16. Masih Berlanjut

80 11 0
                                    

Ada yang aneh.

Bukan Raven yang tiba-tiba beberapa hari ini lebih sering mengendarai sepeda ke sekolah. Bukan juga Lathan yang mendadak memperlihatkan kebucinannya kepada Queensha secara terang-terangan. Naka yakin bukan itu.

Tapi penyebab keanehan yang menyerang Naka beberapa hari belakangan ini adalah, sosok gadis yang berdiri beberapa langkah di depannya sekarang. Punggung itu milik Keysha.

Saat ini, Naka sedang antre di kiosnya Bi Wendy. Ingin makan kebab ayam pedas. Dan entah Naka harus bersyukur atau tidak, di barisan antrean yang tak terlalu panjang ini, ada sosok Keysha di dalamnya. Berjarak tiga murid lain yang juga sedang antre.

Terhitung sudah lima hari Naka tidak pernah lagi berinteraksi dengan Keysha. Di parkiran tempo hari itu yang terakhir. Padahal keduanya sering berpapasan di koridor. Naka selalu ingin menyapa, tetapi Keysha seperti berpura-pura tidak kenal.

Pernah juga keduanya tidak sengaja bersinggungan di pintu masuk kantin. Naka baru saja ingin meminta maaf, tapi Keysha pergi secepat angin. Tanpa repot-repot menoleh, bahkan.

Naka merasa ini aneh. Dia tidak habis melakukan kesalahan kepada gadis itu, 'kan? Mengirim pesan lewat Whatsapp pun pernah dilakukan. Tapi sesuai dugaan, tidak ada balasan. Bahkan Keysha tidak membaca pesannya.

Naka jadi sering misuh-misuh sendiri. Semenjak keduanya menjadi dekat gara-gara jas lab itu, dia sudah menegaskan akan terus seperti itu. Dia tidak main-main dengan ucapannya saat mengatakan bahwa dirinya menyukai Keysha.

Naka serius soal itu.

Pandangan Naka terus tersorot ke arah Keysha yang sudah mendapat pesanannya. Gadis itu berjalan menuju meja yang ada di sebelah kiri, meja yang ditempati beberapa siswi lainnya.

Ingin sekali cowok itu memanggil. Sekadar say hi mungkin. Tapi mengingat reaksi Keysha beberapa hari belakangan ini, yang terkesan menghindar, Naka mengurungkan niat itu.

Sekarang gilirannya memesan. Setelah menyebut kebab rasa apa yang ingin dimakan, dengan lihai, Bi Wendy mulai membuatkan. Naka menunggu seraya memperhatikan sekitar. Sesekali melirik ke arah meja Keysha dan teman-temannya.

Ada sepercik sesak di dada ketika mengetahui bahwa hubungan yang dikira dekat kemarin, terancam pupus. Naka berpikir-pikir lagi soal kesalahan apa yang pernah diperbuatnya pada Keysha. Namun, seperti sebelum-sebelumnya, tidak ditemukannya kesalahan itu. Pertemuan terakhir mereka pun bisa dibilang tidak ada masalah.

Keysha bahkan berterima kasih padanya waktu itu. Jadi, kesalahan seperti apa yang pernah diperbuat Naka sehingga Keysha menghindar?

"Pesanannya udah jadi, Den. Lima ribu, ya?" Uluran tangan Bi Wendy disambut Naka. Setelah kertas berisi kebab ayam pedas itu berada di genggaman, Naka mengulurkan uang sepuluh ribu.

"Sisanya saya ambil kola, ya, Bi."

"Oke, Den."

Naka tersenyum sebentar sebelum berjalan menuju show case milik Bi Wendy. Mengambil sekaleng kola dingin di sana. Setelah makanan dan minuman sudah berada di tangan, Naka berjalan menuju meja teman-temannya.

"Lathan mana, deh?" Itu pertanyaan yang Naka lontarkan ketika dirinya sampai di meja bagian pojok. Di sana hanya ada Jemi dan Raven yang masing-masing tengah menikmati semangkuk bakso.

"Biasa, ngebucin," jawab Raven lugas.

"Tuh, anak kesambet apaan, deh? Beberapa hari ini nyamperin si Ratusha dulu."

"Ratusha siapa, Ka?" Jemi bertanya dengan wajah polos.

Naka terlebih dulu menggigit kebabnya lantas menjawab, "Queensha."

Hello, Mars! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang