EPILOG

1.3K 31 0
                                    

Selamat membaca~

Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya

Calisha menatap gundukan tanah di depannya sambil tersenyum tipis. Ia melihat nama seseorang yang terukir sangat indah di batu nisan itu, Calansha Ayyana Borg. Lalu ia beralih ke gundukan tanah di sampingnya, Aarav Cakra Danendra. Kedua orang yang sangat berarti dalam hidupnya kini sudah selesai menjalankan tugasnya di dunia.

Air mata Calisha perlahan menetes, ia mencoba tegar untuk menghadapi ini semua.

"Makasih banyak karena mama udah berjuang menjadi seorang pemimpin, mama adalah sosok malaikat bagi kita semua. Terima kasih karena selalu ada buat Calisha sama abang. Nggak akan Calisha biarin perjuangan mama berakhir dengan sia-sia." Calisha mengusap air matanya yang luruh, ini sungguh menyakitkan saat seseorang yang telah melahirkan kita, berjuang untuk kita agar selalu tersenyum sudah tiada dari dunia ini.

"Pa...mama udah kangen sama papa katanya. Makanya mama nyusul, Calisha janji Calisha bakal lanjutin semua perjuangan kalian berdua sampai ke cucu mama papa. Maafin Calisha karena Calisha harus melakukan hal yang nggak baik."

Calansha Ayyana Borg, sosok perempuan yang tangguh. Kisahnya berakhir dengan indah, ia sudah bersumpah setelah menyelesaikan semuanya ia akan berpulang dengan tenang. Terima kasih atas segala perjuanganmu, Calansha. Terima kasih karena telah melahirkan sosok gadis cantik yang kuat, yang akan menjadi penerus setelah mu.

Selamat tinggal, Calansha.

Calisha berjalan ke arah kedua kakaknya, sesuai amanat dari sang ibu. Ia harus memberi tau kakaknya mengenai siapa dirinya dan siapa ibunya yang sebenarnya.

"Bang Ar, Calisha mau kasih tau sesuatu. Tapi...kalian nggak boleh marah ya atau kecewa." Aaran yang sudah penasaran pun hanya mengiyakan, tapi tidak bisa berjanji untuk tidak marah. Karena jika itu menyangkut hal buruk, maka Aaran akan tidak terima.

"Yaudah."

🌹🌹

Arshan dan Aaran terperangah melihat istana di depannya yang begitu mewah. Istana yang di depannya dijaga oleh ribuan penjaga, pohon rindang mengelilinginya.

"Ayo masuk!" Calisha menggandengnya kedua tangan kakaknya.

Gerbang tinggi itu terbuka lebar menampilkan penjaga yang sudah menunduk memberi salam kepada sang putri yang sebentar lagi akan menjadi pemimpin.

"Gue udah kayak pangeran-pangeran di film." Ujar Aaran sambil menyugar rambutnya.

"Golden Rose?" Lirih Arshan saat melihat tulisan Golden Rose yang terukir indah di dinding istana itu.

Calisha menoleh kepada Arshan yang kini sudah menatapnya bingung. Calisha tersenyum kaku, ia mengajak kakaknya menuju ruangan yang selama ini Calantha tempati.

"Mama..." Aaran menghampiri sebuah foto yang terpampang jelas saat pertama kali ia menginjakkan kaki di ruangan ini.

"Dek? Maksudnya?"

Calisha tau, Arshan dan Aaran mungkin akan tidak percaya dengan semua ini.

"Yang dikenal dengan Queen of Golden Rose di dunia ini adalah mama, Calansha Ayyana Borg." Arshan dan Aaran masih dengan keterkejutannya, bagaimana bisa?

"Dan..."

"Jangan bilang kamu adalah Princess of Golden Rose." Calisha tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Maafin Calisha karena nyembunyiin ini semua dari bang Arshan sama bang Aaran. Ini semua ada alasannya, Calisha bakal kasih tau semuanya."

Calisha mengajak kedua kakaknya ke ruangan bawah tanah yang berada di ruangan Calansha, ruangan bawah tanah ini dulunya digunakan untuk mengurung Calantha belasan tahun dan akhirnya ia dipindahkan ke markas yang di Austria.

"Tante?"

Arshan berjongkok dan menatap gundukan tanah di depannya. Yup, itu adalah kuburan Calantha. Calansha menginginkan jika tempat terakhir dari Calantha adalah di mana tempat ia dikurung selama bertahun-tahun, di mana di tempat itu Calantha disiksa karena perbuatannya.

"Jadi...selama ini tante Calantha yang bunuh papa?" Calisha mengangguk, ia sebenarnya tidak sanggup melihat wajah kedua kakaknya sekarang.

"Satu lagi kebenaran, sebenarnya mama meninggal bukan karena kecelakaan melainkan tertembak, dan pelakunya adalah Calantha."

Deg

Jika Calantha sekarang masih hidup, sudah dipastikan kehidupannya tidak akan tenang.

"Calantha juga udah punya anak, dia adalah anak angkat dari keluarga Caleb. Tapi, Cassia bunuh diri. Ayah kandung dari Cassia adalah Alberto Davis, ketua dari Azac."

"Calansha Ayyana Borg akan tetap menjadi pemimpin yang hebat, tidak akan ada yang bisa menggantikannya termasuk aku sendiri. Meskipun kini gelar Queen of Golden Rose sudah dengan aku, tapi Calansha Ayyana Borg tetap menjadi yang pertama dan yang terbaik."

Kisah ini telah berakhir dengan berpulangnya sosok perencanaan yang selama ini menjadi penguat Calisha. Tugasnya telah selesai sampai disini saja, kini tinggallah Calisha Rayana Danendra yang menggantikannya.

Calisha Rayana Danendra, seorang gadis cantik yang berusia masih sangat muda. Namun ia harus menjalankan semua kewajibannya dan amanah dari ayahnya. Dia sudah menjalankan semuanya dengan baik, suka duka telah ia lewati dengan berbagai rintangan.

Happy to be Queen of Golden Rose, Calisha.

Terima kasih karena mengajarkan kepada kita untuk selalu sabar dalam menghadapi masalah apapun, jangan pernah takut untuk melawan kepada orang-orang yang ingin menyakiti kita, tapi lawanlah. Kebaikan akan selalu unggul dalam hal apapun.

Bye.

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

___________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Calisha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang