanya.
Calisha tau apa penyebab Ethan marah dengannya. Tapi, Calisha belum mengetahui siapa yang berani mengirimkan seperti itu kepada Ethan. Ia belum bisa menemukannya.
Calisha memejamkan matanya, ia sungguh lelah dengan semua ini. Sebelumnya ia lebih baik tidak bertemu dengan Ethan jika harus seperti ini. Aku akan menggantikanmu besok
Calisha mengangguk, ia belum siap jika harus bertemu dengan Ethan. Ucapan yang dilontarkan oleh Ethan selalu terngiang-ngiang di pikiran Calisha. Hal itu membuatnya sakit, sakit sekali.
Calisha beranjak dari sana dan bersiap untuk tidur. Ia harus menjalani ini semua dan itu semua dimulai dari besok. Mungkin besok adalah awal dari perubahannya.
🌹🌹
Cantik-cantik tapi jalang
Gue nggak nyangka dia kayak gitu
Bit*h
Pantesan semua cowok suka sama dia
Mamanya juga jalang kali
Setiap anak pasti tidak akan terima jika orang tuanya dihina. Calisha memberhentikan langkahnya, jika ini menyangkut keluarganya ia tidak akan diam. Siapapun itu yang berani-beraninya menghina keluarganya ia pasti akan berakhir dengan menyedihkan.
Calisha membawa kakinya menuju sekumpulan cewek yang dikenal oleh para murid di SMA Borge dengan ratu bullying dia adalah Bianca Effla Smelter dan ketiga antek-anteknya. Dia berhenti tepat di depan Bianca yang sedang tertawa-tawa melihat Calisha.
"Girls, liat deh jalang nya mampir ke kita. Mau ngapain ya? Mau gue cariin cowok untuk malam ini?" Calisha masih enggan membuka mulut, ia masih saja menatap datar Bianca. Jika Calisha sudah menatap tajam dia, sudah dipastikan Bianca sudah ngibrit terlebih dahulu.
"Oh...gue tau kenapa keluarga lo tuh kaya raya karena nyokap lo jalang kan?"
Sudah cukup, Calisha mencengkram erat pergelangan gadis itu. Gadis yang sudah beraninya menghina keluarganya apalagi adalah ibunya.
"Awss!" Ringis Bianca, Calisha tidak akan memberi tamparan kepada Bianca itu terlalu biasa menurutnya. Cengkraman yang dilakukan Calisha membuat tangan Bianca seakan-akan mati rasa. Bahkan kini pergelangan tangannya sangat merah.
"Sekali lagi lo ngehina nyokap gue, gue pastiin hari itu juga lo terakhir di dunia ini." Bisik Calisha dengan sinis kepada Bianca.
Alih-alih Bianca takut, ia malah menantang mautnya sendiri. Ia kira ucapan Calisha hanya ingin menakut-nakutinya saja, namun tidak.
"Anak sama nyokap sama aja, sama-sama nggak punya harga diri. Bit*h!!"
Tunggu saja tanggal mainnya, Bianca tidak akan pernah lolos dari Calisha, sedikitpun.
Lagi dan lagi Calisha mendapat hinaan dari teman sekelasnya. Ia hanya bisa tersenyum miris melihat kehidupannya. Semuanya akan terbongkar di waktu yang tepat.
"Calisha!!" Calisha menoleh menatap Alfana yang sedang menatapnya sendu. Ia tersenyum tipis.
"Lo gapapa?" Calisha mengangguk kecil, ia tau temannya tidak akan mudah percaya dengan gosip itu. Mereka sudah berteman dengan Calisha sejak lama.
"Gue percaya lo nggak bakal ngelakuin hal se menjijikkan itu." Calisha tersenyum.
Brak
"Kalian ngapain sih masih temenan sama dia?!!" Calisha membeku sebentar di tempat.
"Nar, lo apa-apaan sih?!" Nazla mendorong bahu Nara, maksudnya apa?
"Dia itu jalang. Cih.. gue nggak sudi temenan sama cewek modelan kayak lo." Calisha kecewa terhadap Nara, kenapa ia tidak mempercayai Calisha?
"Heh!! Jaga omongan lo!!" Bentak Flora.
"Gue nggak nyangka, Cal. Lo bisa kayak gitu, gue kira lo cewek baik-baik tapi....ternyata nggak. Semua itu diluar ekspektasi gue. Gue nggak bisa temenan lagi sama jalang." Calisha memejamkan matanya, ia merasakan sakit untuk yang kedua kalinya. Alfana memeluk Calisha dari samping, ia hanya bisa tersenyum tipis.
🌹🌹
Calisha kini berada di toilet. Ia melihat tampilannya dari cermin, wajahnya sedikit pucat. Matanya sedikit bengkak karena terlalu banyak menangis. Ia mengambil sesuatu dari sakunya, itu adalah softlens yang ia bawa dari rumah. Warna softlens ini sama dengan warna matanya.
"Zayn." Calisha memejamkan matanya dan membuka matanya kembali. Kini tidak Calisha lagi melainkan Zayn. Zayn menatap benda yang dibawa Calisha tadi, ia pernah memakainya waktu dulu. Jadi, ia tidak akan kesulitan jika harus memakai ini.
Bruk
Ethan menatap tajam sosok gadis di depannya. Gadis yang sangat ia benci. Calisha a.k.a Zayn juga tidak kalah, ia menatap balik Ethan dengan tatapan tajam. Kali ini sedikit berbeda, aura yang dikeluarkan oleh Calisha sedikit berbeda dari biasanya.
Jantung Ethan berdegup kencang melihat mata itu. Mata yang sebenarnya ia sangat rindukan namun kebenciannya lebih dalam daripada rasa rindunya.
"Ethan Gentala Caleb." Ethan membeku di tempat, suara Calisha kali ini membuatnya tidak bisa berkutik apapun.
"Benim ellerimde öleceksin." (Kamu akan mati di tanganku), Ethan bingung apa yang diucapkan Calisha barusan. Ia tidak memperdulikannya, Ethan berjalan meninggalkan Calisha dengan santai. Bahkan Ethan tidak tau, mautnya telah menantinya.
_
_
_
_
_
_
_
_
_Aaransa Ayaka Danendra dan
Arshan Yakra DanendraYang sebelah kiri adalah Aaran dan sebelah kanan adalah Arshan
KAMU SEDANG MEMBACA
Calisha (END)
Детектив / Триллер-SEQUEL OF WHO IS SHE?- Calisha Rayana Danendra, seorang gadis cantik yang kehidupannya mempunyai banyak rahasia. Hanya orang terdekatnya yang tau. Memang dia terlihat seperti gadis lainnya tapi dia bukan gadis biasanya. Calisha harus memenuhi semua...