25. Mars dan Titik Empat

85 7 0
                                    

Jam olahraga berakhir. Bersamaan dengan itu, bel istirahat pertama berbunyi. Para murid kelas 11 IPA 2 mulai meninggalkan gimnasium yang tadi dipakai untuk kelas olahraga bulu tangkis. Kelompok pun terpecah, ada yang berjalan langsung menuju kelas. Dan sebagian besarnya memilih langsung ke kantin saja.

Keysha dan Naya termasuk kelompok 'langsung ke kelas'. Keduanya memilih untuk berganti pakaian terlebih dahulu sebelum kemudian nanti ke kantin.

Sesampainya di kelas, keduanya hanya mengambil totebag masing-masing yang berisi seragam dan perintilan lainnya.

"Sumpah, Nay! Gue pengen mandi aja rasanya. Gerah banget," ujar Keysha heboh ketika keduanya kembali keluar dari kelas. Mereka berencana untuk berganti pakaian di toilet gedung guru. Karena biasanya di sana lebih sepi.

"Nanti beli es banyak-banyak, deh. Gue juga lagi gerah banget."

"Es serutnya Mang Iman kayaknya enak."

Naya mengangguk-angguk. "Atau es durian."

"Oh, enggak. Es potong cokelat lebih maknyus, Nay!"

"Iya, sih. Tapi lebih seger yang ada kuahnya nggak, sih? Es dawetlah, ya~"

"Ih, bener!"

Sedang serunya membahas jenis es apa yang akan keduanya beli nanti, mereka sampai tidak sadar jika di belakangnya sudah ada sosok Naka dengan tawa geli karena mendengar obrolan mereka.

"Tapi, Nay, kayaknya lebih baik kita beli es campur aja, 'kan? Lebih rame, porsinya juga agak gede," ujar Keysha lagi.

"Iya, sih. Ah, pokoknya nanti di kiosnya Mang Iman, kita beli deh tuh macem-macem es yang dijual," sahut Naya dengan semangat. Mendengar itu, Keysha tanpa sadar meneguk ludah. Di kepalanya sudah terbayang es segar itu melewati tenggorokan.

"Ayo, deh, buru! Kita harus ke kantin secepatnya!" Baru saja Keysha ingin menarik Naya untuk mempercepat langkah, sosok Naka langsung menghadang mereka.

Hampir saja kepala Keysha terantuk dagu cowok itu jika tidak mengerem laju lebih cepat. Gadis tersebut mendongak dan mengernyitkan kening ketika melihat sosok itu di sana.

"Naka? Ih, ngapain di sini? Lo ... mau ngintip, ya?"

Tuk. Naka menyentil kening Keysha pelan. "Sembarangan."

"Terus? Kalau nggak mau ngintip, ngapain ngikutin kita?"

Naka terkekeh geli, lantas menyodorkan sekantong kresek yang entah apa isinya. "Tadi pas kelas kalian baru aja keluar dari gimnasium, gue langsung ke kantin. Beliin itu."

Dengan buru-buru, Keysha mengintip isinya. Senyum cerah langsung mengembang di sana. Bagaimana tidak? Baru saja mereka membahas es, kini makanan itu sudah di depan mata.

"Wah, ada banyak jenis es!" seru Naya riang ketika ikutan melihat isi kantong kresek tersebut.

"Kalau nunggu kalian ganti baju dulu, keburu diborong sama yang lain," ujar Naka.

"Makasih, ya, Ka. Lo cowok idaman banget, deh. Pantes si Keysha kepincut. Act of service lo nggak ada lawan," komentar Naya tulus. Membuat Keysha di sampingnya hanya tersenyum malu-malu.

Naka hanya mengulas senyum. "Ya udah, kalian buruan ganti baju. Esnya diambil aja, ya? Ntar langsung ke kantin. Nanti gue jagain meja."

"Oke. Makasih sekali lagi, ya, Ka."

Setelah ucapan terima kasih Naya dan anggukan Naka, ketiganya berpisah dengan Keysha dan Naya yang tetap bersama.

"Ampun deh, Nay. Si Naka rese banget bikin gue makin jatuh hati," ujar Keysha meledak-ledak. Meski begitu, senyuman lebar terpatri di kedua sudut bibirnya.

Hello, Mars! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang