Selamat membaca~
Kamu salah besar dan kamu harus mendapatkan hukuman, Calisha
Malam ini Ethan dan yang lain harus pulang karena besok mereka masih harus bersekolah. Sama seperti waktu berangkat, Ethan dan Calisha hanya berdua sedangkan yang lain tidak.
"Emm, maaf tadi aku tiba-tiba pergi. Ucapan aku tadi jangan terlalu dipikirin, itu maksudnya aku yang harus menjadi pewaris takhta untuk ilmu bela diri dari papa." Calisha harus membuat Ethan percaya akan hal ini, jika tidak semuanya akan terbongkar dan rencana Ethan akan terselesaikan dengan mudah.
Ethan mengangguk dan tersenyum manis. Lalu mereka bergegas dari sana dan pergi untuk pulang.
Citt
"Kenapa berhenti?" Calisha menatap kedua mobil temannya di depan, mogok?
"Kamu tunggu disini dulu, jangan keluar!!" Calisha mengangguk tapi sebenarnya ia sangat penasaran apa yang terjadi. Sepertinya ada beberapa gerombolan lelaki yang mencegatnya.
"Lambang Azac?" Ucap Calisha pelan, ia melebarkan matanya.
Bagaimana bisa?
"Ethan sama yang lain nggak bakal bisa ngelawan mereka semua. Gue harus bertindak." Calisha mengambil sesuatu dari tasnya lalu ia keluar dari mobil.
Ethan terkejut saat dua orang lelaki sudah menangkap Calisha. "Setetes darah keluar dari dia, lo akan musnah sama gue malam ini juga."
Berbeda dengan Ethan yang khawatir, Calisha malam santai ia hanya diam saja tidak memberontak. Tapi Calisha harus menunjukkan rasa takutnya, jika tidak semuanya malah akan curiga dengannya.
"Lepasin gue!"
"Jangan mendekat!!" Ethan dan yang lainnya tidak bisa mendekat karena jika ia mendekat peluru dari pistol itu akan tertanam di kepala Calisha.
"CALISHA!!" Teriak Ethan saat semua lelaki dengan jaket yang berlambang Azac membawa Calisha pergi menggunakan mobil. Dengan gerak cepat, Ethan masuk mobil dan mengikuti mobil yang membawa Calisha pergi.
"Kejar Ethan!!" Teriak Baron, mereka tidak bisa membiarkan Ethan pergi sendirian.
"Jan, lo antar cewek-cewek pulang!"
🌹🌹
Ethan memukul setirnya kencang, ia kehilangan jejak. Mobil yang membawa Calisha sudah hilang di pandangan Ethan.
"Anjing!!"
"Than! Buka pintunya!!" Ethan menoleh, disana sudah terdapat Baron dan Chandra.
"Ayo balik dulu!" Ajak Chandra pada Ethan yang kini terlihat frustasi.
Ethan menatap nyalang Chandra, bagaimana ia bisa meninggalkan Calisha yang sekarang telah dibawa orang asing?
"Lo gila hah?!!" Ethan mencengkram kerah baju Chandra, rahangnya mengeras.
"Kita nggak bisa gegabah, lo pikir kalo kita ngejar tuh orang sekarang Calisha bakal balik? Nggak, otak lo gunain. Bahkan, kita aja nggak tau dia siapa dan masalahnya apa?!!" Ethan melepas cengkramannya.
Dugh
"Arghh!! Bajingan!" Ethan menendang mobilnya dengan kencang. Lalu ia masuk ke mobil dan berlalu.
"Markas."
Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari yang berarti hari ini sudah hari Senin. Namun Ethan dan yang lainnya belum juga pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka memang kadang menginap di markas tapi hanya sesekali.
"Bentar, gue kayak familiar sama lambang di jaketnya." Ethan baru ingat sekarang, lambang di jaket orang itu.
"Lambang itu kalo nggak salah sama dengan lambang waktu sekolah kita diserang." Ethan berdiri, lalu ia menyambar jaketnya.
"Than, lo mau kemana?!"
"Markas Azac."
Bugh
Ethan tersungkur, bukan Chandra atau Baron yang memukulnya melainkan Janu. Lelaki itu terlihat sangat marah, terlihat jelas wajahnya merah. Janu yang biasanya mencairkan suasana kini tidak.
"Otak lo pake, apa gunanya lo pinter?! Dengan lo kesana, malah memperumit." Ethan menghela napasnya kasar, ia kembali duduk. Baron yang melihat itu pun mengusap bahu Ethan. Ia tau apa yang dirasakan oleh Ethan.
"Kita harus atur strategi, Azac bukan sembarang orang. Bahkan dia lebih kuat daripada Slangwolf. Kumpulkan semuanya besok, pulang sekolah."
Baron menepuk-nepuk bahu Ethan, inilah Ethan yang ia kenal. Emang Ethan orang yang mudah marah apalagi menyangkut orang terdekatnya.
🌹🌹
Seorang gadis cantik terbangun di ruangan berjeruji. Hanya terdapat satu lampu yang meneranginya. Bau anyir dimana-mana, Calisha sudah menebak bahwa ini adalah markas Azac.
Ia melihat sekitar, banyak sekali orang yang dikurung dalam jeruji itu. Tempat ini sudah seperti penjara. Banyak orang yang terluka parah, namun tidak ada yang diobati.
Calisha menatap seorang laki-laki yang berpakaian setelan hitam dan lagi-lagi terdapat lambang Azac di belakangnya. Pria itu membuka gembok dan menarik Calisha menuju suatu tempat. Calisha tidak memberontak, ia bisa saja keluar dari sini tapi ia ingin bermain-main saja disini.
Calisha menyipitkan matanya saat ia dibawa ke dalam ruangan yang bahkan hanya terdapat satu lampu yang redup. Ia melihat seorang perempuan dengan balutan dress berwarna merah yang melekat di tubuhnya.
"Selamat datang, Calisha Rayana Danendra."
Calisha tersenyum manis mendengarnya, itu adalah suara perempuan yang ia kenali.
"Calisha, anak bungsu dari keluarga Aarav Cakra Danendra yang sudah tiada belasan tahun yang lalu. Ibunya bernama Calansha Ayyana Borg dan dia mempunyai seorang kembaran yang bernama Calantha Kayyana Borg. Calantha Kayyana Borg dulu di penjara tapi sekarang tidak ada yang tau keberadaannya. Entah dia sudah tiada atau tidak."
Lagi dan lagi Calisha tersenyum mendengarnya, semua yang dikatakan perempuan itu sangat benar.
Calisha maju perlahan dengan tangan yang diborgol, "Benar sekali."
Perempuan itu memandang Calisha dengan tajam, dan penuh dengan kemarahan. Bagaimana Calisha bisa sesantai itu?
"Lo belum tau kan siapa gue?"
"Gue-"
Perempuan itu terdiam saat Calisha mengetahui siapa sebenarnya dia.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
KAMU SEDANG MEMBACA
Calisha (END)
Mystery / Thriller-SEQUEL OF WHO IS SHE?- Calisha Rayana Danendra, seorang gadis cantik yang kehidupannya mempunyai banyak rahasia. Hanya orang terdekatnya yang tau. Memang dia terlihat seperti gadis lainnya tapi dia bukan gadis biasanya. Calisha harus memenuhi semua...