Bab 005

513 88 0
                                    

Renjun langsung menusuk kepala Zombie meskipun dirinya sudah terluka dimana-mana, dan tubuh Zombie tersebut langsung jatuh ke tanah. Melihat Zombie yang tidak ada habisnya membuat dirinya kelelahan, apalagi penglihatannya semakin kabur. Karena insting tubuhnya telah terlatih sejak kecil, ia dapat bertahan dari segala macam bahaya tapi kali ini sepertinya ia akan mati karena Virus Zombie.

Nalurinya memberi tahu dirinya untuk tetap bertahan, hingga suara seorang seperti anak remaja terdengar di belakangnya. Renjun baru ingat jika dirinya sedang mengejar seseorang. Dia pun menoleh untuk melihat anak remaja dengan tudung jubahnya yang sudah tebuka memperlihatkan wajahnya yang cantik tapi kekanakan-kanakan dengan rambut hitam pekatnya yang di hiasi oleh kilau cahaya matahari.

"Menyerahlah, kamu sudah Game over!" Ucap anak remaja di belakangnya dengan sorot mata yang dingin.

Lalu anak tersebut melangkah maju hingga sebuah  panas es entah muncul dari mana seperti menguap di udara kemudian memedat menjadi es langsung menusuk kepala Zombie yang tak terhitung jumlahnya. Terlihat tumpukan mayat Zombie seperti gunung dengan bau busuk yang menyengat. Pintu masuk ke atas di segel dengan balok Es agar Zombie tidak dapat masuk ke dalam.

Melihat Ratusan jatuh dan tidak ada yang muncul membuat tubuh tegang Renjun sedikit rileks, ia pun langsung jatuh dan bersadar pada tembok pagar atap. Menatap Ramaja di depannya dengan mata linglung. Merasakan tatapan pihak lain, anak remaja tersebut melihat ke arahnya dengan tatapan tidak senang dan kemudian melangkah mendekat.

"Yak! Apa kau bodoh?" Tanyanya, "Jika kamu tidak mengejar ku, kamu tidak akan terluka."

Melihat suara pihak lain yang mengoceh, entah kenapa membuat sudut bibir Renjun naik ke atas.

"Kenapa kamu tersenyum? Apa otak mu menjadi tidak waras?"

Renjun tidak menjawab hanya terdiam merasakan sensasi nyeri di sekujur tubuhnya yang mati rasa. Melihatnya tidak menjawab Raffael merasa otaknya akan pecah.

"Ahk sial! Apakah kamu punya Vaksin Virus-D?"

Renjun tertegun menatap wajah pihak lain, kemudian menggelengkan kepalanya.

"Tidak." Jawabnya.

Jika dirinya punya vaksin maka mungkin Renjun akan langsung memakainya, dimana ada vaksin di dunia yang hancur ini. Apalagi kejadian ini tidak terduga sama sekali, ya mungkin nyawanya akan selesai sekarang juga.

Urat di wajahnya entah kenapa sangat merasa tertekan. Renjun hanya dapat melihat pihak lain sering mengubah wajahnya secara tiba-tiba. Entah apa yang di pikirkan anak di depannya.

Namun yang tidak di ketahui Huang Renjun adalah bahwa, anak misterius tersebut sedang berdebat dengan sistem tentang membeli Vaksin Virus-D.
"Apakah semahal itu?"

[Sistem: Tidak ini sangat murah hanya 1000 poin.] Jawab suara mekanis yang dingin.

"Sial kenapa kamu begitu pelit? Kamu sangat pelit, Vaksin seharga 1000 poin? Apa kamu buta? Aku mendapat poin dengan hidup mati ku di pelanet lain."

[Sistem: Tapi, bukankah tuan sangat kaya? Tuan jarang membeli barang di toko saya, dan tuan sudah menabung begitu banyak poin juga jarang berbelanja, harga 1000 poin sangat murah.]

"Kau, sistem kurang ajar!"

Jelas poinnya sudah akan menipis karena belanja berbagai kebutuhan untuk membeli robot dan berbagai alat teknologi canggih yang dia simpan di bawah tanah dan gedung miliknya.

Merasa tertekan ia pun langsung meng-klik tanda ok hingga sebuah kotak muncul entah datang dari mana di depan mata Renjun yang membuatnya terkejut. Melihat anak tersebut membuka kotak dengan sidik jarinya, tutup kotak langsung terbuka dan asap mengepul seperti kotak es terlihat di dalamnya ada sebuah jarum dan juga botol kaca kecil.

Renjun melihat anak itu mengambil suntikan dan botol kemudian memasukkan jarum suntik menarik cairan di dalamnya yang berwarna merah cerah. Renjun menatap anak tersebut yang kini menatap ke arahnya. Pihak lain langsung merobek baju miliknya di sekitar bahu yang terluka, dan menusukkan jarum di bahunya. Tubuh Huang Renjun menegang.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Huang Renjun dengan dingin.

"Membunuh mu!" Jawab pihak lain, hingga cairan dalam suntikan tersebut telah masuk ke dalam tubuhnya. Pihak lain langsung membuangnya ke dalam kotak.

Melihat anak tersebut masih sibuk dan dari sudut pandang Renjun, anak remaja itu mengeluarkan sebuah bilah es dan memotong daging busuk di bahunya membuat Renjun mengerutkan kening merasakan bilah sedingin es. Daging busuk telah di potong, bilah es tersebut berubah menjadi air yang masuk ke dalam tubuh melaui kulit yang terluka dan telapak tangan anak tersebut di letakan di tempat bahu miliknya.

Dalam hitungan detik luka tersebut sembuh hanya menyisakan kulit kemerahan, napas pihak lain tidak setabil. Renjun langsung melihat wajah pucat pihak lain, wajahnya berkerut dengan bibir mengerucut seperti sedang menahan sesuatu hingga tabuh anak tersebut jatuh membuat Renjun langsung menahannya dalam pelukannya.

TBC

"Lee Jeno"As"Jenovis Hefallistion"Salah satu rekan yang akan bergabung dengan kedua MC kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lee Jeno"
As
"Jenovis Hefallistion"
Salah satu rekan yang akan bergabung dengan kedua MC kita.
Sahabat Jaemin dan Mark.
Sebelum Kiamat datang ia adalah detektif di kepolisian yang sering memecahkan kasus pembunuhan.
Kekuatan yang dia miliki yaitu Logam, bisa membuat apa saja dari partikel logam.
Dia yang akan menjadi ketua di keamanan kota H di masa depan.

SURVIVAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang