25 - haruto

321 54 6
                                        

220822

-start-

Tubuhnya bergetar dengan sangat hebat, tangannya tidak bisa untuk digerakkan, bibirnya tidak mampu mengucapkan berbagai kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya bergetar dengan sangat hebat, tangannya tidak bisa untuk digerakkan, bibirnya tidak mampu mengucapkan berbagai kata.

Keringat tidak henti-hentinya keluar dari seluruh tubuhnya, "Haruto! Haruto!" Itu suara Jeongwoo yang berlari khawatir karena melihat keadaan Haruto. Tadinya Jeongwoo ingin memanggil Haruto karena pertanyaannya tadi kepada sang bunda, tetapi malah mendapatkan Haruto tidak bisa melakukan apapun diatas kasur terbaring walaupun matanya terbuka.

Jeongwoo menggoyang-goyangkan tubuh Haruto dan sedikit memukulnya, setelahnya, dapat ia lihat Haruto mulai sedikit tenang walaupun bola matanya menatap sekitar secara acak.

"Asahi..." Satu kata yang pertama kali dikeluarkan oleh Haruto, membuat Jeongwoo yang tadinya ingin menuangkan air mengurungkan niatnya.

"Asahi... maaf..." Haruto memandang tangannya yang tetap masih bergetar tersebut, sedetik kemudian dirinya menangis kencang. Jeongwoo jadi tidak mengerti, sebenarnya ada apa disini?

"Haruto, kau tidak apa-apa?" Jeongwoo bertanya setelah mengasih minuman ke Haruto.

"A-aku mengingatnya."

"Mengingat apa?"

Haruto menatap manik mata Jeongwoo, "Asahi-," Belum selesai berucap, Haruto langsung berlari keluar kamar, membuat Jeongwoo ikut berlari kearahnya.

Saat sudah dibawah, Jeongwoo melihat Haruto yang mencari-cari barang dengan wajah yang khawatir, "Kau mencari apa?"

"Kalung." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan.

"Dileher mu, Haruto."

Haruto langsung memegang lehernya, dapat ia rasakan ada sebuah barang di sana, saat melihatnya, itu adalah kalungnya. Ia menatap Jeongwoo dan menyengir lebar lalu tertawa pelan.

"Ada apa?" Rose, berhenti sejenak untuk bertanya.

"Oh! Ayo bunda kita ke ruang belakang saja, kita mengobrol di sana." Jeongwoo langsung menarik Rose dan Haruto kearah belakang.

–i feel you–

Mereka bertiga sudah duduk rapi di tempat duduk lebar, melipat kedua kakinya menjadi bentuk silang. Wajah mereka terlihat serius, kecuali Haruto, dia tidak tau kenapa bisa ke sini.

"Haruto, kamu kenapa?" Rose bertanya, sejak tadi wajah Haruto terlihat gelisah.

Haruto memainkan jari-jarinya pelan, sedikit ketakutan sebenarnya. "A-apa aku bersahabat dengan pangeran ke II?"

Pertanyaan yang sukses membuat Rose membulatkan matanya terkejut dan juga Jeongwoo, soalnya dia tidak tau apa-apa soal Haruto.

Rose sedikit memukul pelan paha Haruto, "Kau... Sedang tidak bercandakan Haruto?"

"Aku selalu bermimpi dan terkadang mendengar suara-suara aneh entah dari mana. Dan tadi malam, sepertinya itu benar-benar puncaknya."

"Sampai kau tidak bisa bergerak dalam tidurmu dan hanya mampu menangis, Haruto?" Jeongwoo bertanya, bukankah memang benar? Dirinya melihat bagaimana Haruto tadi.

Haruto terdiam, dia bingung harus bagaimana, apakah Asahi akan mengingat dirinya juga? Sepertinya tidak, tapi kalau diingat-ingat, Asahi sempat bertanya tentang masa lalunya, yang artinya Asahi sedang mencari kebenaran.

"Aku harus keluar." Haruto beranjak dari duduknya, keluar dari rumah tanpa memikirkan apapun selain Asahi, dirinya ingin cepat-cepat bertemu dengan seseorang yang berada di masa lalunya.

–i feel you–

Asahi berjalan dengan lemas, tubuhnya saat ini sangat lemas, dan untungnya bisa diajak untuk berjalan. Si manis ingin menghampiri Haruto, bertemu dengan seseorang di masa lalunya, yang sudah ditakdirkan untuk selalu bersamanya.

Diseberang sana, terlihat siluet yang amat familiar di pandangannya, yang justru juga sedang menatap dirinya. Asahi akui, pasti saat ini wajahnya berantakan akibat mengetahui tentang dirinya juga orang tuanya.

"Haruto..."

"Asahi..."

Saling menghampiri, memeluk tubuh satu sama lain seakan-akan tidak ingin terpisah untuk kedua kalinya.

"Maaf sudah melupakanmu." Keduanya berucap berbarengan. Tubuh Asahi sudah tidak kuat, yang berakhir jatuh dalam pelukan Haruto.

Haruto membawa Asahi ke rumah Jeongwoo, kenapa Haruto tidak bawa saja Asahi ke Istana? Tanyakan saja pada Haruto.

Rose serta Jeongwoo yang berada di dalam rumah terkejut bukan main, hei, mereka tidak akan menyangka akan secepat ini juga. Jeongwoo sudah tau, saat Haruto pergi, Jeongwoo diceritakan tentang apapun yang terjadi di masa lalu, apa yang disembunyikan oleh kerajaan.

"Baringkan tubuh Asahi di kamarmu, Haruto."

to be continued

harusahi, jaya, jaya jaya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


harusahi, jaya, jaya jaya!

i feel you; harusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang