Bab 016

268 55 0
                                    

Mereka hanya saling menatap satu sama lain, tidak ada percakapan. Dan suasana di antara mereka sangat sunyi.

"Bolehkah aku masuk?"

Suara jernih itu memecahkan keheningan, membuat mereka berempat menganggukkan kepalanya tanpa sadar.
Raffael langsung masuk ke dalam ruangan, lalu tatapannya jatuh pada tubuh Jisung yang meringkuk di sudut. Melewati mereka bertiga yang masih menatap ke arahnya,  Raffael mendekat dengan sangat santai, matanya yang jernih jatuh pada luka di pergelangan tangannya.

"Sudah berapa jam di terluka?"

Chenle yang berdiri di samping tubuh Jisung langsung tersadar dan menjawab pertanyaan Raffael, "3 jam yang lalu."

Setelah mendapatkan apa yang ingin dia ketahui, Raffael langsung berjongkok.

"Bisakah kamu menyingkir?" Tanya Raffael tanpa menoleh ke arah Chenle.

Menatap curiga pada pihak lain, Chenle menarik tubuh Jisung yang membuat Raffael semakin kesal dan menatap ke arahnya dengan tatapan tajam seperti bilah pedang.

"Apakah kamu tidak ingin menyelamatkannya? Atau haruskah aku bunuh bibit yang akan menjadi Zombie level tiga ini?" Tanya Raffael dengan kejam.

Tertegun dengan kata-kata yang di lontarkan Raffael, Chenle memeluk erat tubuh Jisung. Melihatnya seperti ini, Raffael merasa dia akan naik darah tinggi. Dia pun menggunakan tanaman merambat miliknya yang kini masuk melalui pintu, membuat semua orang tercengang dengan pemandangan di depan matanya.

"Jangan salahkan aku berbuat kasar!"

Setelah peringatan itu jatuh, tanaman mawar tersebut menarik tubuh Chenle hingga terpisah dari tubuh Jisung. Membuatnya semakin marah dan kesal pada apa yang di lakukan oleh Raffael.

"Kamu sialan! Apa yang kamu coba lakukan pada tubuh temanku?" Raung Chenle.

Raffael mengabaikannya, kemudian membuat kubah es di antara dirinya dan Jisung agar pihak luar tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Melihat kubah es di depan mereka berempat, membuat mereka waspada.

Raffael mengeluarkan sebuah kotak yang sama dengan yang terakhir kali ia gunakan untuk menyembuhkan Renjun. Mengeluarkan isinya dan menyuntikan Vaksin Virus-D pada tangan Jisung yang terluka. Raffael langsung memotong kulit yang sudah membusuk tersebut dan memasukan air mutan miliknya ke dalam luka tersebut.

Lukanya kini telah sembuh dan pulih dengan hitungan detik hanya menyisakan kulit berwarna merah pucat. Wajah Jisung yang tadinya seperti mayat kini telah mendapatkan kembali darahnya meski belum sadarkan diri. Semua orang yang menunggu di luar kini melihat kubah es itu menghilang seperti debu..

Raffael berdiri dan menatap ke arah Chenle dengan mata yang tenang.

"Dia akan hidup tinggal demamnya saja, tolong hati-hati lain kali ketika berhadapan dengan Zombie Level dua." Ucap Rafael, melepaskan ikatan tanaman pada tahun tubuhnya.

Chenle langsung menatap tajam ke arahnya dan berlari memeluk tubuh Jisung yang kini sudah baik-baik saja, bahkan luka yang di gigit oleh Zombie telah sembuh. Membuat dirinya tertegun dan menatap ke arah Raffael dengan tatapan linglung.

Tidak ada hal lain yang perlu Raffael lakukan di sini, karena tugasnya telah selesai. Maka ia pun berjalan menuju pintu keluar dengan langkah santai yang alami seperti terakhir kali dia masuk.

Melewati mereka bertiga yang menatapnya dengan tatapan rumit. Dengan bunyi Klik terdengar sebuah suara retakan dari luar gedung, Mark dapat melihat dengan jelas Zombie yang tadinya seperti patung Es kini menjadi butiran Es.

Dan sebuah tanaman merambat yang entah muncul dari mana memasuki sesuatu seperti kristal pada sebuah kotak berawan hitam, Raffael masih berdiri di luar sambil menunggu tanaman merambat mengumpulkan inti kristal.

Melihat kotak tersebut telah terisi penuh dengan kristal. Raffael langsung menutupi dan mengunci kotak tersebut, ia berbalik menatap yang lain dengan wajah pucatnya.

"Zombie telah di bersihkan, kalian bisa keluar dan mengumpulkan apa yang sedang kalian cari. Tapi jika bertemu dengan Zombie di jalan saat pulang tolong ambil inti kristal dari otak Zombie dan hancur Zombie tersebut agar mereka tidak memakan dagingnya dan Kristal untuk mencegah Zombie berevolusi alias naik level."

Setelah selesai bicara Raffael langsung melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih bingung karena kejutan yang mengeringkan. Bertemu dengan orang yang memiliki dua kemampuan aneh yang tidak ilmiah.

"Apakah ini mimpi?" Tanya Jeno.

"Tidak." Jawab Jaemin sambil mencubit tangannya dan meringis.

"Ini jelas bukan mimpi, ini nyata." Gumam, "Dia sangat kuat."

"Tidak hanya kuat, tapi dia juga menyembuhkan Jisung." Gumam Chenle yang langsung menarik perhatian ketiganya.

"Apa yang kamu katakan?" Tanya Jaemin dengan tidak percaya.

Chenle menjawab dengan linglung karena masih tidak percaya, "Jisung sembuh."

Jaemin langsung menghampirinya dan memeriksa denyut nadi Jisung, matanya langsung menyipit.

"Dia benar sembuh." Ucapnya.

Mendengar penjelasan dari Jaemin jelas ini tidak semudah yang mereka bayangkan, masalah ini tidak bisa di ceritakan ke sembarang orang. Mungkin orang tidak akan percaya meski mereka mengatakan yang sebenarnya, tapi masalahnya adalah orang tersebut telah menyelamatkan mereka dari bahaya.

"Lebih baik kita rahasiakan ini dari laporan yang akan kita buat nanti." Ucap Mark kepada mereka semua, "Jelas orang itu tidak terdata oleh militer, artinya dia sengaja menyembunyikan kekuatan miliknya."

Semuanya mengangguk paham dengan apa yang di katakan Mark, pasti ada alasan kenapa orang itu menyembunyikan kekuatannya dari pihak militer. Chenle langsung menggendong tubuh Jisung di punggungnya, dan melihat ke arah mereka.

"Kalian bertiga lebih baik kita cepat kumpulkan barang-barang dan pulang."

Ketiganya langsung mengangguk paham, kemudian mengumpulkan barang-barang ke dalam mobil. Meskipun ada beberapa Zombie tapi tidak sebanyak ketika mereka datang, dan mereka pun membunuh Zombie menggunakan kekuatan mereka tanpa senapan agar tidak menarik banyak Zombie.

Sesuai keterangan Raffael mereka menggali otak Zombie yang membuat Mark muntah tidak henti-hentinya, mereka menemukan inti kristal yang di sebutkan oleh Raffael, mengumpulkannya dengan di satu tas dan membakar tubuh Zombie menggunakan kekuatan api milik Mark hingga menjadi debu. Melihat mobil truk yag mereka bawa penuh, kelimanya langsung pulang menuju komunitas dengan selamat.

TBC

SURVIVAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang