Bab 012

330 62 1
                                    

Sudah 1 Minggu sejak  terjadinya mimpi buruk. Untungnya manusia cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, bahkan pembangunan tembok untuk melindungi pangkalan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

Tim yang berpatroli membersihkan beberapa Zombie di sekitar kontruksi pembangunan tembok. Untuk listrik mereka menggunakan energi sinar matahari, karena sejak kejadian tersebut listrik serta sinyal belum beroperasi karena perubahan gelombang elektromagnetik.

Raffael sudah tinggal di kamar yang di sediakan oleh Renjun, padahal dia ingin pulang ke tempat tinggal miliknya. Namun rubah tua yang licik itu terus menahannya, dengan alasan banyak mata yang melihat. Selama beberapa hari ini Raffael sedang menunggu sistem melacak jatuhnya meteor dengan akurat, merasa jenuh tinggal di dalam kamar dan bosan karena terus bermain game, tidur, mandi dan makan tanpa melihat dunia luar membuat otaknya akan panas.

Memikirkan tanah luas di samping gedung miliknya yang belum sempat dia bangun, Raffael pun bangun dari tempat tidurnya dan duduk dengan wajah serius.

"Sistem bisakah aku membuat rumah kaca dan perternakan?"

Sistem yang sedang asik menonton film kini merasa kesal karena pernyataan bodoh tuanya.

[Sistem: Tentu saja tuan bisa membuatnya, karena tanah seluruh wilayah pangkalan ini adalah miliki tuan. Hanya saja untuk saat ini jangan terlalu mencolok karena banyak mata.]

Mendengar jawaban mekanis yang terlihat sangat kesal entah kenapa Raffael curiga, "Apakah kamu sedang menonton film?"

Sistem yang ketahuan merasa panik, dan mencoba mengubah topik pembicaraan.

[Sistem: Bagaimana jika tuan memikirkan apa yang akan tuan lakukan pada pangkalan ini untuk kedepannya dari pada memikirkan hal yang akan di larang oleh kapten Renjun.]

"Kenapa kamu menyebut namanya? Sungguh aku sangat kesal mengingat dia terus melarang ku untuk pergi ke bangunan milik ku. Ahkkk menyebalkan! Apalagi aku harus mencari 6 orang lagi dan melatih mereka sungguh misi yang konyol."

[Sistem: Itu juga demi kebaikan tuan.]

"Apa kamu sekarang membelanya?"

[Sistem: Tidak, coba tuan pikirkan apa yang tuan lihat dalam video laporan yang telah tuan tonton selam ini. Bukankah banyak manusia licik yang tersebar di wilayah tanah tuan, bagaimana jika seseorang menculik tuan dan meneliti tuan? Bukankah itu berbahaya.]

Setelah di pikir-pikir, apa yang di katakan sistem ada benarnya. Raffael menganggukkan kepalanya, "Kamu benar, mereka jelas serigala bermata putih sialan! Memonopoli bahan makanan, tempat tinggal, juga orang-orang dengan kekuatan kuat."

[Sistem: Jadi tuan lebih baik membantu kapten Renjun untuk sementara waktu dan menghindari mata orang lain. Jangan lupa jubah milik tuan harus di ganti dengan jubah polos tidak ada pola teratai putih karena ada sebagian dari mereka yang datang ke sini untuk mencari tuan.]

"Baiklah aku akan memakai jubah polos berwarna hitam, tapi kenapa aku harus membantu rubah licik itu? Aku tidak peduli, aku hanya akan menonton lelucon mereka untuk sementara waktu dan tidak akan ikut campur dalam urusan mereka."

Sistem melihat tuannya yang tertekan karena tidak bisa melakukan hal-hal yang dia inginkan, tapi ada benarnya lebih baik untuk menonton apa yang akan terjadi. Karena tuan sudah mencoba mengingatkan mereka, bahkan menyiapkan tempat ini untuk orang yang selamat. Jadi untuk sementara waktu lebih baik menonton sampai semuanya aman.

[Sistem: Baiklah kalo begitu, aku mengerti lalu kenapa tuan tidak berburu Zombie saja, mengumpulkan poin dan inti kristal lebih baik dari pada diam. Proses data masih setengah jalan untuk mengetahui tempat meteor jatuh. Dan tuan juga bisa melihat lingkungan di sekitar pangkalan, apa yang terjadi pada Zombie untuk melihat apakah sudah ada Zombie level 2.]

Mendengar saran dari sistem mau tidak mau membuat mata Raffael langsung berbinar, ia langsung bangun dari tempat tidur. Mengambil jubah hitam polos miliknya dan berjalan keluar dari ruangan dengan langkah yang bahagia.

Jelas Renjun tidak tahu kekacauan apa yang akan di lakukan oleh Raffael, karena dia sedang duduk di antara para penjabat dan kapten tim Lion di ruang rapat. Dengan wajah yang tertutup topeng, kedua mata yang terkulai jelas dia lelah mendengar mereka berdebat.

Tidak ada hentinya, karena jelas Renjun paham mereka hanya ingin kekuasaan dan keamanan mereka sendiri bahkan tidak peduli dengan masyarakat yang selamat. Debat terus berlanjut tanpa henti, Renjun terus melirik satu persatu wajah mereka hingga matanya bertemu dengan kapten tim Lion.

Dia adalah cucu dari Jenderal Betrus, ayahnya merupakan seorang Mayor Jenderal, ibunya adalah seorang peneliti.  Dia kapten Lion dengan nama Dareum Von Betrus yang memiliki kekuatan api. Dia sekarang adalah seorang Letnan, merupakan hal membuat iri orang lain. Namun bagi Renjun dia tidak iri sama sekali.

Ketika tatapan mereka bertemu, Dareum tersenyum ke arah Renjun yang membuatnya semakin jijik. Jelas dia sedang mengejek Renjun, ini bukan sekali atau dua kali. Karena Dareum sering melakukannya, apalagi Renjun tahu apa yang di lakukan wajah sialan ini di depannya ketika dia masih kecil.

Renjun tetap menatap dengan wajah dingin tanpa angkat bicara, waktu cepat berlalu sampai akhirnya rapat berakhir dengan keputusan untuk membangun lahan pertanian serta perternakan terlebih dahulu karena bahan makanan mereka akan semakin tipis. Apalagi tim yang di bentuk untuk mencari kebutuhan sehari-hari belum tentu bisa pulang dengan selamat.

Ketika Renjun bangun dari tempat duduk dan siapa untuk melangkah keluar, dia mendengar suara dari belakang dengan tawa menghina.

"Cik apakah ini yang memiliki kekuatan yang di sebut langka itu." Ejeknya.

Renjun mengabaikannya dan tidak peduli sama sekali.

"Kenapa kamu terus mengabaikan ku? Ini jelas reuni di antara kita karena sejak misi itu kami belum bertemu."

Renjun tetap tidak peduli dan mencoba untuk membuka pintu.

"Hah kamu benar sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal."

Langkah Renjun terhenti lalu menoleh ke arah Dareum dengan tatapan tenang.

"Aku benci tatapan matamu itu karena mirip dengan anak sialan yang menjijikkan!" Dareum melangkah mendekat dengan langkah yang santai.

"Kalo aku ingat dengan jelas anak itu di kirim ke luar negeri setelah kakek tercintanya meninggal, kalo tidak salah nama anak itu Renjun Venetiaan. Cucu dari Jenderal Besar Venetian, setelah keluarganya jatuh dia dikirim ke luar Negeri tapi aku baru tahu ternyata Jenderal Besar membuat tim inteljen rahasia dengan Presiden bahkan data mereka tidak bisa di lacak."

Renjun tetap diam mendengarkan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Bahkan selama dunia yang kacau ini keluarga ku tidak bisa melacak anak itu, mungkinkah di lindungi oleh tim mu? Atau mati menjadi Zombie? Ahk aku ingat mendengar laporan jika kamu menyembunyikannya seseorang di gedung ini bahkan membuat anggota tim ku mundur karena mencoba untuk masuk ke dalam gedung seseorang."

Mendengar Dareum menyebutkan seseorang yang di maksud adalah Raffael, mata Renjun langsung dingin. Suhu di ruangan tersebut turun secara drastis, tidak masalah jika Dareum mencoba untuk mencari masalah dengannya. Namun jika dia menyentuh Raffael atau mengancam dirinya menggunakan Raffael jelas Renjun tidak akan tinggal diam.

"Apa kamu sudah selesai meludahkan semua omong kosong mu?" Tanya Renjun dengan dingin.

"Wah kamu akhirnya berbicara setelah aku menyebut seseorang yang kamu sembunyikan, apa orang itu adalah Renjun? Sungguh aku ingin melihatnya, karena orang yang melihat dia hanya menggunakan jubah dan wajahnya tidak jelas namun ada yang bilang dia cantik."

"Berhentilah bicara omong kosong, dia bukan orang yang kamu cari! Ini adalah peringatan, jika kamu menyentuhnya kamu akan mati!"

Setelah mengatakan itu Renjun langsung meninggalkan aula rapat, meninggalkan Dareum yang masih tertegun kemudian tertawa terbahak-bahak.

TBC

SURVIVAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang