Bab 022

250 50 4
                                    

Dareum sedang menatap langit berwana semerah darah dari balik jendela, gumpalan awan gelap dengan langit berwana merah darah. Hujan terus menerus melanda Kota H bahkan bukan hanya Kota H saja tapi itu terjadi di setiap Kota.

Sudah lebih dari tiga hari hujan deras terus menerus, ini sangat tidak baik apalagi tempat mereka berada dekat dengan sungai yang  berasal dari pegunungan ini akan terus meluap ke daratan yang mengakibatkan banjir. Apalagi drone tidak bisa terbang karena cuaca tidak mendukung, akibatnya tim mereka tidak bisa memantau keadaan sekitar.

Para penjabat tinggi sudah mulai mengeluh, karena kontruksi pembangunan tembok berhenti juga ladang yang sedang mereka kelola menjadi hancur. Tidak ada yang sesuai rencana mereka, karena semuanya menjadi hancur karena cuaca tidak mendukung.

Kemudian terdengar suara ketukan yang menyadarkan kembali dirinya dari lamunan.

Ketuk , ketuk, ketuk.

"Masuk."

Tanpa menoleh Dareum bisa mendengar pintu terbuka, dan seseorang masuk.

"Lapor Letnan, di sebelah barat dan selatan menurut anggota pengintai mereka melihat ribuan Zombie menuju ke pangkalan dengan langkah yang cepat."

Dareum mengerutkan kening, "Ribuan Zombie? Apa mereka akan mengepung tempat ini? Dalam cuaca yang buruk? Sungguh lelucon."

Anggota yang sedang melapor tidak menjawab, hanya diam menunggu perintah selanjutnya. Dia bisa merasakan atasannya sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Apakah ada kabar dari anak Gradin?" Tanyanya.

"Kami sudah melacak keberadaan mereka namun tidak ada jejak setelah misi hari itu."

Dareum semakin mengerutkan kening, "Dimana terakhir dia terlihat?"

"Di gerbang masuk, setelah itu mereka tidak pernah terlihat dimana pun."

"Sial! Ayahnya dan kantor pusat penelitian sedang mencarinya untuk bergabung dengan tim penelitian Vaksin."

Dengan ragu bawahnya bertanya, "Lalu apa yang haru kami lakukan?"

Dareum tidak menjawab tapi bertanya, "Lalu apa yang di lakukan grup Black Wolf?"

"Mereka membantu warga ke tempat yang aman, dan tidak ada tanda-tanda pergerakan apapun."

Dareum mengangguk paham, "Lalu apakah ada tanda-tanda seseorang memasuki gedung yang mencurigakan itu? Atau sudahkah kamu mendapatkan kabar tentang Teratai putih?"

"Sepertinya gedung tersebut kini di tinggali oleh grup Black Wolf, kami tidak bisa masuk karena keamanannya yang ketat. Sepertinya gedung itu adalah tempat rahasia mereka yang tidak kami ketahui selama ini dari apa yang kami liat." Jedanya, "Untuk orang yang di sebut teratai putih kami belum menemukan mereka, tidak ada yang tahu orang itu meskipun pemerintah mencarinya karena masa depan yang dia ramalkan tidak ada tanda-tanda apapun."

Dareum sedang dalam perenungan yang dalam, kemudian tersenyum cerah. "Menarik sekali, orang yang misterius setelah membuat laporannya seperti lelucon kemudian menjadi kenyataan dan dia menghilang seperti debu."

"Baiklah kumpulan orang-orang yang akan ikut kami ke kota Pusat, tempat ini sudah tidak ada artinya untuk tetap tinggal. Apalagi menurut laporan tadi pagi seseorang dengan tanda mual, demam, dan runyam sepertinya akan ada wabah melanda lebih baik kita cepat pergi sebelum terjadi pengepungan Zombie."

"Baik!"

"Lalu kumpulan pada jam delapan malam di atas gedung karena kita akan pergi melalui udara bukan darat."

"Siap laksanakan!"

"Baiklah itu saja."

Setelah mendapatkan perintah, orang tersebut meninggalkannya di ruangan sendirian dalam perenungan yang dalam. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan, hingga senyum licik terlihat di wajahnya.

"Ini semakin menarik bukan? Apakah kamu akan bertahan hidup atau mati terkubur di tempat ini?" Ucap Dareum, "Sungguh markas yang tersembunyi kini di ketahui ternyata di sini kalian selama ini? Pantas tidak ada yang tahu."

Meski begitu tidak ada yang tahu jika seekor robot berbentuk lalat sedang terbang, memantau seluruh percakapan mereka berdua. Di balik layar Raffael tertawaan kesal melihat lelucon yang sedang di sajikan di depan layar besar.

"Wahhh gila! Sungguh orang sinting tidak tahu malu! Persetan dengan ayah mu!" Umpatnya dengan kesal.

Sistem yang melihat tuannya terus mengumpat dengan kesal hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena ini selalu terjadi.

[Sistem: Lalu apa yang akan tuan lakukan sekarang?]

"Biarkan mereka pergi!"

Sistem bingung dengan cara pola pikir tuanya.

[Sistem: Kenapa mereka harus pergi? Apa tuan tidak akan membunuh mereka?]

Raffael sedang menatap wajah Dareum dengan mata dingin, "Ini bukan saatnya, dia masih berguna untuk di jadikan bidak sebelum membuangnya."

[Sistem: Apa yang berguna?]

"Menempelkan alat pelacak serta kamera pengintai, bukannya dia cucu Jenderal itu? Aku yakin mereka sedang melakukan sesuatu, apakah Vaksin mereka akan berhasil? Tentu saja tidak karena mereka tidak tahu apa bahannya termasuk buah pohon kehidupan."

Sistem terdiam dengan otak tuannya yang licik seperti iblis, sungguh bukan lelucon meski tuannya seperti anak kecil tapi pola pikirnya mengerikan.

[Sistem: Baiklah jika memang maunya seperti itu.]

"Tapi kita harus mengirim mereka dengan selamat, bagaimana kalo kita beri mereka kejutan?" Raffael tersenyum licik yang membuat sistem merinding.

[Sistem: Tuan tolong singkirkan senyum licik itu dan jangan coba-coba membuat lelucon tidak berguna.]

"Cik, sungguh tidak berguna! Bukankah mereka sedang mencari aku? Karena aku adalah teratai putih lebih baik aku muncul dengan wajah yang tertutup topeng kemudian duarrr mereka kaget."

[Sistem: Tapi kapten Renjun tidak akan mengizinkan mu keluar tuan.]

Raffael terdiam, sungguh dia baru ingat jika ada seseorang yang menyebalkan. Ini bukan pertama kalinya dia tidak bisa keluar melakukan sesuatu sesuka hati karena ada iblis sialan.

"AHK KENAPA KAMU TIDAK MUSNAH SAJA RUBAH TUA LICIK!"

Raungan suara Raffael bergema di ruang bawah tanah yang membuat beberapa anggota tim Black Wolf tertegun ketika sedang melakukan latihan. Renjun yang berada di lantai 11, bersin tiga kali membuat Haechan terdiam.

"Kapten apa kamu masuk angin?" Tanyanya.

"Tidak, hanya merinding seperti seseorang mengumpat." Gumamnya.

Kemudian mereka kembali melihat ke layar pengintai, untuk melihat seluruh gedung dan sekitarnya. Mereka tidak bisa keluar karena hujan deras, hanya beberapa anggota yang di jadwalkan untuk melindungi warga dan mengatur sekitarnya.

TBC

SURVIVAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang