30. Sea Date

70 7 0
                                    

Satu minggu setelah kejadian live Instagram dengan memakan nasi goreng rasa garam pedas itu, hubungan Naka dan Keysha tidak ada yang berubah. Meski pada awalnya, Naka secara terang-terangan menunjukkan kekesalan atas perbuatan Keysha padanya tempo lalu. Namun, seiring berjalannya waktu, keduanya telah akur kembali. Dalam artian, tidak ada aksi menyebalkan Keysha lagi.

Weekend kali ini, Keysha mengajak Naka ke suatu tempat. Sempat membuat Naka curiga beberapa saat tetapi diyakinkannya bahwa kali ini Keysha tidak sedang ingin mengerjai. Keduanya sekarang telah berada di mobil. Hari ini Naka meminjam mobil sang mama sebab melihat perkiraan cuaca yang akan hujan sore nanti.

Keysha di sampingnya tampak sibuk dengan ponsel. Membuat Naka yang tengah menyetir diam-diam mengesah pelan.

"Hpnya nggak disimpen dulu?" tegur Naka lembut, tetapi tegas.

"Lagi liat maps. Nanti kalau udah ngelewatin tol, mampir ke rest area dulu, ya? Aku pengen beli makanan."

"Oke."

Tidak ada percakapan lagi. Meski Naka tidak mengetahui kemana mereka akan pergi, namun sedikitnya dia tahu, tempat yang keduanya akan tuju, cukup jauh. Entah, Keysha mendapat ide itu dari mana. Setahunya gadis tersebut merupakan anak yang jarang sekali main ke tempat yang jauh.

Sekitar satu jam berkendara, ditambah dengan kegiatan membeli makanan di rest area tadi, sampailah mereka di tempat tujuan. Naka sontak mengulas senyum ketika di tangannya telah terisi oleh tiket masuk.

Suara deburan ombak terdengar samar dari pintu masuk. Berikut aroma laut yang tercium kuat juga embusan angin yang cukup kencang.

"Ayo!" Keysha berseru. Gadis itu tampak sibuk mengangkat sebuah keranjang piknik di tangan kanannya. Melihat itu, Naka mengambil alih. Jadilah sekarang dia masing-masing memegang barang di kedua tangannya.

Di tangan kiri, keranjang piknik tadi, dan di tangan satunya, adalah totebag berisi makanan ringan yang dibeli Keysha di rest area tadi.

"Aku nggak nyangka kamu ngajakin ke sini," komentar Naka ketika keduanya berjalan menyusuri pasir pantai.

Keysha tampak mengulas senyum misterius. Gadis itu terlihat penuh rahasia sekarang. Membuat Naka yang sempat melirik, jadi waspada.

"Sesekali kita perginya jauh," jawab Keysha seadanya.

Keduanya sudah berada dekat dengan bibir pantai. Keysha dan Naka menghentikan langkah. Tampak memandang ke arah lautan dengan senyum yang terpatri di masing-masing bibir. Suara deburan ombak yang keras, angin yang menampar ringan, serta pijakan pasir yang lembut. Komponen tersebut betul-betul membuat pikiran kedua anak manusia itu menjadi rileks.

"Kita gerai tikarnya dimana?" tanya Naka memecah keheningan yang sempat mengambil alih.

"Di sana aja," ujar Keysha seraya menujuk lahan kosong di dekat sebuah tempat penitipan barang. Di area tersebut tampak ada beberapa pengunjung yang menggelar tikar juga.

Lantas, keduanya berjalan menuju tempat tersebut. Naka mengeluarkan tikar dari keranjang piknik tadi, lantas menggelar benda tersebut. Setelahnya, keduanya melepas sepatu dan segera duduk di atas tikar.

"Haaaah, enaknya. Berasa lagi healing beneran," gumam Keysha seraya memejamkan matanya sejenak. Gadis itu tampak mengarahkan tatapan ke arah laut sana. Naka yang melihat pemandangan tersebut hanya tersenyum kecil.

"Oh, ya? Mau makan nggak? Tadi tuh aku bawa bekal dari rumah." Keysha meraih keranjang piknik. Tangan gadis itu lihai mengeluarkan beberapa kotak bekal dari sana.

"Masak apaan?"

"Nggak tau. Mama yang masakin," balas Keysha ber'hehe' di akhir kalimat.

Naka memandang takjub kelima kotak bekal yang telah terbuka sempurna. Ada nasi hangat, chicken katsu, sayur capcay, udang goreng tepung dan salad buah. Keysha terkekeh melihat ekspresi Naka. Lantas gadis itu mengulurkan piring plastik berikut sendok ke arah Naka.

"Nih, makan."

"Makasih." Dengan gesit, Naka langsung mengambil nasi, berikut lauk-pauk yang tampak menggiurkan tersebut.

Sementara Naka yang sibuk mulai menyendokkan makanannya, Keysha meraih ponsel dari slingbag yang tadinya tergeletak asal di dekatnya. Mengutak-atik sejenak benda tersebut kemudian mengambil beberapa gambar. Setelahnya, Keysha juga ikutan mengambil piring dan sendok. Bersiap untuk makan juga.

"Masakan Tante Murni enak," komentar Naka di sela-sela aktivitasnya menyuap makanan.

"Kalo masakan anaknya?"

"Enak juga. Kecuali nasi goreng garam yang itu. Minus seratus, sih."

Keysha tertawa kecil. "Masiiiih aja diinget."

"Nggak bisa dilupain, Key."

"Makanya, jangan cari gara-gara sama aku."

Naka memutar bola mata. Lantas melanjutkan makannya, kali ini cowok tersebut menambah sayur capcay.

Melihat pemandangan tersebut, Keysha diam-diam mengulas senyum tipis. Bukan tanpa alasan dia membawa Naka ke pantai. Dia ingin memenuhi date wishlistnya sendiri. Wishlist yang terakhir. Boat date. Pada awalnya, ekspektasi Keysha memang naik perahu di danau.

Namun, obrolannya dengan Tante Amna tiga hari yang lalu mengubah rencana. Untung saja Keysha bisa tahu lebih awal. Dia tidak bisa membayangkan jika dia benar-benar membawa Naka ke danau dan naik perahu bersamanya.

"Aku tuh bingung, Tan, mau ngasih Naka apaan."

Tante Amna yang berdiri di dekat Keysha tampak berpikir. Sebelum kemudian, wanita tersebut tersenyum misterius. "Gimana kalau buku catatan aja? Naka, 'kan, suka nulis-nulis gitu. Bermanfaat kalau kamu ngasihnya itu."

Keysha mempertimbangkan pendapat Tante Amna, sebelum kemudian dia mengangguk. "Iya, kayaknya aku beli itu aja, deh."

Karena bingung ingin membelikan kado seperti apa untuk Naka, maka Keysha nekat menghubungi Tante Amna. Dan untungnya wanita tersebut tidak sibuk dan malah mengajak Keysha untuk mencari kado tersebut secara langsung. Saat ini keduanya tengah berada di salah satu mall. Keysha membeli kado untuk Naka dalam rangka tukar kado date mereka.

"Ngomong-ngomong, Key, wishlist datenya tinggal apa aja, nih?" Tante Amna bertanya di tengah-tengah aktivitas mencari buku catatan di Gramedia.

"Tukar kado sama boat date, sih, Tan. Bentar lagi selesai."

"Boat date?"

Keysha tersenyum riang. "Aku pengen banget bisa naik perahu gitu, Tan. Di danau. Suasananya asri. Banyak bunga di kanan-kiri. My dream a think?"

Tante Amna tertegun sesaat. Dia memandang profil Keysha dari samping, sebelum kemudian wanita itu berdeham.

"Key ..."

"Iya, Tan?"

"Naka nggak bisa naik perahu di danau."

Ucapan itu membuat aktivitas Keysha terhenti. Dia menoleh heran, seolah meminta penjelasan lebih lanjut.

"Waktu Naka kecil, dia pernah diajakin mancing sama Papanya di danau. Naik perahu. Tapi karena keteledoran Papanya yang nggak memantau dan rasa ingin tahu anak kecil itu tinggi, Naka lompat dari perahu. Dia tenggelam. Hampir meninggal kalau aja Papanya nggak cepet sadar."

Sekujur tubuh Keysha mendadak dingin.

"Sejak saat itu, Naka takut setiap kali naik perahu di danau. Dia selalu berpikir kalau dia bakalan lompat dari sana."

Ingatan tersebut buyar ketika Naka menepuk pundaknya. Keysha menoleh. "Apa?"

"Aku udah abis makannya. Mau ke toilet dulu. Nggak papa, 'kan, di sini sendirian?"

Keysha tersenyum. "Aman."

Lantas Naka beranjak dari sana, menghilang dari pandangan Keysha. Sementara itu, Keysha melanjutkan makan seraya memikirkan kegiatan selanjutnya yang akan mereka lakukan. []

Hello, Mars! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang