47

202 17 2
                                    

Maaf kalo typo guys..

Maaf baru muncul ke permukaan lagi hehhee..

****

Dengan langkah yang tergesa-gesa akhirnya Juana sampai keruangan yang sangat dia benci seumur hidupnya.

Nafas yang terengah-engah karena dia berlari dari sepanjang basement sampai ke ruangan yang dia tuju.

"Bu..." lirih Juana memanggih ibunda Nata.

Nata menoleh dengan air mata yang masih berderai.

"Gimana Nata bu?"

Dengan keadaan masih terisak.

"Masih diperiksa sama dokter na, duduk dulu ya."

Juana masih dilada kegelisahan bila dia belum menemui sang dokter.

"Apa yang terjadi bu sama Nata?" tanya Juana

Somi hanya tersenyum simpul saat mendengar pertanyaan Juana.

"Na.. meskipun upaya kamu sangat luar biasa untuk kesembuhan Nata, tapi penyakit Nata sudah sangat jauh meskipun dia dalam keadaan sehat bisa saja 2 jam kemudian dia akan drop karna penyakit itu sudah tertanam di tubuhnya." ucap Somi

"Andai saja Nata mau berkata jujur pada ibu, mungkin saat pertama kali penyakit itu ada ditubuhnya bisa tersingkirkan tapi kalo sudah menjalar seperti ini harus bisa apa? Walaupun sudah banyak upaya yang kita lakukan selebihnya tinggal tunggu anugrah dari Tuhan saja. Maka dari itu kapanpun Nata bisa drop dan bisa kembali segar."

Juana bungkam dengan penjelasan dari sang mertua dia pikir apa yang sudah dia lakukan selama ini langsung bisa membuat Nata 100% sembuh.

Juana terduduk dengan lemas harap-harap dokter segera keluar dari ruangan dan menceritakan kondisi sang istri.

****

"Mark kamu yakin secepat itu ingin melangsungkan pernikahan?" tanya Irene

Marko mengangguk.

"Seyakin-yakinnya bu, aku memang belum sepenuhnya cinta pada Lia tapi aku udah yakin, harus nunggu apalagi dia sangat cinta samaku, begitupun restu orangtua nya begitu mendukung, aku rasa ini sangat tepat karena aku udah cape kalo harus cari-cari yang lain lagi." lirik Marko

Irene terkekeh geli mendengar permintaan sang anak.

"Baik niat baikmu akan ibu sampaikan ke ayahmu ya." jawaban Irene membuat Marko tersenyum.

Tidak lama pintu rumah terbuka nampak seorang lelaki paruh bayu yang masih nampak awet muda.

Dengan penampilan gagahnya Suho menghampiri sang istri, serta anaknya yang sedang bersantai di ruang keluarga.

Irene menerima uluran tangan sang suami dan menciumnya begitupun Suho mencium kening sang istri kemudian Marko pun menyalami tangan sang Ayah.

"Tumben nih jam segini udah pada kumpul." tanya Suho

Irene tersenyum, "Ini loh anak kita pah, pengen sesuatu katanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANTARKITA ( JAEMIN X GISELLE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang