22 - ruang ujung

307 53 3
                                        

100822

–start–

Lorong paling sepi diantara lorong lainnya kini dijelajahi oleh kaki jenjang Asahi. Lorong yang tidak pernah ia injak semasa hidupnya kini malah membuat dia mungkin menemukan jawabannya.

Kaki jenjang itu berhenti di depan pintu berwarna silver, di samping pintu tersebut ada sebuah kotak kata sandi untuk dimasukkan. Asahi berpikir kata sandi apa yang cocok sekiranya.

'Musim semi, Matahari terbit.'

Saat Asahi memencet huruf-huruf di tombol tersebut, terdengar suara pelan dari dalam kotak tersebut. Asahi menghentakkan kakinya pelan ke lantai, membuat lorong tersebut memantulkan suaranya.

Decik kesal terdengar dari bibir kecil Asahi, hei? Memangnya sepenting apa si tempat ini sampai dibuat kata sandi segala.

Guk, guk, guk.

Asahi menoleh ke arah Hikun yang berlari dengan mulut yang menggigit buku dairy miliknya. Membawa buku tersebut untuk didekatkan supaya terbaca.

'Travis, Asahi.'

Itu yang dapat Asahi baca dari buku dairy biru itu, mencoba mengetik apa yang didapat.

'Coba lagi, kata sandi yang anda masukkan salah.'

"Ck, kamu mau kasih tau aku atau tidak si? Ini salah." Marahnya kepada Hikun. Tentu Hikun hanya menunjukkan respon tidak peduli.

"Har? Benar! Har itu siapa? Tidak mungkin Haruto kan?" Tanya kepada dirinya sendiri. Setelah dirinya berucap seperti itu, Hikun bergerak loncat-loncat kearah tombol-tombol yang tergantung di tembok.

"Tidak ada salahnya kita mencoba." Jari lentik itu mulai menari indah diatas tombol-tombol tersebut, membuat bunyi 'Ceklek' terdengar yang menandakan bahwa kata sandi yang ia masukkan benar.

Membuat Asahi bingung sendiri, dia tidak kenal dengan Haruto. Ketemu saja baru beberapa bulan yang lalu.

Kakinya menarik masuk kearah dalam ruangan, sangat bersih untuk ukuran yang jarang dikunjungi.

"Asahi, pelan-pelan. Tuh kan jatuh, kamu tidak pernah berhati-hati, selalu saja ceroboh."

"Maaf, aku tidak mendengarmu."

"Kamu selalu berkata seperti itu, tetapi tidak pernah dilakukan kalau aku menyuruhmu hati-hati."

Terlihat banyak sekali lukisan-lukisan yang tersebar di ruangan ini, membuat kepala Asahi menjadi sangat sakit melihatnya. Gambar acak dan potongan suara banyak terdengar.

Kepalanya benar-benar sakit hebat, tangannya tidak henti-hentinya untuk memukul kencang pelipisnya untuk mengurangi rasa sakit yang justru malah bertambah sakit.

"Ini, aku yang pertama kali ketemu!"

"Mau aku kasih tau siapa namaku, Asahi?"

"Untuk apa? Aku mencintainya bukan dirimu, Junkyu."

"Memangnya kau tau apa soal Travis, Asahi? Dia membohongimu."

"Maaf, aku punya nama kecil yang diberikan oleh keluarga ku."

"Jangan seperti ini, kamu bahkan lupa siapa dirinya, Asahi."

Cairan bening keluar dari manik indah Asahi, dirinya terduduk lemah dilantai ruangan tersebut. Tangannya dengan kuat memegang ujung meja untuk menjadi sandaran.

Asahi dengan kuat terus berusaha mempertahankan kesadarannya, ini masih tahap awal, ia akan tau maksud dari ini semua. Termasuk kenapa orang tuanya pergi sangat lama.

Tangan Asahi menarik rambutnya dengan kencang sesekali dijambak, rutinitas yang akan dilakukan oleh Asahi jikalau ingatan yang ia lupakan menghampiri.

Hikun, anjing lucunya membawakan sebuah foto dengan anak kecil yang sedang asik membuat kalung, mata berair itu menatap kearah tulisan apa yang sedang dibuat. Beberapa saat meredam rasa sakit, Asahi bangkit membawa foto tersebut kearah cahaya, menatap lekat-lekat tulisan itu.

'Blossom'

Asahi dengan cepat keluar dari ruangan tersebut, pergi keluar Istana untuk menjumpai Haruto. Dia akan bawa Haruto ke ruangan tersebut, biar mereka bisa menjelaskan apa yang terjadi.

to be continued

GUYS AYO NONTON MV 'HELLO' SKSKSK, HARUTO MEMBUATKU OLENGGG.

pertama kali dengerin lagu 'THANK YOU' kaget, pliss. jepang banget model lagunya 😭😭🙏

i feel you; harusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang