5. Bentuk Perhatian

136 16 0
                                    

"Nongki di Moka, skuy!"

Naka yang sudah siap dengan ransel di punggungnya sontak menggeleng. Dia melirik jam tangannya, lantas berkata, "Gue nggak ikut hari ini."

Raven mengernyit, Jemi dan Lathan yang berdiri tak jauh dari posisinya juga memasang raut heran. Ini hari Selasa, biasanya dalam satu pekan, keempat cowok itu akan meluangkan setengah hari pulang sekolah untuk sekadar berkumpul.

Hari pun biasanya tidak ditentukan. Lebih sering mendadak.

"Mau kemana?" tanya Raven mewakili.

"Ada urusan penting. Kalian kalo mau, silakan aja. Kapan-kapan aja gue join," balas Naka.

Tidak diberinya kesempatan ketiga teman dekatnya itu untuk bertanya kembali, karena Naka sudah membawa kaki jenjangnya pergi dari sana. Hampir tujuh menit setelah bel pulang berbunyi, koridor masih ramai akan siswa.

Naka berjalan cepat ketika menyadari kelas tetangga sudah kosong. Tepat ketika dia sampai di lantai satu, di bawah naungan kanopi sebelah kiri, berdiri dua orang siswi yang tengah terlibat obrolan seru. Namun mata Naka hanya berfokus pada siswi yang memakai tas cokelat milo.

"Key!" panggilnya.

Keysha dan Naya yang semula tengah mengobrol tentang pelajaran Bahasa Indonesia tadi sontak menoleh. Keysha langsung memasang raut tidak suka ketika presensi Naka yang ditangkap matanya.

"Boleh ... minta waktunya sebentar?" Naka tidak punya harapan lebih jika permintaannya ini akan disambut dengan baik oleh Keysha. Tidak, setelah semua yang terjadi belakangan ini.

"Nggak bisa," jawab Keysha ketus. Hal tersebut membuat Naka sontak mendesah.

"Bentar aja, deh."

"Apaan, sih, gak jelas banget. Gue bilang nggak bisa, ya berarti enggak!"

"Lima menit." Naka masih berusaha.

"Mau semenit kek, dua menit, bahkan sedetik aja gue ogah kali. Minggir! Gue mau balik!" Keysha sudah akan pergi dari sana ketika tarikan dari arah belakang membuatnya kembali mundur.

Keysha sudah akan menggeram marah ketika sadar Naka yang menarik tasnya, tapi terlebih dulu cowok di depannya itu berucap, "Makan es krim mau?"

"What?!" Keysha berseru, lantas melanjutkan, "sori-sori aja nih, gue nggak mempan disogok es krim."

Naka sudah terlihat lelah ketika Naya tiba-tiba saja berdiri di tengah-tengah mereka. Cewek bergigi gingsul itu menatap Keysha dengan cengiran tidak berdosa.

"Menurut gue, Key, nggak ada salahnya lo ikut sama Naka."

"Nay! Lo biarin gue ikut sama nih orang? Seriusan lo? Padahal tau sendiri dia yang tadi ngelempar gue pa—"

"Iya, gue tau, Key. Tapi bisa aja Naka minta waktu lo buat nebus rasa bersalahnya."

Keysha jadi diam mendengar kalimat itu. Melihat wajah Naya yang meyakinkan, serta raut wajah Naka yang entah kenapa kali ini serius, sontak membuat Keysha mengembuskan napas keras-keras.

"Ya udah, cuma lima menit, ya. Nggak boleh lebih."

Dan itu sontak membuat Naka diam-diam menghela napas lega.

*

Naya pulang duluan, naik ojek online. Keysha tidak bisa menahan Naya sebab sahabatnya itu sendiri yang buru-buru ingin pulang. Naya hanya berpesan jika Keysha harus menghubunginya apabila terjadi sesuatu.

"Nih!"

Kantung kresek putih berlogo minimarket itu mendarat di kursi yang tengah diduduki Keysha. Dia menoleh sejenak dan mendapati sosok Naka sudah kembali. Cowok itu duduk di sampingnya.

Hello, Mars! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang