17. "I'll Find You, Keysha."

96 11 0
                                    

"Tapi lo yakin kalo mereka beneran pacaran?"

Tidak langsung menjawab pertanyaan Naya, Keysha terlebih dahulu menyeruput cokelat panasnya dengan raut wajah serius. Setelah cairan manis itu melewati kerongkongan, dia mulai bersuara, "Mereka kayak deket banget. Apalagi kalau bukan pacaran?"

"Tsk, selagi nggak ada berita fakta yang tersebar, lo jangan narik kesimpulan sendiri dong, Key," ujar Naya dengan nada greget. Perempuan itu mencomot bakwan dari piring dan menyuap satu gigitan ke mulut.

Saat ini, keduanya tengah menghabiskan sore dengan bersantai di taman belakang rumah Naya. Di sana ada gazebo yang dikelilingi tanaman, semakin membuat suasana menjadi nyaman untuk dijadikan tempat mengobrol.

"Yakin aja deh gue, biar nggak sakit hati," putus Keysha seraya menghela napas.

"Jadi ... lo ceritanya udah suka, ya, sama tuh cowok?" tanya Naya dengan nada menggoda. Membuat Keysha jadi uring-uringan sejenak. Tidak langsung menjawab, dia ikut-ikutan mencomot bakwan, menyuapkan satu gigitan setelah dicocol sambal terasi.

"Belum terlalu gimana-gimana, sih, Nay. Tapi udah harus ambil langkah mundur yang jauh biar nggak keterusan."

"Tapi gue nggak yakin kalau Naka sama Ayla itu ada hubungan."

"Dengan Ayla yang nemenin Naka main futsal itu lo masih belum yakin, Nay?"

Naya langsung terdiam. Ikut berpikir sejenak. Merasa kalau dia tidak mempunyai pembenaran lagi mengenai Naka, akhirnya Naya mengangguk saja. Ikut menyetujui. Di sini dia juga tidak ahli dengan masalah beginian.

"Gue dukung apapun yang sedang lo lakuin, Key. Meski sekarang lo lagi jauhin Naka sekali pun."

"Gue nggak salah, 'kan?"

Hening sebentar. Sebelum kemudian Naya kembali bersuara, "Gue harap enggak."

Karena dengan menjauhi Naka, Keysha merasa dia bisa menghindari sakit hati akibat pengharapannya yang telanjur pada cowok itu. Jangan sampai aksinya sekarang bisa membuat dirinya menyesal. Keysha hanya berharap semoga apa yang sedang dilakukannya, adalah hal yang benar. Langkah yang tepat.

"Lagian, Nay ... si Naka juga seringnya bareng Ayla kemana-mana. Berangkat sekolah, ditemenin futsal, sama ... kadang juga terlihat bareng kalau di sekolah. Di kantin, deket tangga, dan di parkiran," lanjut Keysha lagi. Naya maju dan mendaratkan tangannya di pundak sahabatnya itu. Menepuk beberapa kali dan mengirim sebuah senyum menenangkan.

"Belum terlalu terlambat kalau emang mau berhenti."

Keysha tahu itu. Tapi mengapa ada sesuatu di dasar hatinya yang serasa tidak ikhlas jika dirinya benar-benar berhenti.

Tunggu!

Apa ... dia memang sudah betul-betul masuk pada tahap menyukai Naka?

Keysha menggeleng pelan. Ini benar-benar bahaya.

*

Tadinya Keysha ingin ikut Naya ke gimnasium. Melihat latihan rutin Dafa di sana. Namun, semuanya batal sebab perutnya yang berbunyi minta diisi. Saat jam istirahat pertama dan kedua tadi, dia memang belum makan apa-apa. Tadi Keysha sibuk menyelesaikan soal Matematika yang lumayan rumit.

Naya pun sudah menawarkan ingin menemani Keysha makan terlebih dulu, tetapi ditolak. Keysha tidak ingin gara-gara dirinya, Naya kena semprot dari Dafa. Jadi setelah berpisah dengan Naya, Keysha berjalan menyusuri pinggir lapangan menuju arah pintu gerbang.

Tangan gadis itu sibuk menggulir layar ponsel. Melihat-lihat daftar menu makanan yang bisa membuat perutnya terselamatkan dari kelaparan.

Hello, Mars! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang