EXTRA PART

1.2K 32 0
                                    

HAI SEMUA👋🏻
MAAF BARU MUNCUL SETELAH BEBERAPA HARI
ADA YANG UDAH NUNGGU BUAT EXTRA PART NYA NGGAK??
AUTHOR BAKAL KASIH CLUE
PART KALI INI MUNGKIN DARI KALIAN ADA YANG KECEWA KARENA SESEORANG
ENJOY SEMUA~

Selamat membaca~

Terlalu berharap pada seseorang itu sama saja menyakiti diri sendiri

Berbagai peristiwa sudah mereka lalui bersama. Dan di tanah itu  juga semuanya berakhir. Di mana identitas sebenarnya Calisha terbongkar dan sang legenda telah gugur dengan balas dendam yang terbalaskan. Tokoh yang menjadi konflik utama dalam kisah ini juga sudah berakhir dengan tragis dibawah The Dark Tiger of Death.

Kini tidak ada lagi kegelapan yang melingkari kehidupan Calisha maupun keluarganya. Akan tetapi, Alberto Davis masih bernapas di dunia ini. Alberto masih berada dalam lingkaran keluarga Danendra, bayang-bayang kematian selalu membayanginya setiap saat. Maut itu belum dihadirkan oleh Calisha, karena ia ingin membunuh Alberto secara perlahan. Biarlah belatung-belatung yang dilemparkan Calisha menggerogotinya secara perlahan.

Kebencian dan rasa balas dendam yang tinggi masih merajalela di dalam jiwa Alberto. Sama seperti Calantha, meskipun ia telah dikurung dan disiksa selama belasan tahun. Dendam itu masih bertengger di dalam dirinya hingga mautnya tiba.

Sayang sekali, Cassia tidak merasakan hal yang sama dengan kedua orang tuanya. Dasar pengecut, itulah dua kata yang menggambarkan Cassia.

Calisha tidak pernah menyangka sebelumnya, jika orang terdekatnya orang yang ia sayangi ternyata mengecewakannya separah ini. Ethan Gentala Caleb, sosok yang pernah singgah di hati Calisha. Lelaki yang membuatnya sadar bahwa mempercayai seseorang apalagi yang baru datang itulah hal yang salah.

Calisha sudah merelakan Ethan untuk temannya, Nara. Mereka berdua sudah menjalani hubungan yang lebih serius yaitu pernikahan. Calisha juga sudah mulai berhubungan baik dengan Nara seperti biasanya.

Baron Cavero Storm, lelaki yang selama ini selalu di samping Calisha sekaligus sosok lelaki yang telah berhasil membuatnya luluh. Ya, Calisha mencintai Baron. Perlakuan Baron padanya selama ini membuat perasaan cinta tumbuh dengan perlahan. Tapi...akankah perasaan ini terbalas?

Calisha menatap kedua sejoli yang sedang bercengkrama dengan diiringi canda tawa dari keduanya dengan tatapan kosong. Calisha harus belajar untuk ikhlas, ia yang terlalu berharap kepadanya. Apakah ini kesalahan Calisha atau dia?

Seharusnya Calisha tidak terlalu berharap banyak kepadanya, ia hanya menganggap Calisha sebagai adik tidak lebih dari itu. Semua sikap manisnya pada Calisha, itu hanyalah sebagai seorang kakak.

Baron dan Alfana.

Memang mereka adalah saudara sepupu, tapi tidak ada salahnya jika mereka menjalin hubungan lebih dari teman. Calisha mencintai Baron, dan Baron mencintai Alfana maupun sebaliknya. Calisha mengira jika Baron juga mencintainya sebab sikapnya saat dengan Calisha, tapi semua itu salah.

Calisha mencoba untuk tersenyum melihat keakraban kedua kejoli itu. Ia harus mengikhlaskan Baron, ia tidak ingin menjadi penghalang antara hubungan Alfana dan Baron. Calisha hanyalah seorang adik bagi Baron, tidak lebih.

"Cal?" Calisha menoleh dan mendapati Nazla yang menatapnya sendu. Nazla mengetahui semua tentang perasaan Calisha, meskipun Nazla sedikit somplak. Tapi Nazla menjadi pendengar baik bagi Calisha maupun sebaliknya.

Nazla memeluk Calisha menyalurkan kekuatannya. Nazla tau ini semua pasti sulit bagi Calisha. Tapi, Nazla juga tidak bisa berbuat apa-apa selain mendukung semua keputusan Calisha.

"Cowok yang lebih baik dari Baron masih banyak, Cal. Mana Queen of Golden Rose yang gue kenal? Calisha yang gue kenal, nggak lemah. Lo aja bisa ratain seratus orang dalam waktu sekejap, masa satu orang aja nggak bisa. Cemen lo." Calisha tersenyum tipis, inilah yang sangat ia sukai dari Nazla. Nazla selalu ada untuknya, kapanpun itu. Meskipun semua temannya juga sama, tapi Nazla berbeda. Ia memiliki cara tersendiri untuk membuat temannya tersenyum kembali.

"Kenapa kisah cinta gue selalu kayak gini?"

"Yaelah, Cal. Kenapa lo jadi sadgirl sih?! Lo jauh dari kata tidak sempurna. Baron tuh hanya secuil aja, manusia dingin kayak dia tuh butuh dipites apalagi si bajingan itu." Dahi Calisha mengkerut, bajingan?

"Bajingan?"

"Siapa lagi kalo bukan ketua Slangwolf." Calisha tertawa terbahak-bahak melihat dengan enaknya Nazla mengatakan itu. Nazla masih saja membenci Ethan, padahal Ethan sudah meminta maaf kepadanya. Tapi tetap saja.

Calisha kembali menatap kedua sejoli yang tampak sangat bahagia. Ia tersenyum kecil melihatnya, mungkin hari ini adalah hari terakhirnya di Indonesia. Besok ia akan pergi ke suatu tempat untuk memulai kehidupan barunya bersama kedua kakaknya. Bukannya Calisha tidak ingin lagi di Indonesia, tapi berakhirnya ibunya di sini. Calisha akan pergi dari Indonesia agar dirinya bisa lupa akan kejadian masa lalu.

Tidak ada yang tau jika Calisha akan pergi termasuk Nazla dan Baron. Semua teman-teman Calisha tidak ada yang mengetahuinya, karena memang Calisha menginginkan seperti ini.

Kenapa sangat menyakitkan melihat seseorang yang ia cintai bersama orang lain?

Calisha menghela napasnya dalam, ia tidak boleh seperti ini. Ia harus bangkit dari keterpurukannya, meskipun amanah yang sudah disampaikan Aarav ia telah jalani. Akan tetapi, masih banyak yang harus ia selesaikan.

"Gue pergi dulu." Nazla mengangguk cepat, ia tidak tau jika yang dimaksud Calisha adalah pergi untuk meninggalkan Indonesia. Nazla mengira jika Calisha hanya pulang ke rumahnya. Besok adalah hari di mana Calisha pergi dari tanah air ini dan meninggalkan semua kenangan baik indah ataupun buruk. Serta di mana ia meninggalkan lelaki yang ia cintai. Meskipun berat, tapi Calisha harus melakukannya.

🌹🌹

Besok harinya

"Dek, kamu sudah siap?" Calisha mengangguk dengan perlahan. Dalam hatinya yang paling dalam, sebenarnya ia tidak ingin pergi dari sini. Hati dan pikirannya sangat bertolak belakang.

"Bang, nanti ke makam mama sama papa ya?" Arshan mengiyakan Calisha.

Calisha menatap jalanan yang ramai ini dengan gelisah. Beberapa jam lagi ia akan meninggalkan semuanya disini termasuk Baron. Entah kenapa perasaan Calisha sangat tidak enak. Padahal Baron baik-baik saja bersama dengan Alfana.

"Dek, udah sampai." Calisha mengerjap, benar saja mereka telah tiba di depan kuburan. Calisha turun dan berjalan menuju rumah baru kedua orang tuanya.

"Ma, pa. Calisha pergi dulu ya, bukannya Calisha takut melihat semuanya disini. Tapi, Calisha ingin menjalani kehidupan seperti biasanya. Biasanya mama orang yang pertama Calisha beri tahu tentang perasaan Calisha pada seseorang, tapi mungkin kali ini nggak lagi ma. Soalnya Calisha bakal pergi jauh dari Indonesia dan menetap di sana. Calisha akan jenguk mama sama papa sering-sering kok, mama papa tenang aja." Calisha tersenyum manis, ingatannya berputar kepada di mana ia menghabiskan waktu dengan Calansha dan... ayahnya, meskipun ia tidak ingat bagaimana momennya dulu saat bersama dengan Aarav. Tapi ia bisa merasakan kasih sayangnya hingga sekarang.

"Calisha pergi."

_
_
_
_
_
_
_
_

Gimana tanggapannya gais?

CALISHA BARON
OR
ALFANA BARON


Calisha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang