Maaf kalo typo guys...
****
Kicauan burung menyapa dipagi hari, kobaran semangat pun kembali digelorakan untuk aktivitas hari ini.
Karina belari kecil menuju meja makan, dan langsung menyatap sarapannya.
Tiffany dan Lee yang sedang sarapan melongo melihat penampakan Karina dipagi hari, pasalnya dia memakai seragam Davidson School.
"Rin?" tanya Lee.
Karina hanya menggumam, dia tengah sibuk mengunyah sarapannya.
"Kamu mau masuk ke DSI ?" tanya Lee
Tiffany masih diam, dia bingung dengan tingkah anaknya yang tiba-tiba berubah pikiran lagi.
"Iya pa, udah aku pikir mateng-mateng, aku mau masih lanjut disitu aja."
Lee dan Tiffany saling bertukar pandangan.
"Kamu ada masalah ya? Kan bisa cerita sayang sama mama dan papa?" ucap Tiffany
Karina hanya tertawa kecil.
"Biasalah anak muda, ulah Ningning." jawab Karina
"Bukan perkara biasa aja, cuman itu gak lucu Rin nanti jadi kebiasaan, kamu bisa bicara dengan jelas biar semuanya papa dan mama paham kenapa kamu ngambil kesimpulan itu dan keputusan seperti ini." ujar Lee
"Inget rin, pindah sekolah itu bukan hal yang enteng mama dan papa juga harus tau permasalahannya, waktu itu kamu pengen pindah sekarang lanjut lagi, yang jelas nya kaya gimana? Kamu harus tegas dari sekarang." ujar Tiffany.
"Mama gak mau kamu jadi anak yang plinplan."
Karina hanya terdiam merenungi kesalahannya, lalu dia berdiri dan membawa tas nya.
"Rin, kalo papa sama mama lagi bicara dengerin baik-baik." ucap Lee dengan tegas.
"Baik pa."
Karina terus berjalan menuju mobil yang sudah terparkir digarasi.
"Tolong perhatikan anak kita ma, papa sibuk dengan urusan di kantor. Besar harapan papa, mama bisa mengontrol Karina disekolah." ucap Lee kepada Tiffany.
"Pa.. papa juga harus perhatiin anaknya, jangan hanya mama."
"Iya, papa perhatiin dia. Hanya saja papa perhatiinnya dari kejauhan."
Tiffany hanya menghembuskan nafas gusar, pasalnya suaminya ini terlalu sibuk dengan urusan perusahaannya.
****
"Mark.. gimana sih ih lo tuh ya, gue udah berkorban pagi-pagi bangun demi bantuin lo, tapi apa nihil hasilnya Karina tetep gak ada kabar mau lanjut disini." ketika kicauan Ningning dipagi hari.
Mark hanya berjalan lurus dengan tatapan sendu, tidak memperdulikan ucapan Ningning.
"MARK...." tegur Ningning dengan pelan keadaan yang sudah lesu.
Mark menoleh, Ningning menangis.
"Tolong, tolong gue. Gue gak ada temen lagi selain dia." ucap Ningning.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARKITA ( JAEMIN X GISELLE)
Teen FictionGiselle : "Gak cuman jarak ke Antariksa aja yang jauh, jarak antara kita pun sama." Nata : "Walaupun kita di negara yang berbeda, aku harap perasaan kita tetap sama." Juana : "Rasa suka itu hanya sementara, kalo sayang selamanya." ©August 2021.