Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
૮₍´start'₎ა
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JEONGWOO menduduki dirinya dipinggiran kasur, mengintrospeksi Haruto yang masih saja khawatir akan keadaan Asahi.
"Kita mengantarkan dia sampai ke gerbang Istana, pasti aman Haruto. Kau tenang saja."
Haruto masih berjalan maju-mundur dihadapan Jeongwoo dengan kuku yang ia gigit-gigit.
"Aku tidak bisa tenang begitu saja, seharusnya kita menemaninya sampai dia tertidur!"
Jeongwoo melempar bantal kearah muka Haruto, "enak saja, tidak sembarang orang boleh masuk ke Istana, bodoh!"
"Eh, tapi bagaimana kamu menemukan dirinya di hutan?"
"Kamu sepertinya tidak terkejut bahwa pangeran ke II dilecehkan ya?" Tanya Haruto menelisik Jeongwoo.
"Aku tau itu kok, tetapi kerajaan sebenarnya tidak becus mengurus seperti itu. Tapi jangan mengalihkan pertanyaanku." Ujarnya tidak terima.
"Aku bermimpi tentang dia, dan kakiku tanpa sadar membawa diriku kearahnya."
"Mimpi tentang apa? Apa ramalan itu benar?" Jeongwoo menerka-nerka apa yang terjadi pada Haruto.
"Ramalan? Ramalan apa?"
Jeongwoo membuat dirinya terlihat keren akibat ditanya seperti itu. "Kau tau..." Haruto mencondongkan tubuhnya kearah Jeongwoo.
"Katanya ada ramalan yang mengatakan, bahwa seorang pemuda dari mana gitu bakalan jadi apa gitu lupa."
Haruto menatap malas Jeongwoo, rasanya mau dia tenggelamin di laut aja kalau begini.
"Tau ngga si? Sebenernya tuh kak Doyoung cuman kurang kerjaan aja makanya dia jadi nelayan."
"Aku tau itu kok, terlihat bagaimana kak Yedam membelikan ku banyak sekali baju-baju mahal." Haruto sedikit bersemangat dengan topik ini. Tidak tau kenapa.
૮₍´I FEEL YOU'₎ა
Yoshi saat ini tengah berkumpul dengan petinggi-petinggi kerajaan. "Buktinya sudah cukup?"
Jihoon salah satu petinggi kerajaan, "ku pikir ini sudah cukup untuk menjatuhkan keluarganya."
"Lakukan sekarang, aku tidak ingin adikku berlama-lama tenggelam dalam traumanya."
Pertemuan yang membahas tentang balas dendam untuk sang adik kesayangan. Yoshi tentu tau apa yang dialami oleh Asahi, dia kakaknya. Tugas sang kakak untuk melindungi adiknya.
"BERHENTI KUMOHON, MENJAUHLAH!"
Teriak dari depan ruang membuat Yoshi dan para petinggi kerajaan menghentikan kegiatannya. Yoshi segera lagi melihat apa yang terjadi, wajah adiknya sangat berantakan. Segera dia menghampiri dan memeluk tubuh Asahi yang terus memberontak.
"TUBUHKU MILIKKU, BUKAN UNTUK DIGUNAKAN DENGAN SEENAKNYA!" Yoshi memeluk dengan sangat erat, merasa sakit hati mendengar perkataan adiknya itu.
"Haruto..." suara yang amat lirih memanggil nama seseorang yang tidak Yoshi kenal sebelum dirinya pingsan.
Asahi pingsan dalam bekapan Yoshi, traumanya kembali menjadi sangat parah. Yoshi segera memanggil dokter kerajaan untuk mengobati Asahi.
"Lakukan sekarang!" titahnya kepada Jihoon.
૮₍´tbc'₎ა
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.