Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
૮₍'start'₎ა
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haruto memilih kaset-kaset musik yang berada dikotak kecil. "Ruto, maafkan aku. Kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan bunda."
"Kenapa? Aku juga tidak keberatan." Haruto mendongakkan kepalanya untuk menatap Yedam yang berdiri disampingnya.
Yedam mendudukkan dirinya disamping Haruto, "seharusnya aku mengikhlaskan kepergian anakku. Kau ingin melihat pangeran?" Yedam berucap dengan gigi yang digerakkan.
"Pangeran? Korea bukannya republik."
"Korea? Kita berada di Velonpus." Yedam malah balik bertanya.
"Velonpus itu apa?"
"Negara yang sangat makmur dengan kepemimpinan Raja Yoshi."
"Hah?"
Yedam memukul pelan bahu Haruto, "Kamu dari mana saja tidak tau ilmu dasar seperti itu? Kamu orang sini atau bukan?"
"Aku orang Jepang tetapi tinggal di Korea untuk melakukan pekerjaan." Haruto menjelaskan dan Yedam yang berpikir keras.
"Disini tidak ada Jepang atau Korea apalah itu." Katanya.
"Sudahlah lebih baik kita ke pasar sebelum tutup." Mereka berdua akhirnya keluar dari rumah untuk membeli kebutuhan Haruto dan beberapa kebutuhan rumah yang lain karena ada yang habis.
"Beli, bu beli bu."
"Satunya 30rb beli 3 jadi 100rb bu."
"Tidak bisa menghitung atau bagaimana? 30x3 itu 90rb bodoh!" Kata penjual disebelahnya.
"MINGGIR-MINGGIR, PANGERAN KE II MAU LEWAT!" Teriak Prajurit yang berada jauh di depan Haruto dan Yedam tetapi suara itu terdengar sampai keduanya.
Yang berada ditengah jalan menyingkir dari jalannya kearah samping membiarkan Pangeran ke II lewat dan membungkuk badannya.
Yedam harus memegang tengkuk leher Haruto karena Haruto tidak kunjung membungkuk badannya juga.
Kalau mereka dibunuh hanya karena tidak membungkuk badannya gimana? Masalahnya Yedam sayang nyawa.
"Ada apa si kak? Dia siapa?"
"Dia pangeran! Diam jangan berbicara denganku."
Pangeran ke II lewat dan sedikit melirik kearah Haruto yang bisik-bisik dengan Yedam tanpa memperdulikan dirinya.
"Huh! Akhirnya lewat juga si pangeran sialan." Yedam mengusap peluh yang keluar di keningnya dengan kasar.
"Kau yang sialan, main mengejutkanku saja!" Yedam berjalan mendahului Haruto. Dan Haruto mengejarnya.
Ditangan Haruto ada banyak baju dan celana yang akan ia gunakan beberapa hari ke depan. Banyak sekali, Yedam membelikannya dengan senang hati dan Haruto yang menerima dengan tidak enak hati.
"Terimakasih kak Yedam." Ujarnya tersenyum tulus.
"Sama-sama, ngomong-ngomong Korea itu apa?"
"Negara, sama seperti Velonpus. Tapi apakah kau melihat teman-temanku?"
"Teman-temanmu? Aku hanya menemukanmu seorang diri." Haruto merindukan teman-temannya juga pekerjaan yang selalu menyibukkan dirinya sendiri.
"Dimana mereka ya? Apa aku harus mencarinya?"
૮₍'tbc'₎ა
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.